Lompat ke isi

Hariyanto Arbi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 8 Oktober 2017 04.24 oleh NinaBSA (bicara | kontrib)
Hariyanto Arbi
Berkas:HariyantoArbi.jpg
Informasi pribadi
Nama lahirMichael Ludwig Hariyanto Arbi
Kebangsaan Indonesia
Lahir21 Januari 1972 (umur 52)
Kudus, Jawa Tengah
Tinggi175 m (574 ft 2 in)
Tunggal Putra
Peringkat tertinggi1 (7 Februari 1995[1])

Hariyanto Arbi (lahir 21 Januari 1972) adalah pemain bulu tangkis tunggal putra Indonesia. Jebolan PB Djarum ini mempunyai julukan Smash 100 Watt dan aktif bermain di era 1990-an, terutama dari tahun 1990 sampai tahun 1996. Setelah pensiun ia menggeluti dunia bisnis peralatan olahraga bulu tangkis Flypower.

Sama seperti Alan Budikusuma, ia pun belajar dari kekalahannya di awal era 1990-an, sekitar 1990-1992, saat ia menjadi bulan-bulanan lawannya saat itu. Berkat kerja keras, ia mampu "lolos dari lubang jarum" dan mendapatkan kehormatannya. Julukan "Smash 100 Watt" ini ia dapatkan dari pertandingannya di Final Piala Thomas 1994 dengan mengalahkan Rashid Sidek, mantan pemain tunggal Malaysia yang sangat ditakuti karena pukulannya yang kencang saat itu. Pada pertandingan yang menjadi tontonan masyarakat itu, saling tukar-menukar "Smash 100 Watt" berlangsung sampai ia menang.

Prestasi

Hariyanto Arbi pernah meraih prestasi diantaranya juara Hongkong Terbuka tahun 1994 dan 1995, juara All England tahun 1993 dan 1994, Jepang Terbuka tahun 1993, 1995, Taipei Master tahun 1993, 1994, juara dunia State Express 555 tahun 1994, ASEAN Games juara beregu tahun 1994 dan perorangan, Juara di kejuaraan Dunia tahun 1995, juara Piala Thomas tahun 1994, 1996,1998, 2000.

Buku "Smash 100 Watt"

Hariyanto Arbi mengeluarkan buku biografinya yang berjudul "Hariyanto Arbi Smash 100 Watt" pada hari Selasa 30 Mei 2006 sore tepat pukul 17.00 Wib di Primavera Hotel Hyatt Surabaya. Buku “Smash 100 Watt” setebal 250 lembar tersebut yang terdiri dari XIV (14) bab ini melukiskan perjalanan pemain Hariyanto Arbi dengan berbagai prestasi yang pernah diraih, baik di tingkat regional, nasional, maupun inetrnasional dengan juara dunianya yang ditulis oleh Broto Happy , penyusun Wahyu Agung, Juang Jayadi, yang cetakan pertama Mei 2006. Dalam buku tersebut yang dicetak dengan tampilan mewah dan full color tersebut dikisahkan bagimana perjuangan Hari sejak mulai merintis bersama klubnya PB Djarum hingga sukses sebagai pemain dunia. Dibahas pula bagimana kegalauan Hari saat divonis mentok dan tidak bisa berprestasi lagi ketika di awal masuk Pelatnas, juga dikupas teknik jumping smash Hari yang mirip senjata rahasia sang idola Liem Swie King, bahkan tidak sedikit yang menyebut Hari adalah Reinkarnasi Liem Swie King.

Dalam peluncuran buku tersebut dihadiri Ketua Umum PB PBSI Sutiyoso, dan pengurus PB PBSI lainnya, mantan pemian bulu tangkis Indonesia seperti sang Maestro Rudi Hartono, Liem Swie King, Edi Hartono, Lius Pongoh dan pemain Indonesia saat ini seperti Taufik Hidayat, Sigit Budiarto serta Ketua Umum Pengprop PBSI Jatim Yacob Rusdianto dan beberapa pemain Pelatnas. Dalam peluncuruan buku tersebut Hariyanto didampingi mantan pelatihnya seperti Indra Gunawan, dan Eddy Prayitno. Hari adalah adik kandung dari pebulu tangkis putra nasional lainnya Hastomo Arbi dan Eddy Hartono. Ia pensiun dari bulu tangkis pada tahun 1997.

Hariyanto berkata bahwa “Terus terang saya merasa iri dengan banyaknya buku-buku olahraga, termasuk biografi atlet-atlet di luar negeri, hal tesebut dialami Hariyanto dan menyempatkan jalan-jalan di sela-sela mengikuti kejuaraan luar negeri, dan di berbagai kesempatan saya melihat banyak sekali buku-buku olahraga, alasan inilah yang melatari penerbitan buku biografi saya,”.

Sedangkan sambutan Ketua Umum PB PBSI Sutiyoso mengatakan bahwa menyambut baik dengan penulisan buku Biografi Hariyanto Arbi, yang dikenal sebagai seorang atlet bulu tangkis Indonesia yang berhasil mengharumkan nama bangsa di arena perbulu tangkisan dunia. "Saya selaku Ketua Umum PB PBSI memberi perhatian besar kepada Hariyanto Arbi dan juga atlet bulu tangkis lainnya, dengan maksud agar mereka tergugah jiwa dan semnangatnya untuk mencapai prestasi dunia", ujar Sutiyoso.

Referensi

  1. ^ IBF Historical Ranking - MENS SINGLES, Ranking Date: February 7 1995

Pranala luar