Lompat ke isi

Hipertrofi otot

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 4 Juni 2012 07.14 oleh Fabi Fuu 76 (bicara | kontrib) (Fabi Fuu 76 memindahkan halaman Hipertropi otot ke Hipertrofi otot: karena tidak sesuai dengan ejaan yang disempurnakan)

Hipertrofi otot adalah peningkatan ukuran dari sel-sel otot. Ini berbeda dari hiperplasia otot, yang adalah pembentukan sel-sel otot baru.

Rangsangan Hipertrofi

Segolongan rangsangan bisa meningkatkan volume sel-sel otot. Perubahan ini terjadi sebagai respon adapatif yang berfungsi meningkatkan kemampuan untuk membangkitkan tenaga atau menahan kelelahan dalam kondisi anaerobik.

Faktor yang mempengaruhi hipertrofi

Beberapa faktor biologis seperti umur dan nutrisi bisa mempengaruhi hipertrofi otot. Selama lelaki dalam pubertas, hipertrofi terjadi pada kecepatan yang meningkat. Hipertrofi alami normalnya berhenti pada pertumbuhan maksimal pada remaja akhir. Hipertrofi otot bisa ditingkatkan melalui latihan kekuatan dan latihan anaerobik yang berintensitas tinggi serta berdurasi pendek lainnya. Latihan anaerobik yang berdurasi panjang, berintensitas rendah secara umum tidak menghasilkan hipertrofi jaringan yang efektif; malah, atlet daya tahan meningkatkan penyimpanan lemak dan karbohidrat dalam otot, seperti neovaskularisasi. Pada dasarnya perlu suplai asam amino yang cukup untuk menghasilkan hipertrofi otot.

Kontroversi hipertrofi Myofibrillar vs. Sarcoplasma

Dalam komunitas binaraga dan kebugaran dan bahkan dalam buku-buku akademik hipertrofi otot kerangka dideskripsikan dalam satu dari dua jenis: sarcoplasma atau myofibrillar. Mengacu pada teori ini, pada hipertrofi sarcoplasma, volume cairan sarcoplasma dalam sel otot meningkat tanpa diiringi peningkatan pada kekuatan otot, dimana pada hipertrofi myofibrillar, protein kontraktil aktin dan myosin meningkat dalam jumlah dan menambah kekuatan otot dan juga peningkatan kecil pada ukuran otot. Hipertrofi sarcoplasma adalah karakteristik dari otot-otot binaragawan khusus sementara hipertrofi myofibrillar adalah karakteristik dari altet angkat besi Olympic. Dua bentuk adaptasi ini jarang terjadi dengan bergantung sepenuhnya satu sama lain. Seseorang bisa mengalami peningkatan besar-besaran pada cairan diiringi peningkatan sedikit pada protein, peningkatan besar-besaran pada protein diiringi peningkatan kecil pada cairan, atau kombinasi keduanya yang relatif seimbang. Berbeda dengan teori ini perlu dicatat bahwa ketika dilihat dalam mikroskop, otot-otot diisi sepenuhnya dengan myofibrils, tidak peduli apakah otot dari binaraga atau pengangkat besi yang digunakan. Juga, sebenarnya sangat sedikit bukti aktual yang mendukung bahwa bagian non-myofibrillar dari Sarcoplasma pernah berkembang. Lawan dari teori ini menasehatkan bahwa penyebab dari dugaan popular ini adalah dua: Pertama, ini diperoleh dari pemecahan pada penggunaan otot ketika mengukur sintesis protein. Ini adalah teknik dimana protein otot dipisahkan secara biokimia ke dalam pecahan myofibrillar, sarcoplasmic, membrane dan mitokondria untuk sintesis protein. Validitas dari pemisahan ini dengan kurang baik divalidasi dan juga, hasil dari pemecahan ini dan pengukuran sintesis protein isotop stabil sesudahnya yang biasa tidak menunjukan apa-apa tentang kelebihan relatif dari pemecahan protein-protein ini (seperti perubahan pada sintesis protein yang secara definisi relatif (cth. perubahan 50% pada sebuah zat yang terdapat 1% otot masih tidak berarti dalam konteks fisiologi)). Ke-dua, pendukung sarcoplasmic/myofibrillar menggunakan teorinya untuk menjelaskan mengapa bianraga memiliki kekuatan yang relatif tak sebanyak strongman. Tapi teori ini tidak perlu menjelaskan perbedaan ini. Perubahan fisiologi yang berhubungan dengan latihan dengan volume yang sangat tinggi dan kadar kelelahan otot menghasilkan adaptasi neuromuskular yang berbeda dari yang dialami pada latihan kekuatan dengan beban mekanik yang sangat tinggi dan sedikit kelelahan otot.

Dalam olahraga

Contoh dari hipertrofi otot dapat dilihat pada macam-macam olahraga profesional, sebagian besar olahraga yang berhubungan dengan kekuatan seperti tinju, binaraga, rugby, pegulat profesional dan macam-macam bentuk senam. Atlet-atlet ini berlatih secara ekstensif pada kekuatan dan juga latihan daya tahan otot dan kardiovaskular.