Daun gedi
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Artikel ini perlu diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. |
Daun gedi | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
(tanpa takson): | |
(tanpa takson): | |
(tanpa takson): | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | A. manihot
|
Nama binomial | |
Abelmoschus manihot |
Daun Gedi (Sayor Yondok) (Abelmoschus manihot, sebelumnya dinamakan sebagai Hibiscus Manihot L.) di negara lain juga daun gedi disebut (Philipina: Lagikuway, Thailand: Po fai, Inggris: Edible hibiscus). Daun Gedi merupakan sayur khas di Sulawesi Utara pada umumnya mulai dari Talaud di Utara hingga ke Bolaang Mongondow di Selatan pasti tidak akan pernah lupa pada rasa nikmat masakan sayur gedi yang dikenal dengan Sayor Yondok. Dalam pengolahan sayur ini banyak resep tergantung selera masing-masing peminat, boleh memasak dengan santan atau cuma direbus biasa dengan tambahan bumbu khas lainnya. Namun sayur gedi ini identik dengan dimasak santan ditambah rebung (oyobung), ubi talas (bete) dan bumbu lain, kemudian ditambahkan lagi dengan ikan asin (ikang garam) sebagai teman makan sayur yondok, atau lebih yahud lagi bilang dicampur ikan cakalang fufu.
Bagi orang asli Sulawesi Utara makan Bubur Manado (tinutuan) tidak lengkap jika tidak ditambahkan daun gedi ini sebagai campuran. Daun gedi mempunyai fungsi sebagai penambah rasa gurih serta mengentalkan. Selain lezat, daun gedi juga kaya akan vitamin A, zat besi dan serat yang baik untuk saluran pencernaan. Kolagen terkandung di dalam daun ini juga bermanfaat antioksidan dan menjaga kesehatan kulit. Mungkin karena banyak mengandung serat sehingga menyerap kolesterol dan lemak. Sehingga banyak orang berpendapat bahwa sayur ini dapat membuat orang langsing dan membantu menurunkan kadar kolesterol dan hipertensi. Namun belum ada penelitian khusus tentang hal ini. Karena daunnya banyak mengandung banyak zat kolagen yang bersifat antioksidan, maka berguna untuk merawat kesehatan kulit dan melancarkan peredaran darah. Konon kabarnya, pada suatu masa, Pak Harto (Almarhum) senang merawat sendiri tanaman ini di rumah kediamannya di Cendana, karena dia suka makan rebusan daun itu guna pemulihan dan perawatan kesehatannya pada masa tua.
Saat ini daun gedi susah dijumpai, padahal tanaman ini sangat mudah tumbuh dan diperbanyak. Cukup stek batang dan tanam di media tanah yang gembur pasti akan tumbuh subur. Tinggi tanaman bisa mencapai dua meter dan jika tanahnya cocok akan sangat rimbun dengan daun. Daunnya hijau dan sepintas mirip daun singkong atau mariyuana, karena daunnya berbentuk 5 jari mirip daun singkong atau mariyuana.
Orang Sulawesi Utara, terutama yang ada di perantauan sering menanam daun gedi ini di pekarangan rumah atau pot agar sewaktu-waktu bila ingin memasak sudah tersedia.
Referensi
Pranala luar
- Abelmoschus manihot (L.) Medic. Medicinal Plant Images Database (School of Chinese Medicine, Hong Kong Baptist University) (Tionghoa Tradisional) (Inggris)
- "Abelmoschus manihot". Integrated Taxonomic Information System. Diakses tanggal September 7, 2006.
Media tentang Abelmoschus manihot di Wikimedia Commons
- Informasi terkait dengan Abelmoschus manihot dari Wikispecies.