Lompat ke isi

Penembakan kehormatan dengan meriam

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 8 November 2018 15.46 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)
Penghormatan dengan penembakan meriam.

Penghormatan 21 Meriam (Bahasa Inggris: 21-gun salute) adalah suatu cara penghormatan dalam militer dengan cara menembakkan tembakan hampa meriam atau senjata ke udara. Tradisi ini berawal dari praktek maritim di zaman abad ke-17 yang dilakukan ketika kapal perang menembakkan meriamnya ke laut sampai amunisinya habis untuk menunjukkan tak ada niat permusuhan dan menginginkan damai. Tradisi tersebut terus berkembang hingga saat ini yang menjadikan penembakkan senjata tersebut dilakukan dalam upacara-upacara militer seperti pada saat prosesi penguburan militer (menggunakan senapan), peringatan kejadian-kejadian historis, peringatan ulang tahun raja/ratu, peringatan hari wafat raja/ratu, dll. Biasanya, jumlah tembakan disesuaikan dengan pangkat orang yang dihormati. Untuk penghormatan terhadap kepala negara, digunakan 21 tembakan dan pejabat dengan pangkat yang lebih rendah dihormati dengan 19 sampai 5 buah tembakan, ini dilakukan sesuai dengan regulasi tiap-tiap angkatan di dunia.

Di Indonesia

Di Indonesia, penghormatan 21 Meriam ini dilakukan saat peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia pada setiap tanggal 17 Agustus pukul 10 pagi di dekat Istana Merdeka di Jakarta.[1] Hal ini juga dilakukan di kota-kota lain di Indonesia untuk upacara peringatan hari kemerdekaan Indonesia seperti di Surabaya. Penghormatan 21 Meriam ini juga dilakukan saat kunjungan kenegaraan para pemimpin negara asing di Indonesia.[2] Kegiatan ini dilakukan oleh kesatuan-kesatuan Artileri dari TNI-AD seperti Batalyon Artileri Medan 7 dan kadang-kadang juga dari kesatuan-kesatuan Artileri Korps Marinir.

Referensi

  1. ^ "17 Tembakan Meriam TNI Iringi Detik-Detik Proklamasi", Pos Kota, poskotanews.com, 17 August 2016, diakses tanggal 13 June 2017 
  2. ^ "21 Tembakan Meriam Akan Sambut Raja Salman di Bogor", Ramdhan Triyadi Bempah, kompas.com, 25 Februari 2017, diakses tanggal 13 June 2017 

Pranala luar