Lompat ke isi

SMS Goeben

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
SMS Goeben
SMS Goeben
Sejarah
German Empire
Nama Goeben
Asal nama August Karl von Goeben
Dipesan 8 April 1909
Pembangun Blohm & Voss, Hamburg
Pasang lunas 28 August 1909
Diluncurkan 28 March 1911
Mulai berlayar 2 July 1912
Nasib Transferred to the Ottoman Empire 16 August 1914
Ottoman Empire
Nama Yavuz Sultan Selim
Asal nama Selim I
Diperoleh 16 August 1914
Mulai berlayar 16 August 1914
Dipensiunkan 20 December 1950
Ganti nama Yavuz in 1936
Dicoret 14 November 1954
Nasib Scrapped in 1973
Ciri-ciri umum
Kelas dan jenis battlecruiser kelas-Moltke
Berat benaman
  • Design: 22,979 t (22,616 ton panjang)
  • Full load: 25,400 t (24,999 ton panjang)[1]
Panjang 1.866 m (6.122 ft 1 in)[1]
Lebar 30 m (98 ft 5 in)[1]
Sarat air 92 m (301 ft 10 in)[1]
Tenaga
  • Design: 51,289 shp (38,246 kW)
  • Maximum: 84,490 shp (63,004 kW)[2]
Pendorong 4 screws, Parsons steam turbines
Kecepatan
  • Design: 255 kn (472 km/h; 293 mph)
  • Maximum: 284 kn (526 km/h; 327 mph)[1]
Jangkauan 4,120 nmi (7,630 km; 4,741 mi) at 14 kn (26 km/h; 16 mph)[1]
Awak kapal
  • 43 officers
  • 1,010 men[1]
Senjata
  • 10 × [[28 cm SK L/50 gun|28 cm ([convert: unit tak dikenal]) SK L/50 guns]] (5 × 2)
  • 12 × 15 cm (5,9 in) SK L/45 guns
  • 12 × 88 cm (35 in) SK L/45 guns[1]
  • Pelindung
  • Belt: 280–100 mm (11,0–3,9 in)
  • Barbettes: 230 mm (9,1 in)
  • Turrets: 230 mm
  • Deck: 762–254 mm (30–10 in)
  • Conning tower: 350 mm (14 in)[3]
  • SMS[a] Goeben merupakan kapal penjelajah tempur kelas Moltke kedua sekaligus terakhir yang dimiliki oleh Angkatan Laut Kekaisaran Jerman. Kapal ini dibuat pada periode 1909-1911 dan kemudian diserahkan kepada Angkatan Laut Kekaisaran Ottoman pada masa Perang Dunia I—tiga tahun setelah beroperasi di Angkatan Laut Jerman. SMS Goeben merupakan salah satu kapal tempur tercanggih pada masanya dan terlibat berbagai peristiwa penting selama Perang Dunia I. Jika dibandingkan dengan kapal perang milik Angkatan Laut Kerajaan Inggris dari kelas yang serupa (kelas indefatigable[b]), SMS Goeben memiliki sistem persenjataan dan perlindungan yang lebih baik. Bahkan, dalam peristiwa pengejaran Goeben dan Breslau yang terjadi di masa-masa awal Perang Dunia I, Ernest Troubridge, laksamana skuadron kapal Inggris yang melakukan pengejaran, akhirnya memutuskan untuk menghentikan aksinya akibat menganggap kapal ini sebagai suatu "kekuatan super" yang sebaiknya dihindari.

    Beberapa bulan setelah resmi beroperasi, yakni pada Perang Balkan, SMS Goeben bersama dengan sebuah kapal penjelajah ringan SMS Breslau membentuk sebuah skuadron untuk ditugaskan untuk berpatroli di Laut Tengah. Skuadron yang terdiri dari kedua kapal ini kemudian menjadi satu-satunya skuadron kapal Kekaisaran Jerman yang berpatroli di Laut Tengah. Saat meletusnya Perang Dunia I, kedua kapal ini ditugaskan membombardir kota-kota pelabuhan koloni Perancis di Aljazair. Setelah itu, kedua kapal ini berhasil melarikan diri ke Konstantinopel sekaligus membawa misi diplomatik kepada Kekaisaran Ottoman. Keberhasilan pelarian kedua kapal untuk membawa misi diplomatik Kekaisaran Jerman membuat Winston Churchill yang pada Perang Dunia I merupakan komandan utama Angkatan Laut Kerajaan Inggris beberapa tahun pascaperang menuliskan : "kompas kapal-kapal ini (Goeben & Breslau) telah mengakibatkan lebih banyak pembunuhan, lebih banyak penderitaan, dan lebih banyak kehancuran, dari kapal manapun."

    Bersama SMS Breslau, SMS Goeben secara resmi diserahkan kepada Angkatan Laut Kekaisaran Ottoman pada 16 Agustus 1914. Pascapenyerahannya, SMS Goeben kemudian berganti nama menjadi Yavuz Sultan Selim atau biasa disingkat Yavuz. Kapal ini kemudian digunakan oleh Angkatan Laut Kekaisaran Ottoman untuk membombardir kota-kota pelabuhan milik Rusia di Laut Hitam dan menandai secara resmi masuknya Kekaisaran Ottoman untuk berperang di pihak Jerman pada Perang Dunia I.

    Pada tahun 1936, di bawah pemerintahan Mustafa Kemal Ataturk kapal ini kembali berganti nama menjadi TGC (kapal Republik Turki) Yavuz. Saat Mustafa Kemal Ataturk meninggal dunia pada November 1938, kapal ini kemudian diberikan tugas untuk membawa jenazahnya dari kota Istanbul ke Izmit. Yavuz tetap beroperasi di bawah bendera Angkatan Laut Turki hingga kemudian dipensiunkan pada tahun 1950. Kapal ini kemudian dibongkar pada tahun 1973 setelah pemerintah Jerman Barat menolak permintaan pembelian kapal tersebut dari Turki. SMS Goeben merupakan kapal buatan Kekaisaran Jerman terakhir yang dapat bertahan sekaligus menjadi kapal tipe-dreadnought dengan masa tugas terlama.

    Notes

    Catatan kaki

    1. ^ "SMS" merupakan kepanjangan dari "Seiner Majestät Schiff ", atau "Kapal Sang Kaisar" dalam bahasa Jerman
    2. ^ Kapal Indefatigable atau sejenis memiliki bobot 22.100 t (21.800 ton panjang; 24.400 ton pendek) saat dalam keadaan penuh, sebagai perbandingan, kapal SMS Goeben atau sejenis memiliki bobot penuh 25.400 t (25.000 ton panjang; 28.000 ton pendek). Indefatigable juga dilindungi oleh lapisan baja setebal 4–6 in (100–150 mm). Sementara, lapisan baja Goeben's memiliki ketebalan 11–3 in (279–76 mm) . Lihat: Gardiner & Gray, hlm. 26 & 152.

    Citations

    1. ^ a b c d e f g h Staff, hlm. 12.
    2. ^ Staff, hlm. 14.
    3. ^ Staff, hlm. 13.

    References

    • Barlas, D. Lek; Güvenç, Serhat (2002). "To Build a Navy with the Help of Adversary: Italian-Turkish Naval Arms Trade, 1929–32". Middle Eastern Studies. London: Taylor & Francis. 38 (4): 143. doi:10.1080/714004485. ISSN 1743-7881. 
    • Bennett, Geoffrey (2005). Naval Battles of the First World War. London: Pen & Sword Military Classics. ISBN 978-1-84415-300-8. OCLC 57750267. 
    • Brice, Martin H. (1969). "S.M.S. Goeben/T.N.S. Yavuz: The Oldest Dreadnought in Existence—Her History and Technical Details". Warship International. Toldedo, OH: Naval Records Club. VI (4): 272–279. 
    • Buxton, Ian (2008). Big Gun Monitors: Design, Construction and Operations 1914–1945 (edisi ke-2nd, revised and expanded). Annapolis, MD: Naval Institute Press. ISBN 978-1-59114-045-0. 
    • Campbell, N. J. M. (1978). Battle Cruisers. Warship Special. 1. Greenwich, England: Conway Maritime Press. ISBN 978-0-85177-130-4. 
    • Corbett, Julian (1997) [1929]. Naval Operations. History of the Great War: Based on Official Documents. II (edisi ke-reprint of the 1929 second). London and Nashville, TN: Imperial War Museum in association with the Battery Press. ISBN 978-1-870423-74-8. 
    • Deringil, Selim (2004). Turkish Foreign Policy During the Second World War: An 'Active' Neutrality. LSE Monographs in International Studies. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-52329-5. 
    • Gardiner, Robert; Gray, Randal, ed. (1985). Conway's All the World's Fighting Ships: 1906–1921. Annapolis: Naval Institute Press. ISBN 978-0-87021-907-8. 
    • Güvenç, Serhat; Barlas, Dilek (2003). "Atatürk's Navy: Determinants of Turkish Naval Policy, 1923–38". Journal of Strategic Studies. London: Routledge. 26 (1): 1. doi:10.1080/01402390308559306. ISSN 1743-937X. 
    • Halpern, Paul G. (1995). A Naval History of World War I. Annapolis: Naval Institute Press. ISBN 978-1-55750-352-7. 
    • Hamilton, Richard F.; Herwig, Holger H. (2005). Decisions for War, 1914–1917. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 978-0-51119-678-2. 
    • Herwig, Holger H. (1998) [1980]. "Luxury" Fleet: The Imperial German Navy 1888–1918. Amherst, New York: Humanity Books. ISBN 978-1-57392-286-9. OCLC 57239454. 
    • Hough, Richard (2003). Dreadnought: A History of the Modern Battleship. Cornwall, UK: Penzance. ISBN 978-1-904381-11-2. 
    • Langensiepen, Bernd; Güleryüz, Ahmet (1995). The Ottoman Steam Navy 1828–1923. London: Conway Maritime Press. ISBN 978-0-85177-610-1. 
    • McLaughlin, Stephen (2001). "Predreadnoughts vs a Dreadnought: The Action off Cape Sarych, 18 November 1914". Dalam Preston, Antony. Warship 2001–2002. London: Conway Maritime Press. hlm. 117–140. ISBN 978-0-85177-901-0. 
    • Nekrasov, George (1992). North of Gallipoli: The Black Sea Fleet at War 1914–1917. East European monographs. CCCXLIII. Boulder, Colorado: East European Monographs. ISBN 978-0-88033-240-8. 
    • Rohwer, Jürgen; Monakov, Mikhail S. (2001). Stalin's Ocean-Going Fleet: Soviet Naval Strategy and Shipbuilding Programmes, 1935–1953. London: Routledge. ISBN 978-0-7146-4895-8. 
    • Staff, Gary (2006). German Battlecruisers: 1914–1918. Oxford: Osprey Books. ISBN 978-1-84603-009-3. 
    • Stillwell, Paul (1996). Battleship Missouri: An Illustrated History. Annapolis, Maryland: Naval Institute Press. ISBN 978-1-55750-780-8. 
    • Sturton, Ian, ed. (1987). Conway's All the World's Battleships: 1906 to the Present. London: Conway Maritime Press. ISBN 978-0-85177-448-0. OCLC 246548578. 
    • Whitley, M. J. (1998). Battleships of World War Two: An International Encyclopedia. Annapolis, Maryland: Naval Institute Press. ISBN 978-1-55750-184-4. OCLC 40834665. 
    • Willmott, H.P. (2002). Battleship. London: Cassell Military. ISBN 978-0-304-35810-6. 
    • Worth, Richard (2001). Fleets of World War II. Cambridge, MA: Da Capo Press. ISBN 978-0-306-81116-6. 

    Other sources