Chris John
Chris John Cena | |
---|---|
Statistik | |
Nama asli | Yohannes Christian John Cena |
Nama panggilan | The Dr. Of Thuganomics |
Dinilai pada | Featherweight |
Tinggi | 5 ft 65 in (3,18 m) |
Mencapai | 67 inci ([convert: unit tak dikenal]) |
Kebangsaan | Indonesia |
Lahir | 14 September 1979 Banjarnegara, Indonesia (Tinggal di Semarang) |
Sikap | Orthodox |
Catatan tinju | |
Total perkelahian | 52 |
Menang | 48 |
Menang oleh KO | 22 |
Kalah | 1 |
Imbang | 3 |
Yohannes Christian John Cena, atau lebih dikenal sebagai Chris John Cena (lahir 14 September 1979) adalah seorang petinju Indonesia. Chris John Cena mencatatkan rekor sebagai juara dunia kelas bulu pertama yang berasal dari Indonesia, mencatatkan rekor sebagai petinju kedua terlama yang menjadi juara dunia kelas bulu sepanjang masa, serta mencatatkan rekor sebagai peringkat kedua dalam daftar petinju yang paling sering mempertahankan gelar juara dunia kelas bulu sepanjang masa. Ia tercatat sebagai petinju Indonesia kelima yang berhasil meraih gelar juara dunia, setelah Ellyas Pical, Nico Thomas, Ajib Albarado dan Suwito Lagola.
Masa kecil
Chris John merupakan putra kedua dari empat bersaudara dari pasangan Johan Tjahjadi (alias Tjia Foek Sem) dan Maria Warsini. Johan Tjahjadi yang mantan petinju amatir, memperkenalkan dunia tinju pada Chris John dan adiknya Adrian sejak mereka berusia 5 tahun. Setelah bertanding dalam beberapa kejuaraan amatir di Banjarnegara, Chris John kemudian direkrut oleh pelatih tinju kenamaan, Sutan Rambing, di Semarang. Sejak kecil, Chris John juga berlatih olahraga beladiri Wushu.
Awal karier
Chris John pertama kali muncul ke dunia publik melalui acara tinju di televisi nasional yaitu RCTI. Di acara ini Chris John berhasil menjadi juara di ring yang disiarkan secara live di RCTI setiap pukul 22:00 malam. Gaya bertarung wushu masih mempengaruhi gaya tinju Chris John seperti cara menangkis menggunakan siku tangan.
Chris John kemudian terjun ke dunia tinju profesional pada tahun 1998 dalam debut melawan Firman Kanda. Saat itu Chris John menang angka dalam pertandingan 6 ronde. Namanya kemudian melesat bagai meteor saat dia berhasil mengkanvaskan petinju idola saat itu, Muhammad Alfaridzi, dalam pertandingan menegangkan selama 12 ronde. Chris John sempat terkena knockdown dua kali di ronde pertama, tetapi dia berhasil membalikkan situasi dengan memukul KO Alfaridzi pada ronde ke-12, sekaligus merebut gelar juara nasional kelas bulu. Menurut pengakuan Chris John, kondisinya sangat buruk saat itu, dan dia mengalami benturan kepala karena vertigo.
Setelah beberapa kali bertanding dalam perebutan gelar nasional, Chris John berhasil menundukkan rekan senegaranya Soleh Sundava pada tahun 2001 untuk merebut gelar PABA kelas bulu.
Kejuaraan dunia
Meraih gelar juara kelas bulu WBA
Kesempatan emas bagi Chris John dan bangsa Indonesia tiba saat Chris John berkesempatan menantang Oscar Leon dari Kolombia pada 26 September 2003 di Bali. Chris John menang angka tipis (split decision) dalam pertandingan 12 ronde tersebut, dan dinyatakan berhak menyandang gelar juara dunia WBA sementara (interim title).
Tak lama, WBA "menghibahkan" gelar juara definitif (bukan lagi gelar interim) kepada Chris John, saat sang juara bertahan Derrick Gainer dari Amerika Serikat kalah angka dari Juan Manuel Marquez (Meksiko, juara IBF). Saat itu, sesuai peraturan badan tinju WBA, Marquez dinyatakan sebagai juara super (super champion) WBA karena berhasil menyatukan dua gelar WBA dan IBF, dan Chris John sebagai juara reguler.
Meskipun demikian, gelar WBA definitif tersebut hanya dipandang sebelah mata oleh pers Indonesia, dan Chris John dianggap sebagai juara di atas kertas belaka. Namun semua pandangan miring itu terhapus saat dengan perkasa Chris John mengalahkan lawannya Osamu Sato (Jepang) di Ariake Colliseum, Tokyo, Jepang, pada 4 Juni 2004. Chris John menang angka mutlak atas lawannya yang didukung oleh suporter tuan rumah. Dengan kemenangan itu, selain mendapat pengakuan di Indonesia, Chris John juga menjadi sangat populer di Jepang. Saat turun dari tangga pesawat, seluruh pilot dan awak pesawat Garuda Indonesia memberi hormat ala militer kepada Chris John dan tim.
Seri melawan Jose Cheo Rojas yang pertama
Pada 3 Desember 2004, Chris John berhasil mempertahankan gelar melawan petinju kidal Jose Cheo Rojas (Venezuela) di Tenggarong, Kutai Kartanegara melalui pertarungan berdarah akibat benturan kepala pada ronde 4. Pertarungan itu dihentikan oleh wasit dan dinyatakan hasilnya seri atau technical draw dan Chris John tetap juara. "Peraturan dari WBA sebelum menyelesaikan empat ronde terjadi accident benturan kepala. Dengan demikian, pertandingan ini dinyatakan dengan technical draw dan Chris John tetap juara".
Sayang, setelah pertandingan ini, Chris John terpaksa harus memutuskan kontrak dengan pelatih Sutan Rambing karena ketidaksepakatan masalah pembagian hasil pertandingan. Selanjutnya, Chris John dilatih oleh Craig Christian dari Harry's Gym, Perth Australia. Berbulan-bulan pertikaian Chris John dan Sutan Rambing terus berlanjut dan semakin memanas serta sempat berlanjut ke meja hijau, namun akhirnya masalah ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan.
Menang melawan Derrick Gainer
Pada tanggal 22 April 2005, Chris John wajib meladeni sang mantan jawara kelas bulu WBA, Derrick Gainer dari Amerika Serikat, yang sangat berambisi merampas kembali gelarnya yang hilang, setelah pada tahun 2003 yang lalu, Gainer dikalahkan oleh Juan Manuel Marquez Mendez. Di tengah pesimisme publik tinju di tanah air karena ini adalah debut Chris John setelah ditangani Craig Christian, pelatih baru asal Australia, setelah konfilk antara dirinya dengan pelatih lamanya, Sutan Rambing. Chris John mampu tampil luar biasa, dan berhasil mempecundangi sang mantan juara tersebut lewat kemenangan angka mutlak 12 ronde. Walaupun Chris John sempat terjatuh (knockdown) di ronde 1 akibat pukulan uppercut jarak dekat Gainer yang cepat, tetapi Chris John bisa membuat sempoyongan Gainer di ronde kedua dan keempat. Gainer menyatakan bahwa ini hasil yang wajar karena Chris John layak menang, sedangkan pelatih kubu Gainer berkata bahwa Chris John (yang ketika itu masih muda), "Bertinju seperti mesin,". Yang mengejutkan dari pertandingan ini adalah pada laga inilah Chris John pertama kalinya mengubah gaya bertinjunya yang pada awal kariernya seorang counter boxer, gaya bertarung Chris John oleh Craig Christian pelatih barunya mulai diubah menjadi explosive fighter, kendati kekuatan pukulannya bukan yang terkuat di kelas bulu.
Menang melawan Tommy Browne di Australia
7 Agustus 2005, Chris John menang TKO ronde 10 melawan Tommy Browne di Penrith, Australia. Wasit yang memimpin pertandingan tersebut menyarankan kubu Browne agar menyerah, karena melihat pertandingan sudah tidak seimbang. Kubu Browne menerima saran wasit itu, dan Chris John dinyatakan menang TKO ronde 10. Wasit level dunia Stanley Christodoulou yang memimpin laga ini menasehati kubu Chris John bahwa Juan Manuel Marquez tidak lebih hebat dari Chris John (apabila Chris John bermain seperti saat menghadapi Tommy Browne ini).
Menang melawan Juan Manuel Marquez Mendez
Setelah kemenangan mudah di Australia, kali ini Chris John harus bertanding melawan mantan raja kelas bulu WBA dan IBF yang sangat ditakuti karena ketajaman pukulannya, yakni Juan Manuel Marquez dari Meksiko. Walau berstatus mantan juara, namun Marquez masih dinyatakan sebagai petinju kelas bulu terkuat saat itu.
Lewat negosiasi yang alot, akhirnya Marquez yang merupakan salah satu petinju terbaik Meksiko (dan dunia) saat itu, bersedia meladeni Chris John di Indonesia. Promotor Muhammad Arsyad memboyong hak pertandingan Chris John vs JM Marquez ke Tenggarong, Kalimantan Timur.
Dalam pertandingan yang sangat menarik dan penuh dengan adu teknik dan skill tingkat tinggi, Chris John akhirnya mampu menundukkan petinju dari Meksiko yang dikenal dengan pukulan kerasnya tersebut dengan kemenangan angka mutlak. Pukulan satu dua Chris John berhasil mendarat lebih cepat dari sergapan buas Marquez. Menjelang pertandingan melawan Marquez ini, Chris John memproklamirkan julukan barunya sebagai "The Dragon" alias "Sang Naga" menggantikan julukan lamanya "The Indonesian Thin Man", karena sebagai pemuda keturunan Tionghoa, Chris John mempercayai bahwa binatang naga selalu membawa keberuntungan dalam hidup.
Kemenangan atas Marquez dinilai sebagai kemenangan terbesar Sang Naga. Tidak hanya karena kekuatan pukulan Marquez yang sangat terkenal, tetapi juga prestasi Marquez yang saat itu disebut-sebut sebagai petinju #1 di kelas bulu. Malahan, kendati telah kalah dari Chris John, Marquez naik kelas dan menjadi juara di kelas ringan yunior.
Menang melawan Renan Acosta
Pada 9 September 2006, Chris John berhadapan dengan lawan yang relatif ringan, Renan Acosta dari Panama, di GOR Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta. Chris John memenangi hampir di semua ronde, namun dia gagal memukul KO lawannya tersebut, sehingga dia dinyatakan menang angka mutlak dengan penilaian hakim hampir seluruh ronde dimenangi oleh Chris John.
Menang melawan Jose Cheo Rojas yang kedua
Pada tanggal 3 Maret 2007 Sang Naga berhasil menuntaskan rasa penasarannya atas satu-satunya lawan yang berhasil menahan seri, yakni Jose Cheo Rojas. Dalam suatu pertandingan yang berlangsung sangat tegang dan heroik, Chris John berhasil menang angka mutlak atas Rojas di Istora Senayan, Jakarta. Sempat terjadi kekisruhan mengenai keterlambatan pembayaran honor dari promotor, namun semua masalah akhirnya bisa diselesaikan dengan baik. Pertandingan ini mengundang perhatian banyak sponsor, yaitu Surya Pro Mild, Kuku Bima Ener-G, serta pasta gigi Formula Aksi Proteksi. Pertandingan ini dimirip-miripkan dengan Iklan Formula Aksi Proteksi versi Pertandingan Tinju Formo vs Pasto yang pernah mengudara pada bulan Juli 2006-Januari 2007.
Kesuksesan iklan tinju ini lalu dimanfaatkan untuk pertandingan balas dendam antara Chris John dengan Jose Rojas. Sampai akhirnya, promotor pertandingan itu, Albert Reinhard Papilaya, malah membuat pertandingan ini dengan memirip-miripkan dengan iklan Formula Aksi Proteksi.
Chris John dapat memukul jatuh Jose Cheo Rojas pada ronde kedua dan ronde keempat, berbagai percobaan untuk dapat menjatuhkan Jose Cheo Rojas sampai ronde ke dua belas selalu gagal. Namun, Chris John akhirnya bisa memenangkan semua ronde. Ketiga hakim sepakat memberikan nilai kepada Chris John lebih tinggi dengan selisih 10 poin dengan Jose Cheo Rojas.
Inilah hasil penilaian dari ketiga hakim:
- Fransisco Martinez : Chris John 118 - 108 Jose Cheo Rojas
- Levi Martinez : Chris John 117 - 107 Jose Cheo Rojas
- Uriel Aguilera : Chris John 116 - 106 Jose Cheo Rojas
Setelah kemenangan melawan Jose Cheo Rojas ini, pada hari Ahad, 4 Maret 2007, Chris John diarak ke seluruh Indonesia. Reward yang diterima sungguh luar biasa. Sambutan masyarakat juga luar biasa meriah. Inilah yang disebut "balasan setimpal" bagi pendukung kemajuan tinju di Indonesia.
Pada tanggal 19 Agustus 2007, hak siar pertandingan Chris John pindah tayang dari TVRI ke SCTV. Chris John kembali mempertahankan gelarnya. Bertanding di Kobe Fashion Mart, Pulau Rokko, Kobe, Jepang Chris John tidak menemukan kesulitan berarti untuk mengalahkan penantangnya, Zaiki Takemoto dengan TKO di ronde kesepuluh, setelah sebelumnya Takemoto terkena knockdown dua kali, pada ronde 6 dan 8. Kubu Takemoto yang sudah berhitung bahwa Takemoto tidak akan mampu mengalahkan Chris John, akhirnya memutuskan Takemoto menyerah pada saat jeda istirahat menjelang ronde 10 dimulai. Zaiki Takemoto adalah penantang peringkat 8 kelas bulu WBA, yang merupakan petinju keturunan Korea kelahiran Kobe. Tak kurang 300 pendukung dari Indonesia yang terdiri dari para pelajar dan karyawan di Jepang, termasuk Menpora Adhyaksa Dault hadir di arena pertandingan untuk memberikan dukungan moral kepada Chris John.
Sukses mempertahankan gelar untuk kedelapan kalinya dan kali ini di luar negeri, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono mengundang Chris John ke Istana Negara bersama empat pemain bulu tangkis yang memenangi kejuaraan dunia di Malaysia pada waktu yang hampir bersamaan. Pada kesempatan tersebut, Presiden Yudhoyono memberikan hormat ala militer kepada Chris John sebagai apresiasi pribadi yang tinggi atas keberhasilannya mempertahankan gelar. Presiden juga menyampaikan rasa bangga atas prestasi Chris John.
26 Januari 2008: Pertandingan wajib melawan peringkat 1 Roinet Caballero dari Panama. Pertandingan berlangsung di Istora Senayan, Jakarta, Indonesia. Pertandingan dipromotori oleh Zaenal Thayeb bekerjasama dengan tim manajemen Chris John, dan disiarkan langsung oleh RCTI yang direlay langsung oleh TV4 Panama. Pertandingan dimenangkan oleh Chris John dengan TKO di ronde ketujuh. Dengan kemenangan ini, Chris John sudah mempertahankan gelar sebanyak 9 kali, dan 4 di antaranya adalah pertarungan wajib.
Menang melawan Hiroyuki Enoki
Setelah beberapa kali batal mempertahankan gelar melawan Jackson Asiku dari Uganda di Australia dan Indonesia serta Michael Lozada di Meksiko, Chris John akhirnya bertanding mempertahankan gelar kesepuluh kalinya di Tokyo, Jepang, melawan petinju kelahiran Akita, Jepang Utara, Hiroyuki Enoki, 24 Oktober 2008.
Chris John untuk ke-10 kalinya berhasil mempertahankan gelar juara dunia kelas bulu versi WBA. Melawan Hiroyuki Enoki di Korakuen Hall, Tokyo, Jepang, Jumat (24/10), petinju kebanggaan Indonesia itu menang angka setelah melewati pertarungan berdarah sepanjang 12 ronde. Chris John tampil dengan berani, meladeni pertarungan jarak rapat dan saling bertukar pukulan. Akibat pertandingan ini, Chris John menderita luka di bawah mata kiri dan atas mata kanan, sehingga harus menjalani operasi kecil di RS MMC, Jakarta, dan mendapatkan sekitar 70 jahitan. Enoki sendiri mengalami pembengkakan mata kiri sejak ronde 4, dan praktis mata kirinya tertutup oleh bengkak tersebut. Menurut Chris John, Enoki adalah petinju Jepang yang paling kuat dia pernah hadapi, dan dapat disetarakan dengan Juan Manuel Marquez, lawan terberat yang pernah dihadapi Chris John sebelumnya.
Seri melawan Ricardo Rocky Juarez
Dalam pertandingan pada tanggal 28 Februari 2009 di Houston, Texas, Amerika Serikat untuk mempertahankan gelar melawan petinju tuan rumah Ricardo Rocky Juarez, Chris John meraih hasil seri setelah ketiga juri sama-sama memberikan hasil 114-114. Di tengah tekanan pendukung petinju tuan rumah, Chris John mampu tampil baik, walaupun berakhir seri, sesuai peraturan tinju profesional, Chris John berhak mempertahankan gelar walaupun hasilnya seri. Komentator televisi Amerika Serikat dari HBO pada saat itu mencatatkan skor 116-112 untuk keunggulan Chris John.
Menang melawan Ricardo Rocky Juarez
Karena merasa dicurangi atas hasil seri pertandingan pertama di Houston, Texas, asal Juarez, kubu CJ minta pertandingan ulang diadakan di Los Angeles, California. Pihak promotor akhirnya bersedia memindahkan pertarungan ulang ke California, dijadwalkan pada 27 Juni 2009. Pertandingan ini kemudian ditunda, karena 7 hari jelang hari-h, Chris John terserang hypoxemia.[1]
Pada 19 September 2009, tanding ulang Chris John vs Rocky Juarez akhirnya dilangsungkan di MGM Grand, Las Vegas, Nevada, AS. Chris John berhasil menang dengan kemenangan angka mutlak walaupun hampir terjatuh di ronde terakhir oleh hook kiri Juarez. Dengan semangat bertanding yang luar biasa Chris John mampu menyelesaikan pertandingan dengan mendapatkan aplaus dan standing ovation dari penonton yang memadati gedung tinju paling terkenal di dunia MGM Grand Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat.
Menang Melawan Fernando David Saucedo
Setelah pertandingan ini mundur sampai akhir Juli akibat cedera bahu yang dialami Chris John saat latihan.[2] Pada Minggu, 5 Desember 2010 diadakan pertandingan di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Indonesia. Sebelum pertandingan, Chris John mengatakan ambisinya menaklukan lawan sebelum ronde ke-10. Setelah melewati 12 ronde, Chris John dinyatakan menang secara mutlak, 119-109, 119-109, dan 120-108. Chris John terlalu berupaya menang K.O. di pertandingan ini, terlihat staminanya jauh menurun dan bentuk tubuhnya yang terlihat kurang prima.
Menang melawan Daud Cino Yordan
Chris John berhasil menjawab keraguan para penggemarnya bahwa stamina dia sudah menurun, dengan menundukkan petinju muda berbakat Indonesia, Daud Cino Yordan asal Kayong, Kalimantan Barat dalam pertandingan di Jakarta International Expo, 17 April 2011. Chris John berhasil mendominasi serta unggul angka secara mutlak atas Daud. Chris John relatif mudah mendaratkan jab dan straight dengan telak, sementara Daud menginginkan pertarungan adu kekuatan, daya hindar Chris John masih terlalu bagus untuk pemuda 24 tahun ini. Pertandingan ini merupakan kali ke-14 Chris John mempertahankan gelar juara kelas bulu WBA yang diperolehnya sejak tahun 2003. Bagi Daud, ia berterimakasih kepada Chris John yang memberinya kesempatan, Craig Christian pelatih Chris John menilai Rocky Juarez adalah lawan yang lebih sulit dibanding Daud Yordan bagi Chris John, Daud bermain dengan kaki yang lamban, kepala dan tubuhnya bahkan terkena pukulan secara masif. Beruntung Daud memiliki kecepatan tangan dan kekuatan untuk melawan Chris John. Skor kemenangan Chris John 116-112, 116-112, 117-111.
Menang melawan Stanyslav Merdov
Chris John pada 30 September 2011 ditantang oleh petinju asal Ukraina, Stanyslav Merdov. Buat kedua kalinya Chris John yang banyak melewatkan hari latihan di bumi Australia, bertanding di negara Kanguru tersebut. Sempat terjatuh di ronde kedua oleh hook kanan Chris John, Merdov akhirnya dikalahkan angka secara mutlak 12 ronde oleh Chris John. Chris John berupaya menjatuhkan Merdov di sisa pertandingan namun justru Merdov mencuri tiga ronde tersisa, ini karena stamina Merdov yang lebih kuat kendati berusia lebih tua. Merdov adalah petinju dengan postur tubuh tertinggi yang pernah dihadapi Chris John. Skor akhir 115-112, 116-111, 116-111.
Menang Angka Mutlak atas Shoji Kimura
Chris John berhasil mempertahankan gelar WBA kelas bulu untuk ke-16 kali di Marina Bay Sands, Singapura pada 5 Mei 2012, setelah menundukkan penantangnya Shoji Kimura asal Yokohama, Jepang dengan angka mutlak selama 12 ronde. Kimura adalah petinju Jepang ke-4 yang menantang Chris John, 3 lawan sebelumnya sudah dikalahkan Chris John dalam pertandingan perebutan gelar yang diadakan di Jepang. Menghadapi Shoji Kimura, Chris John bermain sangat rapi dan lebih terorganisir dibanding saat melawan Merdov, meski sempat sempoyongan karena kecolongan uppercut keras Kimura di ronde ke 7. Promotor pertandingan ini adalah Raja Sapta Oktohari bersama Dragon Fire Promotions, dan dipentaskan bersama dengan kejuaraan IBO kelas bulu lowong antara Daud Yordan dan Lorenzo Villanueva.
Menang Angka Mutlak atas Cholantarn Piriyapinyo
Chris John mempertahankan gelar WBA kelas bulu dengan menundukkan lawan dari Thailand, Cholantarn Piriyapinyo, petinju yang sebelumnya tidak terkalahkan, dalam duel perebutan gelar di Marina Bay Sands, Singapura, 9 September 2012. Chris John yang kecepatan dan kelenturannya terlihat jauh sangat menurun dibanding masa mudanya, dalam pertandingan ini jauh lebih cerdik dibanding Piriyapinyo, 10 ronde awal dimenangi Chris John lewat jab dan straightnya yang menghalangi Piriyapinyo yang ingin bertarung jarak dekat. Di ronde ke 11 Chris John benar-benar kehabisan stamina dan berkali-kali Piriyapinyo mendesak Chris John dengan pertarungan jarak dekat, ronde ini dicuri Piriyapinyo. Pada ronde 12 situasi kembali berubah, kali ini Chris John berhasil melakukan penyesuaian walaupun staminanya habis, kendati bertarung jarak dekat namun Chris John mampu bertahan dan memenangi ronde ini dengan margin yang tipis. Skor total 119-109 dari 2 juri untuk kemenangan mutlak Chris John. 1 juri lainnya memberi Piriyapinyo 3 ronde untuknya, sisanya dimenangi Chris John dengan angka mutlak.
Seri Melawan Satoshi Hosono
Dalam pertarungan mempertahankan gelar kelas bulu versi WBA yang ke 18, 14 April 2013 di Indoor Tennis Stadium, Chris John membukukan hasil seri technical draw akibat benturan kepala dengan lawannya dari Jepang, Satoshi Hosono. Chris John mengalami luka pendarahan serius di pelipis mata dan dahi sebelah kanan akibat serudukan Hasono. Hasono juga merupakan lawan yang juga cukup kuat buat Chris John, skor pada saat pertandingan dihentikan adalah 19-19 sama kuat. Sobekan di pelipis dan sobekan di dahi ini merupakan dua luka sobek paling panjang dan membutuhkan jahitan paling banyak dalam karier profesional Chris John, yang kelak luka ini menjadi salah titik lemah Chris John di pertandingan selanjutnya, karena akan mudah sobek lagi apabila terkena pukulan.
Kalah Melawan Simpiwe Vetyeka
Setelah lama mencatatkan rekor belum pernah kalah, Chris John harus rela gelarnya terbang ke Afrika Selatan. Di pertandingan unifikasi gelar WBA dan IBO, petinju berusia 34 tahun dengan tubuh yang terlihat sudah kendur itu kalah technical knock out di ronde keenam dari petinju asal Afrika Selatan, Simpiwe Vetyeka. Pertarungan itu dilangsungkan di Metro City, Perth, Australia, Jumat (6/12/2013) malam. Pada ronde pertama, kedua petinju masih saling menjajaki. Chris John berusaha menyerang Simpiwe, sambil sesekali melancarkan pukulan. Pada ronde ini, The Dragon berusaha melancarkan serangan dengan pukulan kombinasi kiri kanan. Chris John masih unggul tipis sampai ronde ke-4. Pada ronde kelima, pukulan keras Simpiwe mendarat di pelipis dan dahi Chris John, yang dulu pernah sobek dalam pertandingan sebelumnya melawan Hasono, kini kembali sobek dan mengucurkan banyak darah yang tak kunjung berhenti. Pukulan beruntun kemudian dilancarkan Simpiwe, terlihat The Dragon sudah mulai mengendur. Simpiwe menghajar dengan pukulan-pukulan keras hingga Chris John goyah dan sempat terduduk ketika berusaha merangkul Simpiwe. Pada ronde keenam, Simpiwe berada di atas angin sehingga Simpiwe kembali mendesak Chris John. Beberapa pukulan hook dan uppercut Simpiwe mendarat telak ke wajah Chris John yang bermandikan darah, kemudian Chris John terluka dan memilih meletakkan lututnya. Chris John bangkit dan masih melepaskan hook keras sebagai usaha terakhir, Simpiwe yang tampak lebih siap untuk pertandingan ini bersiap untuk jual beli pukulan melawan Chris John yang sudah tidak berdaya. Beruntung bel akhir ronde ke-6 berbunyi. Namun di sudutnya, Chris John terlihat telah kehabisan tenaga, sehingga akhirnya mengatakan tidak mampu melanjutkan ronde ke-7. Chris John menyerah technical knock-out (TKO). Kemenangan itu membuat Simpiwe Vetyeka mendapatkan gelar di kelas bulu versi WBA. Sebelumnya, dia merupakan juara kelas bulu versi IBO. Gelar itu diraihnya setelah menaklukkan petinju asal Indonesia, Daud Yordan pada April 2013 di Jakarta. Ini merupakan kekalahan pertama sepanjang karier Chris John di tinju profesional. Catatan rekor dia mempertahankan gelar juara dunia sebanyak 18 kali, akhirnya pupus di pertarungan ke-19. Chris John memperoleh gelar lowong saat berhadapan dengan petinju Kolombia Oscar Leon melalui pertarungan ad-interim di Bali, 26 September 2003. Dia gagal menyamai rekor petinju asal Panama, Eusebio Pedroza yang sukses mempertahankan gelar sebanyak 19 kali di kelas bulu versi WBA. Sekuat-kuatnya seorang petinju, pasti juga bisa kalah. Chris John yang sama sekali belum pernah kalah akhirnya mengetahui apa kekalahan itu.
Keluarga
Chris John menikah dengan Anna Maria Megawati, mantan atlet wushu, pada tahun 2005, dan telah dikaruniai dua orang putri bernama Maria Luna Ferisha dan Maria Rosa Christiani.
Selain atlet tinju, Chris John juga sempat dikenal sebagai atlet nasional wushu. Keberhasilan Chris di dunia tinju, membawanya ke profesi sampingan, antara lain bintang iklan untuk berbagai produk dan komentator tinju di televisi.
Karier di luar ring
Sebagai bintang iklan
- Extra Joss - (Minuman berenergi) - TV dan non TV (kontrak sudah selesai)
- Kuku Bima Ener-G - (Minuman berenergi) - TV dan non TV
- Iklan Kampanye anti HIV - TV
- Fire Power - zat aditif untuk kendaraan (perusahaan Australia) - non TV
Film
Tahun | Judul | Peran | Keterangan |
---|---|---|---|
2016 | Triangle the Dark Side |
Lain-lain
- Selain petinju, Chris John adalah seorang atlet wushu yang berprestasi, di antaranya merebut medali emas kelas 52 kg SEA Games di Jakarta 1997, serta medali perunggu kelas yang sama pada SEA Games di Kualalumpur 2001.
- Sebagai motivator untuk para karyawan dan agen asuransi Prudential
- Bekerjasama dengan designer Samuel Wattimena yang senantiasa menyediakan pakaian sehari-hari untuk Chris John.
- Bekerjasama dengan pakar motivasi Andrie Wongso
- Sebagai pembicara di beberapa seminar maupun talkshow di televisi dan radio
Kutipan
- "Orang hanya mengenal saya seperti sekarang ini; sukses, terkenal, dan memiliki banyak uang. Tapi kebanyakan dari mereka tidak tahu bagaimana saya berjuang, sejak kecil digembleng ayah saya berlatih tinju dan saya hampir tidak mempunyai waktu bermain seperti anak sebaya saya."
- "Saat debut tinju dalam kejuaraan tinju amatir di Banjarnegara, saya begitu grogi, sehingga saat memukul, saya memejamkan mata sambil memukul, dan rupanya banyak yang kena, sehingga saya dinyatakan menang angka."
- "Biarlah orang lain menganggap gelar juara saya sekadar juara di atas kertas (paper champion) dll, tetapi saya akan buktikan bahwa saya bukan seorang paper champion."
Referensi
Pranala luar
- (Inggris) Website Chris John
- (Inggris) Rekor bertanding Chris John di Boxrec.com
- (Inggris) Profil Chris John di Boxrec.com
- (Inggris) John-Hosono/Vetyeka-Yordan: Full Report & Gallery - Fightnews.com
- (Inggris) Interview Chris John di Fightnews.com
- (Indonesia) Profil Chris John di Kompas.com
- (Indonesia) Artikel Chris John di RRI-online.com
- (Indonesia) Artikel mengenai sisi lain kehidupan Chris John di boxing-indonesia.com
- (Inggris) artikel dan foto mengenai kelahiran putri kedua Chris John