Ku Klux Klan
Ku Klux Klan berdiri pada tanggal 24 Desember 1865, yang merupakan sebuah kelompok rasialis ekstrim di Amerika Serikat (AS).
Kelompok ini berkeyakinan bahwa ras kulit putih adalah ras yang terbaik. Mereka mendirikan organisasi tersebut dengan maksud untuk berjuang memberantas kaum kulit hitam dan minoritas di AS seperti Yahudi, Asia dan Katolik Roma. Meskipun kelompok Ku Klux Klan empat tahun setelah berdirinya diumumkan pemerintah AS sebagai organisasi illegal, namun masih tetap menjalankan aksi pembunuhannya terhadap warga kulit hitam. Bahkan, kelompok ini juga menyerang warga kulit putih yang dianggap sebagai pelindung kulit hitam. Aksi Ku Klux Klan memuncang pada dasawarsa 1950-1960-an yang akhirnya memunculkan kelompok perlawanan dari kalangan kulit hitam Amerika dan tokoh tokoh yang menyerukan persamaan hak dan anti rasisme seperti Malcolm X dan Martin Luther King
Namun demikian, hingga kini pemerintah AS dianggap belum pernah melakukan usaha serius untuk memberantas kelompok yang dikatagolrikan berbahaya ini.
Klan pertama
Ku Klux Klan yang pertama didirikan setelah perang sipil berakhir tanggal 24 Desember 1865 oleh enam orang berpendidikan, veteran sekutu kelas menengah.[3] dari Pulaski, Tennessee, yang bosan dengan rutinitasnya sehabis masa perang. Namanya dibangun dengan menggabungkan bahasa Yunani “kyklos” (bulat) dengan “clan” (Klan).[4]
Ku Klux Klan langsung menyebar ke setiap negara bagian di Selatan, mengusung slogan “pemerintahan terror” melawan pemimpin Republik baik berkulit hitam maupun putih. Mereka menyerang para tokoh politik ketika kampanye termasuk anggota kongres Arkansas James M Hinds, tiga anggota legislatif Carolina Selatan dan beberapa orang yang bekerja di badan konstitusional.”[5] dari tahun 1866 sampai 1867, Klan memulai menghancurkan rapat keagamaan warga kulit hitam dan menyerang kediaman kulit hitam pada malam hari untuk mencuri senjata. Beberapa dari aktifitas ini hampir sama dengan kejadian sebelumnya di Tennessee oleh kelompok seperti “Yellow Jacket” dan “RedCaps”.
Pada saat rapat tahun 1867 di Nashville, Tennessee, sebuah usaha dilakukan untuk menciptakan organisasi hirarki dengan membuat sistem, cabang lokal melapor ke pemimpin di daerah, daerah melapor ke distrik, distrik melapor ke negara bagian, dan negara bagian melapor ke kantor pusat nasional. Semua ide tersebut tercantum dalam sebuah dokumen yang disebut “Prescript” (resep) yang ditulis oleh George Gordon, seorang mantan Brigadir Jenderal konfederasi. Prescript termasuk gagasan secara bahasa tentang tujuan utama Ku Klux Klan serta daftar pertanyaan yang akan diajukan ke setiap calon anggota, wawancara dimaksudkan agar tetap fokus menentang Rekonstruksi dan partai Republik. Para calon anggota akan ditanya apakah dia seorang Republik, veteran tentara serikat, atau anggota dari Liga Loyal, apakah dia menentang “kesetaraan dengan kulit hitam baik sosial maupun politik,” dan apakah dia seorang yang memuja “pemerintahan kulit putih”, ”menjaga hak konstitusional kaum Selatan”, ”pemberian hak suara dan emansipasi kulit putih Selatan,” dan “hak yang tak dapat dicabut atas perlindungan diri untuk melawan semua orang yang menggunakan kesewenang-wenangan dan kekuatan yang tidak diizinkan.”[6]
Meskipun hal-hal tersebut dirancang pada rapat tahun 1867. Prescript tersebut tak pernah diterima oleh seluruh unit lokal, mereka pun terus melanjutkan beroperasi secara swatantra dan tak ada lagi daerah, distrik, negara bagian, atau kantor pusat.
Berdasarkan salah satu laporan lisan, suatu saat Gordon pergi menemui mantan pedagang perbudakan dan seorang jenderal sekutu Nathan Bedford Forrest di Memphis, Tennessee dan menceritakan padanya tentang organisasi baru tersebut, yang dibalas oleh Forrest, “Itu suatu hal yang bagus, sangat bagus sekali. Kita bisa menggunakannya untuk mengurung para Negro tetap pada tempatnya berada” [7] beberapa minggu kemudian Forrest diangkat menjadi Grand Wizard, jabatan sebagai pemimpin Klan nasional. Pada beberapa wawancara kemudian, Forrest menolak aturan-aturan bila menjadi pemimpin dan menyatakan dia tak pernah memiliki cara efektif untuk mengontrol setiap sel pada Klan.
Aktivitas organisasi
Klan mencoba mencari cara untuk mengontrol perpolitikan dan sosial para budak, yaitu mencoba mengekang pendidikan kulit hitam, perekonomian, hak pilih dan hak untuk mendapatkan senjata. Bagaimanapun juga, meskipun fokus Klan pada kulit hitam Afrika Amerika, kaum Republik bagian Selatan juga menjadi target taktik intimidasi setannya. Kekerasan adalah maksud dan tujuannya. Sebagai contoh, pada bulan April 1868 saat pemilihan gubernur Georgia, daerah Columbia terhitung 1222 orang memilih Rufus Bullock dari partai Republik, tapi pada saat pemilihan presiden bulan November, di daerah tersebut tercatat hanya ada satu pemilih untuk kandidat dari partai Republik, yaitu Ulysses Grant. [8]
Intimidasi Klan sering pula ditujukan pada para guru sekolah dan mata-mata biro perbudakan federal. Anggota kulit hitam di Liga Loyal juga sering menjadi target penyerbuan Klan. Saat kejadian serupa di Mississippi, berdasarkan kutipan dari kongres [9]
“Salah satu guru tersebut (nyonya Allen dari Illinois), yang letak sekolahnya di Cotton Gin Port di daerah Monroe, didatangi orang tak dikenal…antara jam1-2 pagi di bulan Maret 1871 oleh sekitar 50 orang yang menyamar. Setiap orang mengenakan jubah panjang berwarna putih dan menggunakan penutup kepala dan wajah longgar dengan garis putih berwarna merah tua. Dia diminta untuk bangun dan berpakaian kemudian masuklah Kapten dan Letnannya dengan tambahan tanduk panjang dikepalanya dan memegang beberapa alat. Si Letnan menggenggam pistol lalu duduk disamping si Kapten sementara 8 atau 10 orang berdiri di balik pintu sampai memenuhi beranda. Mereka memperlakukannya “secara sopan dan perlahan” lalu mengkomplain tentang besarnya biaya pajak sekolah, dia menyruhnya untuk berhenti mengajar lalu pergi dari kota ini serta memperingatinya bahwa mereka tidak pernah memberikan peringatan kedua dia terus memperhatikan pernyataannya dan meninggalkan daerah tersebut.”
Bentuk kekerasan lainnya, orang-orang Klan membunuh lebih dari 150 orang Afrika Amerika di Florida saja dan membunuh ratusan lainnya di daerah berbeda [10] saat proklamasi tahun 1868 oleh Gordon [11] terjadi demonstrasi yang menuntut aktifitas kekerasan Klan.
- Banyak dari warga berkulit hitam adalah veteran tentara serikat dan bersenjata. Dari awal, salah satu fokus utama aktifitas Klan adalah menyita semua senjata yang dimiliki oleh kulit hitam. Dalam proklamasi, Gordon memperingatkan bahwa Klan akan “dibubarkan untuk ketiga kalinya” dan apabila warga kulit hitam “ingin berperang melawan kita mereka harus tinggal dengan pungutan retribusi tinggi yang harus mereka ikuti.”
- Gordon juga menyatakan bahwa Klan adalah organisasi damai. Klaim adalah cara yang biasa dilakukan oleh Klan untuk melindungi dirinya dari tuntutan. Tetapi, hakim agung federal tahun1869 memvonis Klan sebagai “organisasi teroris” ratusan dakwaan atas perbuatan kriminal dan kekerasan serta terorisme telah diajukan ke pengadilan. Para anggota Klan didakwa dan banyak dari mereka yang melarikan diri dari yuridiksi, khususnya di Carolina Selatan.[12]
- Gordon memperingatkan bahwa beberapa orang telah melakukan tindak kekerasan atas nama Ku Klux Klan. Hal ini benar adanya bahwa banyak orang yang tidak secara resmi menginduk ke Klan tetapi menemukan seragam Klan, ini dilakukan dengan maksud untuk menyembunyikan identitas mereka ketika melakukan berbagai tindak kekerasan. Tetapi, ini juga dilakukan oleh kalangan atas organisasi untuk menghindari tanggung jawab atas tindakan tersebut. Mereka suka menjalankan rencana mereka secara rahasia, kebiasaan Klan yang tidak terpusat pada Klan membuat para penegak hukum sulit untuk membuktikannya. Dengan berbagai cara Klan menggunakan cara militer untuk menarik minat partai Demokrat, para kelas pemilik perkebunan, dan pada mereka yang menginginkan perbaikan atas supremasi kulit putih.[13]
Di tahun 1868, hanya 2 tahun setelah pembentukan Klan, aktivitasnya sudah mulai berkurang [14] dan seperti yang telah ditunjukan dalam proklamasi Gordon, agar tak terlalu banyak unsur politik dan cara yang lebih simpel untuk menghindari dakwaan atas tindakan kekerasan. Banyak para kaum Demokrat bagian Selatan yang mempunyai pengaruh. Klan sudah mulai memandang ini semua sebagai kemunduran. Sebuah pengecualian pada pemerintahan federal untuk mengembalikan kekuasaannya di daerah Selatan[15]. Pemimpin Georgia B. H. Hill sejauh ini mengklaim “Bahwa beberapa kebiadaban ini sebenarnya dilakukan oleh teman-teman politis partai pembunuh.”[16]
Dalam wawancara dengan salah satu surat kabar terbitan tahun 1868 [17]. Forrest membual bahwa Klan adalah organisasi dengan 550.000 orang anggota yang tersebar diseluruh penjuru negeri dan meskipun dia bukan anggota resmi organisasi tersebut. Tetapi, dia mengklaim bahwa dirinya adalah “simpatisan” dan bisa “bekerja sama” dengan mereka serta dia mampu mengumpulkan 40.000 anggota Klan hanya dalam 5 hari pemberitahuan. Dia menyatakan bahwa Klan tidak melihat kulit hitam sebagai musuhnya seperti pada Liga Loyal, pemerintahan negara Republik seperti gubernur Tennessee Brownlows dan para petualang serta scalawags. Hal ini tidak sepenuhnya benar bila melihat tujuan utama kelompok kulit putih ini bahwa mereka kesulitan mencoba melawan para mantan budak. Klan mengikuti anggota kulit putih kelompok tersebut, terutama para guru sekolah mereka bawa ke Selatan oleh biro pembebasan perbudakan, banyak dari mereka yang bekerja sebagai aktifis penghapusan perbudakan. Sebelum perang atau aktif di kereta bawah tanah. Banyak orang kulit putih Selatan percaya, sebagai contoh, orang kulit hitam memilih partai Republik hanya karena mereka telah ditipu oleh Liga Loyal. Anggota berkulit hitam Liga Loyal juga sering menjadi target penyerbuan Klan. Salah satu editor Koran di Alabama mengatakan bahwa “Liga Loyal tidak lebih dari sasaran empuk Ku Klux Klan.”[18]
Penolakan dan penindasan
Klan pertama tidak pernah diatur secara terpusat, seperti kelompok rahasia “tak terlihat”, mereka tidak memiliki daftar nama anggotanya, tidak ada iuran, tidak memiliki perusahaan koran, tidak memiliki juru bicara, tidak ada kantor cabang, tak memiliki pegawai lokal, tidak memiliki pemimpin negara atau nasional. Popularitasnya berasal dari reputasinya yang meningkat dengan seragam aneh, keliaran serta sandiwara menyeramkannya. Sejarawan Elaine Frantz Parsons mengemukakan. [19]
“Membicarakan anggota Klan menyisakan cerita tentang organisasi dengan berbagai golongan kacau didalamnya seperti kelompok anti-kulit hitam, petani kulit putih miskin yang tidak puas, gerombolan gerilya perang, politisi Demokrat yang salah tempat, para penyuling wiski illegal, moral koersif reformis, anak muda yang bosan, pemerkosa, sadis, pekerja kulit putih yang takut persaingan dengan kulit hitam, pekerja yang mencoba memperbaiki disiplin para buruh, pencuri, tetangga yang menghabiskan beberapa dekade dengan perasaan iri dan bahkan beberapa para pembebas budak serta kaum Republik kulit putih yang bersekutu dengan kaum Demokrat kulit putih, orang yang mempunyai agenda kriminalnya sendiri. Tentu saja, ini pengelompokan secara umum, disamping itu mereka juga ingin menguasai seluruh kulit putih di Selatan dan demokrasi. Itulah mereka yang menyebut dirinya sebagai anggota Klan.”
Organisasi nasional Forrest mempunyai sedikit kontrol terhadap Klan lokal, yang benar benar swatantra. Salah satu Klan resmi mengeluh, “Panggilan ‘ketua’ murni hanya kata benda, saya tak mempunyai hak atas anak desa yang sembrono yang aktif ‘menunggang kuda di malam hari,’ menyambuk, dll, semua yang diluar maksud dan tujuan konstitusional Klan…” Forrest menyuruh membubarkan Klan tahun 1869, dia menyatakan “menjadi orang sesat dari kehormatan aslinya dan maksud patriotik, serta tidak patuh pada kedamaian publik” [20] akibat kurangnya kontrol organisasi nasional, proklamasi malah menjadi gejala dan penyebab penolakan Klan. Sejarawan Stanley Horn menulis bahwa “Secara umum, kehancuran Klan lebih cenderung seperti pola turun naik, lambat, dan berangsur-angsur terpecah dari pada pembubaran secara tegas dan resmi”[21] seorang reporter dari Georgia menulis bulan Januari 1870 bahwa “Pernyataan yang benar dari masalah ini bukan karena Ku Klux Klan kelompok kriminal, tetapi orang-orang yang berkomitmen dengan kriminal menyebut dirinya Ku Klux”[22]
Meskipun Klan lebih sering digunakan sebagai topeng kriminal non-politik, negara dan pemerintahan lokal kadang kala bertindak melawannya. Dalam kasus pembantaian, kaum kulit putih hampir tidak pernah didakwa oleh semua penyidik kulit putih, dan bahkan ketika terjadi penyidikan, semua hakim terlihat tidak mau mengubah status mereka menjadi narapidana. Di banyak negara bagian, ada semacam ketakutan apabila menyuruh milisi kulit hitam, hal ini akan memicu perang ras.[23] Ketika gubernur dari partai Republik Carolina Utara William Woods Holden memanggil milisi untuk melawan Klan tahun 1870, hasilnya adalah serangan balasan yang mengakibatkan partai Republik kehilangan mayoritasnya di badan legislatif, dan lebih parah lagi pendakwaan atas dirinya sendiri dan pengusiran dari kantor.[24]
Walaupun memiliki kekuasaan, ada semacam penentangan pada teror Klan, “Suatu saat, kelompok yang terorganisir sukses mengkonfrontasi Klan. Veteran Pasukan Serikat kulit putih yang berada di pegunungan Blount County, Alabama, mengorganisir gerakan ‘anti-ku klux,’ yang menginginkan diakhirinya kekerasan, serta akan melakukan pembalasan atas perbuatan Klan kecuali mereka mau menghentikan intimidasi kepada para kaum Serikat dan membakar gereja umat kulit hitam serta sekolah. Warga kulit hitam bersenjata berpatroli di jalan Bennettsville, Carolina Selatan, untuk mencegah serangan Klan.”[25]
Juga terjadi gerakan nasional untuk membubarkan Klan, meskipun banyak kaum Demokrat di tingkat nasional bertanya apakah Klan benar-benar ada? Atau hanya akal-akalan gubernur Republik di Selatan saja yang gugup.[26] pada bulan Januari 1971, senator Republik Pennsylvania John Scott memanggil komite untuk rapat, dan mengagendakan pengakuan dari 52 saksi tentang kekejaman Klan. Banyak negara bagian di Selatan telah melewati lagislasi anti-Klan, dan pada bulan Februari para anggota kongres (dan mantan jenderal Serikat) Benjamin Franklin Butler dari Massachusetts (yang sering dicaci maki secara luas oleh para kulit putih Selatan) memperkenalkan model lagislasi federal pada rapat itu.[27] musyawarah dimulai dengan pembahasan permohonan pengiriman pasukan oleh gubernur Carolina Selatan dan berdasarkan laporan kekacauan dan pembantaian di Meridian, Mississippi, pengadilan, tempat dimana wakil negara bagiannya yang berkulit hitam melarikan diri kehutan.[28]
Tahun 1871, presiden Ulysses S Grant menandatangani legislasi Butler, yang isinya mengenai tindakan atas perbuatan Ku Klux Klan, yang digunakan bersamaan dengan tindakan 1870 untuk menegakkan hak-hak sipil hasil ketetapan konstitusi. Akibat perbuatan Ku Klux, pasukan federal dipilih daripada milisi negara, dan anggota Klan didakwa di pengadilan federal, dimana para hakimnya didominasi oleh kulit hitam.[23] dan organisasi pun akhirnya dibinasakan diseluruh penjuru negeri, dimana hal ini selalu ditolak selama beberapa tahun. Pendakwaan dipimpin oleh Attorney General Amos Tappan Ackerman. Itulah keputusan pemerintah federal terhadap semua aksi Ku Klux Klan selama ini, kira-kira tahun 1871-74, dan akhirnya Klan dibubarkan secara menyeluruh,[29] meskipun dibeberapa area masih ada aksi serupa, termasuk intimidasi dan pembunuhan para pemilih kulit hitam, aksi kemudian dilanjutkan dengan bantuan organisasi lokal seperti The White League, Red Shirt, Saber Club, dan Rifle Club.[30] Bahkan, meskipun Klan sudah tak ada lagi, Klan telah mencapai banyak tujuannya, seperti menolak hak pilih kulit hitam di Selatan. Tetapi untuk menghancurkan setiap elemen Klan diperlukan waktu selama beberapa tahun. Di Easter Sunday,1873, pada masa Rekonstruksi terjadi satu kekerasan rasial yang paling berdarah, yaitu pembantaian di Colfax. Pembantaian terjadi ketika warga kulit hitam melakukan serangan terhadap Klan dan orang-orang kulit putih di Liga Kulit Putih. Seperti yang dituturkan oleh guru dan anggota legislatif kulit hitam John G. Lewis, “Mereka mencoba bertahan (perlawanan bersenjata) di Colfax. Yang akhirnya menyebabkan terjadinya peristiwa di Easter Sunday tahun 1873, ketika itu matahari baru saja terbenam, namun, sekitar 280 warga kulit hitam telah terbunuh.”[31]
Tahun 1882, jauh setelah pembubaran Klan, pengadilan tinggi yang memerintah di Amerika mengatakan aktifitas Klan benar-benar sangat diluar aturan, dia juga menambahkan Amandemen ke empat belas tidak mendukung persekongkolan pribadi. [32] Tetapi, aksi para pemrotes dan para Klan tidak dibenarkan dan telah memohon untuk diajukan kepengadilan setelah perang sipil berakhir, termasuk pembunuhan atas Chaney, Goodman, dan Schwerner tahun 1964,[33] pembunuhan atas Viola Liuzzo tahun 1965;[34] dan pembunuhan atas Bray V. Alexandria perawat Klinik Kesehatan Wanita tahun 1991.
Klan kedua
Empat setengah dekade setelah penindasan Ku Klux Klan, hubungan antar ras di Amerika memburuk – titik terendah hubungan buruk itu sering terjadi di tahun ini, dan berdasarkan Institut Tuskagee, di tahun 1890 adalah puncak dari pembantaian yang selama in sering terjadi.
Kreasi
Para pendiri Ku Klux Klan Kedua melakukan demonstrasi penemuan kembali kekuatan dari media massa modern di tahun 1915. Tiga kejadian yang saling berkaitan yang intinya mencetuskan kebangkitan Klan, yaitu
- Peluncuran film The Birth of a Nation, yang isinya tentang memitoskan dan memuja Klan pertama.
- Leo Frank, pria yahudi yang didakwa tas tuduhan pemerkosaan dan pembunuhan anak kulit putih bernama Mary Phagan, yang banyak diberitakan media.
- Ku Klux Klan kedua didirikan dengan tambahan agenda yaitu, anti-imigran, anti-khatolik, anti-semitik. Sebagian besar pendirinya adalah dari anggota organisasi yang menyebut dirinya Knight of Mary Phagan dan organisasi baru yang berusaha menyamai versi khayalan yang terdapat di dalam film The Birth of a Nation.
Film The Birth of a Nation karya D. W Griffith intinya memuja Klan yang pertama. Hasil karyanya dibuat berdasarkan buku dan diperankan oleh para anggota Klan. Thomas Dixon mengatakan tujuan pembuatan film ini, yaitu “Untuk merevolusi sentimen orang Utara yang diwakili oleh sejarah yang dapat mempengaruhi setiap orang yang menontonnya menjadi seorang Demokrat yang baik.” Film tersebut di luncurkan secara nasional bagi para penggemar Klan. Saat previewnya di Los Angeles, para aktor stuntman menggunakan jubah khas Klan sambil menunggang kuda dan anggota resminya mengendarai kuda dan turun dijalan saat peluncurannya di Atlanta. Pada suatu kejadian para penonton yang antusias sampai menembakan senjatanya ke layar.[35]
Popularitas dan pengaruh yang ditimbulkan saat peluncuran film tersebut dilaporkan memperoleh dukungan atas akurasi faktualnya seperti apa yang diceritakan para sejarawan dan presiden Amerika Woodrow Wilson sebagai penghormatan pada seorang teman lama. Kemudian munculah ikonografi Klan modern, yaitu standarisasi jubah putihnya dan salib yang dibakar, semuanya meniru adegan dalam film.
Film The Birth of a Nation juga mengutip perkataan Woodrow Wilson tentang sejarah orang-orang Amerika,[36] contohnya, “Orang kulit putih dirangsang oleh naluri mempertahankan hidupnya…sampai akhirnya bersemilah Ku Klux Klan Yang Agung, Kekaisaran sesungguhnya di Selatan yang selalu melindungi segenap warga Selatan.” Wilson, yang muncul di film pada scene spesial ketika sedang menyeleksi di Gedung Putih 18 Februari 1915, berseru, “Hal ini seperti menuliskan sejarah menggunakan petir dan saya menyesalkan pernyataan yang bohong itu.”[37] Keluarga Wilson bersimpati dengan Konfederasi ketika Perang Sipil dan peduli pada para serdadu Konfederasi yang terluka di gereja. Ketika dia masih muda, partainya sangat gigih menentang Rekonstruksi.
Memberikan pesan partisan Demokratis yang kuat dalam film dan dokumentasi Wilson tentang pandangannya pada sebuah ras dan Klan, hal ini tidak beralasan untuk mengartikan pernyataan tersebut sebagai dukungan terhadap Klan dan kata “penyesalan” disini ditujukan untuk menggambarkan Rekonstruksi Republik yang Radikal dalam film. Kemudian berdasarkan atas korespondensinya dengan Griffith, sang sutradara, dia menegaskan antusiasme Wilson terhadap film tersebut. Pernyataan Wilson kemudian diberitakan secara luas dan langsung menyebar menjadi berita kontroversial. Wilson mencoba menjauh dari kontroversi tersebut, tetapi akhirnya pada tanggal 30 april, dia menyatakan penolakannya atas berita yang selama ini telah beredar di masyarakat.[38] Akibat dukungannya terhadap pembuatan film tersebut membuat popularitas dan pengaruhnya meningkat secara dramatis serta membantu Griffith mempertahankan karyanya tehadap serangan legal oleh NAACP, film tersebut, akhirnya, menjadi salah satu faktor pendirian Klan kedua di tahun yang sama.
Di tahun yang sama, kejadian penting lainnya terjadi ketika ada hubungan antara Klan kedua atas pembantaian Leo Frank, seorang manager pabrik Yahudi. Dalam laporan sebuah surat kabar, Frank didakwa atas kriminal seksual yang fantastis dan atas pembunuhan Mary Phagan, seorang karyawan yang bekerja di pabriknya. Di kemudian menjadi terdakwa setelah melalui sesi pertanyaan pengadilan di Georgia (hakim meminta agar Frank dan pengacaranya tidak dihadirkan ketika putusan dibacakan karena dikhawatirkan akan terjadi tindak kekerasan oleh penonton yang hadir di pengadilan). Permohonannya tidak dikabulkan (Hakim pengadilan Supremasi Oliver Wendell Holmes mempunyai pendapat berbeda, dia mengutuk segala bentuk intimidasi oleh hakim dengan menolak memberikan peninjauan kembali karena proses hukum). Gubernur kemudian melayangkan perubahan status Leo Frank menjadi penjara seumur hidup, tetapi sebuah kelompok yang menamai dirinya sebagai Ksatria Mary Phagan menculik Frank dari ladang dalam penjara kemudian membantainya. Ironisnya, sebenarnya banyak barang bukti yang menunjuk kepada seorang pembantu kulit hitam pabrik, Jim Conley, adalah pembunuh sebenarnya, yang mengaku hanya menolong Frank menghilangkan jasadnya.
Bagi para kaum Selatan yang percaya bahwa Frank-lah yang bersalah, melihat adanya kesamaan antara pengadilan kasus Frank dan film The Birth of a Nation, karena mereka melihat analogi antara Mary Phagan dan karakter Flora dalam film, seorang perawan muda yang menjatuhkan dirinya dari bukit agar tidak diperkosa oleh pemuda kulit hitam yang bernama Gus, yang digambarkan sebagai “seorang pemberontak, sebuah produk doktrin setan yang disebarkan dan diyakini oleh para petualang (carpetbaggers).”
Pengadilan atas Frank saat itu ternyata di rancang secara ahli oleh politisi Georgia dan seorang penerbit Thomas E. Watson, editor majalah Jeffersonian yang kelak menjadi pemimpin reorganisasi Klan dan terpilih menjadi anggota senat Amerika. Klan baru kemudian berkumpul kembali tahun 1915 di sebuah pertemuan yang dipimpin oleh William J. Simmons di puncak gunung Stone dan dihadiri oleh para anggota berumur yang kebanyakan mantan anggota Klan pertama, dan para anggota Ksatria Mary Phagan.
Simmons menemukan inspirasi untuk Klan keduanya dalam “Precript,” Klan pertama, yang dirancang tahun 1867 oleh George Gordon yang berusaha membentuk Klan yang mempunyai cita rasa sebuah organisasi nasional.[39] Prescript tersebut menyatakan maksud dan tujuan pembentukan Klan.[40]
- Pertama, untuk melindungi kaum lemah, orang-orang yang tidak bersalah dan ketidak berdayaan terhadap penghinaan, kesalahan-kesalahan dan kebiadaban diluar hukum, kekerasan dan kebrutalan, ganti rugi atas yang terluka dan penindasan, membantu orang yang menderita dan kurang beruntung serta yang paling utama adalah para janda dan yatim piatu dari para serdadu Konfederasi.
- Kedua, melindungi dan mempertahankan konstitusi Amerika
- Ketiga, menolong dan membantu eksekusi dari semua hukum konstitusional dan melindungi rakyat dari perampasan tak berlandaskan hukum dan pengadilan kecuali hal itu dilakukan oleh kerabat dengan persetujuan hukum daerah tersebut.
Keanggotaan
Para sejarawan dalam penelitiannya beberapa tahun belakangan ini mengenai daftar nama para anggota beberapa unit lokal dan mencocokannya dengan nama-nama dalam arsip milik kota dan catatan lokal untuk membuat statistik dari profil para anggotanya. Koran-koran kota besar bersepakat untuk memusuhi dan mengejek para Klansmen adalah para petani bodoh. Analisis detail dari Indiana[41] menunjukan suatu bentuk peniruan yang salah: “ Klansmen Indiana mewakili tiap ruang sosial secara luas; mereka bukan kaum urban atau pedesaan maupun terlihat seperti berasal dari kelas pekerja, kelas menengah, atau kelas professional. Klansmen adalah kaum protestan, tentu saja, tetapi mereka tidak bisa digambarkan secara eksklusif atau bahkan diunggulkan seperti fundamentalis. Kenyataannya, keagamaan mereka terhubung dan sama dengan seluruh masyarakat protestan kulit putih, termasuk mereka yang tidak termasuk pada gereja manapun.”
Klan terbilang sukses dalam merekrut anggota dari seluruh penjuru negeri, keanggotaan mereka berkembang pesat, jutaan orang bergabung dan pada puncaknya di tahun 1920-an tercatat 15% penduduk Amerika[42] termasuk didalamnya serta mempunyai cabang di luar Amerika. Seperti di Kanada didirikan sebuah Klan, sebagian besar di Saskatchewan, dimana terdapat banyak sekali gerakan-gerakan melawan imigran Khatolik.[43]
Klan dijalankan seperti mencari keuntungan oleh pemimpinnya dan ikut berpartisipasi dalam meledaknya organisasi persaudaraan ini saat itu. Organisasi mendaftarkan ratusan anggota baru, setiap calon anggota membayar biaya pendaftaran pembuatan seragam KKK. Pengelola kemudian menyimpan setengah uang hasil pendaftaran tersebut dan memberikan sisanya pada kantor resmi nasional. Ketika pengelola selesai di suatu area, dia kemudian mengelola pertemuan besar, sering kali ditunjukan salib yang dibakar di setiap pertemuan dan mungkin upacara pembacaan injil untuk menteri lokal. Dia meninggalkan kota beserta uangnya. Unit lokal beroperasi seperti organisasi persaudaraan, kadang-kadang menghadirkan pembicara. Kantor resmi nasional mempunyai sedikit kontrol atau bahkan tidak sama sekali atas cabang lokal dan jarang sekali mencoba memaksa mereka menjadi kelompok aktivis politik.
Kegiatan
Demi menjaga statusnya sebagai pembantai Leo Frank, organisasi mempunyai pandangan baru, yaitu anti-yahudi, anti-Khatolik, anti-komunis dan anti-imigran. Hal ini dilakukan secara konsisten oleh para rekrutan terbaik dari barat daya Amerika daripada di Selatan. Termasuk juga propaganda partai Nazi dari Nazi Jerman, rekrutan mempunyai anggapan bahwa permasalahan Amerika sebagian besar disebabkan oleh warga kulit hitam atau bangkir yahudi atau kelompok semacamnya.
Klan yang baru berbeda dengan Klan pertama, sementara Klan pertama lebih berkonsentrasi di daerah Selatan, Klan baru mempunyai pengaruh di seluruh Amerika, dengan pengaruh politisi besar di perpolitikan beberapa negara bagian.
Tahun 1920-an dan 1930-an pecahan dari Klan yang disebut Black Legion (Legiun Hitam) sangat aktif di sebelah barat Amerika dari pada menggunakan jubah putih, para legiun menggunakan seragam hitam layaknya bajak laut. Legiun hitam merupakan pecahan Klan paling keras dan bersemangat dengan target utamanya menyerang kaum komunis dan sosialis, kelompok Klan juga ambil bagian dalam pembantaian-pembantaian, bahkan lebih jauh lagi mereka membunuh prajurit kulit hitam yang baru kembali dari Perang Dunia ke-I ketika mereka masih mengenakan seragam militer mereka.[44] Klan memperingati para kulit hitam bahwa mereka harus menghormati hak ras kulit putih “pemilik negara yang telah memberikan mereka izin tempat tinggal.”[45]
Pengaruh politik
Ku klux Klan kedua berkembang menjadi organisasi yang terkenal dan menyebar dari Selatan sampai sebelah barat dan Amerika Utara dan bahkan sampai Kanada. Pada puncaknya, keanggotaan Klan mencapai 4 juta orang dan terdiri dari 20% laki-laki dewasa kulit putih dari populasi. Kebanyakan anggotanya bermukim di sebelah Barat.
Melalui simpati para politisi, KKK mengontrol pemerintahan Tennessee, Indiana, Oklahoma dan Oregon, dengan tambahan anggota legislatif di bagian Selatan. Pengaruh Klan ternyata cukup kuat di Indiana, dimana anggota Klan Republik Edward Jackson dipilih menjadi gubernur tahun 1924 dan seluruh aparatur pemerintahan dibuat bingung karenanya. Contoh terkenal lainnya ditahun yang sama, Klan memutuskan membuat Anaheim, California, menjadi contoh model kota Klan, yang secara rahasia bertempat di konsulat kota tetapi, suaranya dicabut dalam pemilihan istimewa.[46]
Delegasi Klan memainkan peran signifikan dalam penentu jalan konvensi demokrasi nasional tahun 1924 di New York. Yang sering disebut sebagai “Konferensi Klan”. Acara konferensi diawali dengan menunjuk kandidat yang didukung Klan William McAdoo melawan gubernur New York Al Smith, yang digambarkan sebagai oposisi karena dia adalah seorang penganut Katholik. Setelah hari yang penuh kekacauan dan jalan buntu itu, kedua kandidat mengundurkan diri atas dasar kompromi. Delegasi Klan mengalahkan partai demokrasi yang akan mengutuk organisasi mereka. Pada tanggal 4 Juli 1924, ribuan Klansmen memenuhi sebuah lapangan di New Jersey dimana mereka berpartisipasi dengan membakar salib, membakar patung smith dan merayakan kekalahan partai Demokrat.
Juga ditemukan bukti di beberapa negara bagian, seperti Alabama, KKK tidak melulu sebagai kelompok pembenci dan menunjukan keinginannya dalam bidang perpolitikan dan sosial.[47] Karena struktur perpolitikan para elit konservatif di Alabama, para Klansmen negara bagian itu adalah seorang pendukung agar sekolah publik lebih baik, pelaksanaan larangan yang efektif, menambah konstruksi jalan dan muatan politik “progresif” lainnya. Dengan cara-cara menempuh tujuan progresif tersebut, yang menguntungkan warga kulit putih kelas bawah dan biasa di negara bagian itu, dimana Klan akhirnya menawarkan orang-orang tersebut kesempatan pertama kalinya untuk memilih politisinya sendiri di kantor.[48] Di tahun 1925, Klan mempunyai pengaruh kuat dalam pemerintahan, dengan tokoh kuat seperti J Thomas Heflin, David Bibb Graves dan Hugo Black memanipulasi keanggotaan KKK agar menentang kekuasaan industrialis “Big Mule” dan pengusaha Black Belt yang mempunyai dominasi di negara bagian. Black dipilih menjadi senator tahun 1926 dan menjadi pimpinan para pendukung new deal. Ketika dia ditunjuk oleh Pengadilan Supremasi tahun 1937, dan terungkapnya bahwa dia adalah mantan Klansmen mengejutkan negara, tetapi, dia bertahan di pengadilan. Tahun 1926, Bibb Graves, mantan kepala bagian, memenangkan kursi gubernur dengan dukungan para Klansmen. Dia memimpin salah satu administrasi paling progresif dalam sejarah pemerintahan, menambah dana pendidikan, kesehatan publik yang lebih baik, konstruksi jalan tol baru, dan mendukung legislatif kaum buruh.
Tetapi, hasil dari kemenangan politik ini, para pengawas KKK, beranggapan mereka telah menikmati perlindungan dari pemerintah, melancarkan gelombang teror secara fisik di sepanjang Alabama di tahun 1927, baik warga kulit putih maupun hitam. Klan tidak menargetkan orang-orang hanya dengan kekerasan rasial saja tapi juga tak bermoral. Di Birmingham, Klan menyerang restoran dan hotel. Di Troy, Alabama, Klan dilaporkan oleh para orang tua seorang remaja ketika tertangkap basah sedang bercinta di mobil. Salah satu kelompok Klan lokal juga “Menculik janda kulit putih, mengikatkan tali dipinggang dan menggantungnya di pohon kemudian tubuhnya diputar-putar secara biadab.”[49] Para elit politik konservatif kemudian menyerang balik, Grover C.Hall, Sr, editor agen periKlanan Montgomery, memulai menulis seri editorial dan artikel yang menyerang Klan atas aksi “Rasial dan keagamaan yang tidak bisa di toleransi lagi.” Hall kemudian memenangkan penghargaan Pulitzer atas usahanya.[50] Surat kabar lainnya juga konsisten melakukan hal yang sama, memberitakan segala bentuk kekerasan Klan dan “un-American.” Para Sheriffs menangkap para pelaku kekerasan. Serangan balasan ternyata sukses, pemerintahan negara bagian kemudian mencalonkan Al Smith yang Katholik menjadi presiden pada pemilihan umum tahun 1928 dan keanggotaan resmi Klan di Alabama berkurang drastis menjadi dibawah 6 ribu anggota tahun 1930.
Pada puncak perpolitikan Klan, beberapa tokoh politik terkenal di Amerika dan Kanada bergabung dengan Klan atau digoda dengan keanggotaan. Daftarnya termasuk dua hakim pengadilan supremasi dan berdasarkan bukti ada kemungkinan dua presiden terlibat.
Penyangkalan
Klan kedua terpecah dan bubar akibat adanya penentangan yang melawan aksi mereka dan akibat adanya skandal yang melibatkan David Stephenson (ketika itu sebagai anggota Partai Republik, setelah sebelumnya sebagai anggota aktif Partai Sosialis dan kemudian di Partai Demokrat), di Grand Dragon, Indiana dan empat belas negara bagian lainnya, yang didakwa atas kasus pemerkosaan dan pembunuhan Madge Oberholtzer dalam sebuah pengadilan yang sensasional (dia –Madge- ditikam berkali-kali seseorang yang melihatnya menggambarkan kondisinya seperti habis “dikunyah oleh kanibal”). Berdasarkan sejarawan Leonard Moore, penyebab utama penentangan dari aksi-aksi Klan yang mengakibatkan skandal adalah kegagalan pemimpinnya yang menyebabkan organisasi tersebut bubar.[51] “ Stephenson dan penjual lainnya serta pencari kerja yang beralih mengontrol kekaisaran Indiana yang tak terlihat kurang mampu dan menginginkan sistem politik untuk mencapai tujuan Klan. Mereka tak tertarik dengan Klan, atau mungkin tak perhatian, bahkan tak peduli dengan pergerakan mereka. Bagi mereka, Klan tidak lebih dari organisasi pencari kekayaan dan kekuasaan. Setelah penolakan itu, organisasi kecil itu menjadi memaksakan pengaruh politiknya, Klan tak pernah bertambah kuat, terutama pemimpinnya. Para politisi yang lebih berpengalaman dan mapan yang menyokong Klan atau mengejar para pemilih dari Klan, juga tidak begitu sukses. Golonganisme menciptakan satu rintangan, tapi banyak para politisi yang mendukung Klan hanya karena bijaksana. Ketika tuntutan atas perbuatan kriminal dan korupsi mulai menodai gerakan, hal itu mereka berpikir tentang peta perpolitikan mereka selanjutnya tak beralasan untuk bekerja atas nama Klan.”
Akibat dari skandal-skandal tersebut, Klan mulai dibenci publik tahun 1930-an dan mundur dari aktivitas perpolitikan. Grand Wizard Hiram Evans kemudian menjual organisasi di tahun 1939 pada James Colescott, seorang dokter hewan asal Indiana dan Samuel Green, seorang dokter kandungan asal Atlanta, tetapi mereka tak mampu menahan para anggota yang eksodus. Citra Klan kemudian tercoreng oleh asosiasi Colescott dengan organisasi simpatisan Nazi, keterlibatan Klan dengan kekacauan di Detroit tahun 1943 dan mencoba untuk mengacaukan perang Amerika selama Perang Dunia ke-II, IRS mengisi cek sebesar US$ 685,000 untuk melawan Klan, dan kemudian Colescott dipaksa untuk membubarkan organisasi di tahun 1944.
Seorang sejarawan dan penulis Stetson Kennedy menyusupi Klan setelah Perang Dunia ke-II dan mengirimkan informasi tentang Klan ke media dan lembaga bantuan hukum. Dia juga menyebarkan informasi, termasuk kode kata rahasia, pada seorang penulis program radio Superman, kemudian munculah serial sebanyak empat episode dimana Superman menumpas KKK. Perhatian Kennedy, yaitu menghapus mistis tentang Klan dan menyepelekan ritual Klan dan memberitahukan kode yang memiliki efek negatif pada perekrutan dan keanggotaan.[52] Kennedy kemudian menulis buku berdasarkan pengalamannya, yang menjadi bestseller selama tahun 1950-an dan selanjutnya menghancurkan Klan.[53]