Ejaan
Hi im dap. Kante sorry
- aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad
- aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis
- aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca.
Abjad Indonesia Menurut EYD
Ejaan yang disempurnakan atau EYD terdiri dari 26 grafem tunggal dan fonem sebagai berikut:[1]
- Aa (a) /a/
- Bb (be) /b/
- Cc (ce) /c/
- Dd (de) /d/
- Ee (e) /e/ , /ə/ ,/ε/
- Ff (ef) /f/
- Gg (ge) /g/
- Hh (ha) /ha/
- Ii (i) /i/
- Jj (je) /j/
- Kk (ka)/k/,/?/
- Ll (el) /l/
- Mm (em) /m/
- Nn (en) /n/
- Oo (o) /o/, /ɔ/
- Pp (pe) /p/
- Qq (ki) /k/
- Rr (er) /r/
- Ss (es) /s/
- Tt (te) /t/
- Uu (u) /u/
- Vv (fe) /te/
- Ww (we) /w/, /W/
- Xx (eks) /k/+/s/
- Yy (ye) /y/
- Zz (zet) /z/
Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o,dan u.[2] Contoh pemakaian dalam kata vokal di awal di tengah di akhir pada huruf a seperti api, padi, lusa.[2] Dalam vokal e seperti enak, petak, sore, sedangkan dalam vokal i contohnya itu, simpan, murni.[2] Serta dalam vokal o seperti oleh, kota, radio, dan terakhir pada vokal u contohnya ulang, bumi, ibu.[2] Dalam pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda aksen jika ejaan kata menimbulkan keraguan.[2]
Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.[2][3] Huruf k di sini melambangkan bunyi hamzah khusus untuk nama dan keperluan ilmu.[2]
Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.[2] Contoh penggunaan diftong ai pada awal, tengah dan akhir adalah sebagai berikut ain, malaikat, pandai.[3] Sedangkan pada diftong au seperti aula, saudara, harimau.[3] Serta pada diftong oi di awal kata tidak ditemui, sedangkan untuk di tengah dan akhir seperti boikot dan amboi.[3]
Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy.[2] Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.[2] Sama seperti kata yang lain, gabungan huruf konsonan bisa terdapat pada awal, tengah, dan akhir kata.[3]
Prinsip-prinsip Penulisan Ejaan Bahasa Indonesia
Prinsip morfologis merupakan dua kaidah yang mengkhususkan penulisan sebuah fonem yang memiliki posisi tertentu dalam morfem atau kata jadian.[1]Dua kaidah tersebut adalah:
- Fonem /ɲ/ di muka fonem /c/ atau /j/ ditulis n, bukan ny.[1]
- Fonem /w/ dan /y/ yang menjadi bagian diftong ditulis u dan i.[1]
'Prinsip historis/tradisional berlaku bagi beberapa kata serapan, antara lain:[1]
- Grafem yang melambangkan konsonan bersuara dipakai untuk konsonan tak bersuara pada akhir suku kata. Penggunaan ini digunakan untuk fonem /p/, dan d untuk /t/ serta penulisan g untuk /k/ dan j untuk /c/.[1]
- Grafem i di muka vokal mencerminkan lafal bervarian /i/ atau /y/.[1]
- Penggambaran bunyi /f/ dipakai baik pada huruf v mau pun v.[1]
- Bunyi Hamzah atau bahasa Arab dituliskan menggunakan tanda petik tunggal walaupun tanda petik juga dapat digunakn untuk kata yang lain, misalnya penulisan Jum'at. [1]
- Huruf e digunakan untuk menggambarkan /ə/ di antara konsonan serapan lama, misalnya pengucapan Inggeris dan Sastera.[1]
- Nama diri orang-orang terdahulu diperbolehkan menggunakan Ejaan Soewandi bahkan Ejaan Van Ophuijsen, misalnya Soekarno dan Soeharto.[1]
- Nama diri orang asing dan nama tempat asing dipertahankan keasliannya, misalnya Michael dan New York.[1]
Rujukan
- ^ a b c d e f g h i j k l N.F. Alieva, dkk (1991). Bahasa Indonesia deskripsi dan teori. Yogyakarta: Kanisius. hlm. 27. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "”rujukan1”" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ a b c d e f g h i j Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia (2000). PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 8. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "”rujukan2”" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ a b c d e Menteri Pendidikan Nasional (2009). PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 3. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "”rujukan3”" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
- Harimurti Kridalaksana (2008). Kamus Linguistik (edisi ke-4). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ISBN 978-979-22-3570-8.