Lompat ke isi

Yuri dari Goguryeo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 Juni 2019 03.18 oleh LaninBot (bicara | kontrib) (ibukota → ibu kota)

Yuri (? - 18 M, bertakhta 19 SM - 18 M) adalah raja kedua dari kerajaan Goguryeo, salah satu dari Tiga Kerajaan Korea di yang terletak di bagian paling utara. Ia memerintah dari tahun 19 SM hingga tahun 18 M. Ia meninggal pada tahun 18 M.

Yuri dari Goguryeo
Hangul
유리왕 or 유리명왕
Hanja
瑠璃王 or 瑠璃明王
Alih AksaraYuri-wang or Yurimyeong-wang
McCune–ReischauerYuri-wang or Yurimyŏng-wang
Nama lahir
Hangul
해유리 or 유류 or 누리
Hanja
解類利 or 儒留 or 累利
Alih AksaraHae Yuri or Yuryu or Nuri
McCune–ReischauerHae Yuri or Yuryu or Nuri


Latar Belakang

Yuri merupakan putra Jumong, pendiri Kerajaan Goguryeo. Yuri dibesarkan di mana ayahandanya tumbuh dewasa dengan ibundanya. Ibunda Yuri, Nyonya Ye, dan Yuri pergi ke Goguryeo pada tahun 19 SM, untuk mencari ayahandanya.

Raja Jumong menunjuk Yuri sebagai Putra Mahkota Goguryeo. Onjo dan Biryu (kedua putra So Seo-no) jadi merasa tidak aman. So Seo-no membawa putra-putranya pergi meninggalkan Goguryeo dan mereka melakukan perjalanan ke arah selatan untuk mendirikan kerajaan yang baru Baekje, dan kemudian meninggal di Michuhol. Yuri menjadi Raja setelah kematian Jumong.

Pemerintahan

Yuri disebutkan sebagai seorang raja yang berkuasa dan sukses di dalam bidang militer. Ia menundukkan suku Xiongnu pada tahun 9 SM. Pada tahun 3 SM, Yuri memindahkan ibu kota dari benteng Jolbon ke Kota Gungnae.

Tetangga Goguryeo, Dinasti Han Tiongkok yang direbut oleh Wang Mang kemudian mendirikan Dinasti Xin. Wang Mang mengirim utusan ke Goguryeo untuk meminta bantuan militer di dalam menguasai Xiongnu pada tahun 12 M, selama 31 tahun dimasa pemerintahannya. Yuri menolak permintaannya tersebut dan sebaliknya menyerang Xin.[1]

Ia memiliki enam orang putra dan di antara mereka adalah Hae-Myung, dan Muhyul. Hae-Myung ditunjuk sebagai putra mahkota Goguryeo setelah kematian Dojul, yang merupakan putra tertua Raja Yuri, namun Yuri beranggapan bahwa ia terlalu ceroboh dan tidak patuh. Yuri menggantinya dengan putranya yang lebih muda, Muhyul pada tahun 14 M, putranya dengan putri Songyang. Muhyul kemudian memerintah sebagai Raja Daemusin dari Goguryeo.

Dari sebuah puisi yang ditulis oleh Yuri untuk selir kesukaannya, selir Chihui selamat sampai hari ini. Puisi tersebut berjudul Hwangjoga (황조가/黃鳥歌), yang berarti "Lagu Burung Kuning."

Informasi Keluarga

  • Ayahanda:
  • Ibunda:
    • Nyonya Ye.
  • Istri:
    • Seorang putri yang tidak jelas, berasal dari Songyang.
  • Selir:
    • Hwahyi.
    • Chihui.
  • Keturunan:
    • Hae Dojul, Putra Mahkota (meninggal pada tahun 1 M).
    • Hae-Myung, Putra Mahkota (ditunjuk pada tahun 1 M, dipecat pada tahun 14 M).
    • Hae Muhyul, Putra Mahkota (ditunjuk pada tahun 14 M), kemudian Raja Daemusin dari Goguryeo.
    • Hae Yuh-Jin, (tenggelam sekitar tahun 18 M).
    • Hea Sehyu, Putri dari Goguryro
    • Hea Yeo-Rang, Putri dari Goguryeo
    • Hae Saek-Ju (??-48), kemudian Raja Minjung dari Goguryeo.
    • Go Jaesa, pemimpin Wangsa Go dari garis keturunan Gyeru, ayahanda Raja Taejo dari Goguryeo, meninggal setelah tahun 53 M.

Ahli Waris

Raja Yuri meninggal pada tahun 18 M setelah memerintah selama 37 tahun. Ia digantikan oleh putranya, Muhyul, yang menjadi Raja Daemusin.

Teori Mengenai Raja Yuri

Teori Putra Jumong

Pandangan untuk Yuri yang menempatkannya sebagai putra Jumong dan Nyonya Ye. Penjelasan mengenai marga yang berbeda antara ayah dan anak, Nama keluarga asli dari Jumong adalah "Hae", namun ia menggantinya menjadi "Go" ketika ia mendirikan Goguryeo. Pergantian nama keluarga Jumong tersebut disinggung di dalam babad Samguk Sagi dan Samguk Yusa.

Teori Perampasan

Di dalam penelitian baru-baru ini, beberapa sejarawan membuat berbagai seri observasi mengenai pendirian Goguryeo yang membuat mereka berpikir adanya kemungkinan bahwa Hae Yuri bukan putra dari Go Jumong, melainkan seorang perebut tahkta.

Observasi tersebut menghasilkan sebuah konklusi mengenai kematian Jumong, perbedaan tentang marga, tabiat kejam Yuri terhadap para pengikut Jumong yang setia, dan perbedaan di dalam gaya pemerintahan. Jumong meninggal pada usia 40 tahun, di mana terbilang cukup muda dibandingkan usia para penerus dan para penggantinya. Sangat sedikit pemimpin pada periode tersebut meninggal sebelum usianya mencapai 40 tahun. Perbedaan marga tersebut dapat diartikan sebagai pergantian dinasti dari Marga Go ke Marga Hae.

Beberapa sejarawan menduga bahwa Yuri menemukan sepotong pedang patah milik Jumong dan menggunakannya untuk menuntut tahkta yang menandakan runtuhnya rezim Jumong, dan kenaikan Yuri ke atas tahkta. Secara keseluruhan, fakta bahwa Jumong meninggal lima bulan setelah kedatangan Yuri menyebabkan kecurigaan sejarawan. Namun semua ini hanyalah merupakan teori dan dapat dibuat-buat keberadaannya.

Referensi

  1. ^ 《三国史记》:“三十三年 春正月 立王子无恤为太子 委以军国之事 秋八月 王命乌伊・摩离 领兵二万 西伐梁貊 灭其国 进兵袭取汉高句丽县”

Lihat Pula

Yuri dari Goguryeo
Meninggal: 18
Gelar kebangsawanan
Didahului oleh:
Dongmyeong
Raja Goguryeo
19 SM – 18
Diteruskan oleh:
Daemusin
Hanya gelar saja
Didahului oleh:
Dongmyeong
— TITULER —
Raja Korea
19 SM – 18
Alasan kegagalan suksesi:
Tiga Kerajaan Korea
Diteruskan oleh:
Daemusin