Lompat ke isi

Psikologi humanis

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 18 Oktober 2019 03.02 oleh Gondolkate (bicara | kontrib) (digabung dengan Humanistik)

Psikologi humanistik adalah pendekatan psikologi yang menekankan kehendak bebas, pertumbuhan pribadi, kegembiraan, kemampuan untuk pulih kembali setelah mengalami ketidakbahagiaan, serta keberhasilan dalam merealisasikan potensi manusia.[1] Tujuan psikologi humanistik adalah membantu manusia mengekspresikan dirinya secara kreatif dan merealisasikan potensinya secara utuh.[1] Salah satu pencetus psikologi humanistik adalah Abraham Maslow.[2]

Sejarah

Psikologi humanistik adalah aliran dalam psikologi yang muncul tahun 1950an sebagai reaksi terhadap aliran yang telah ada sebelumnya yaitu behaviorisme dan psikoanalisis. Aliran ini secara eksplisit memberikan perhatian pada dimensi manusia dari psikologi dan konteks manusia dalam pengembangan teori psikologis. Psikologi humanistik membela kodrat manusia yang telah dianggap negatif dan deterministik oleh aliran behaviorisme dan psikoanalisis. Permasalah ini dirangkum dalam lima postulat Psikologi Humanistik dari James Bugental (1964), sebagai berikut:

  1. Manusia tidak bisa direduksi menjadi komponen-komponen.
  2. Manusia memiliki konteks yang unik di dalam dirinya.
  3. Kesadaran manusia menyertakan kesadaran akan diri dalam konteks orang lain.
  4. Manusia mempunyai pilihan-pilihan dan tanggung jawab.
  5. Manusia bersifat intensional, mereka mencari makna, nilai, dan memiliki kreativitas.

Pendekatan humanistik ini mempunyai akar pada pemikiran eksistensialisme dengan tokoh-tokohnya seperti Kierkegaard, Nietzsche, Heidegger, dan Sartre.

Karakteristik

Psikologi humanistik dapat dimengerti dari tiga ciri utama, yaitu:[3]

  • Psikologi humanistik menawarkan satu nilai yang baru sebagai pendekatan untuk memahami sifat dan keadaan manusia.
  • Psikologi humanistik menawarkan pengetahuan yang luas akan kaidah penyelidikan dalam bidang tingkah laku manusia.
  • Psikologi humanistik menawarkan metode yang lebih luasakan kaidah-kaidah yang lebih efektif dalam dalam pelaksanaan psikoterapi.

Referensi

  1. ^ a b Wade & Tavris, Psikologi Jilid 1, Jakarta: Erlangga, 2007, hal. 23
  2. ^ ""Makalah Psikologi: Psikologi Humanistik"". Diakses tanggal 2011-07-20. 
  3. ^ ""Psikologi Humanistik"". Diakses tanggal 2011-07-20.