Lompat ke isi

Kereta api Turangga

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kereta api Turangga
Berkas:Papan Nama KA Turangga II Khas Daop 8.png
Berkas:Turangga Cibitung 2016.jpg
Kereta api Turangga di Cibitung, Bekasi
(Mulai 1 Desember 2019 keberangkatan KA Turangga dari Stasiun Gambir pada Pukul 14.00 dan tiba Stasiun Surabaya Gubeng pada Pukul 07.07)

Kereta api Turangga
Peta
Informasi umum
Jenis layananKereta api Jarak Jauh
StatusBeroperasi
Daerah operasiDaerah Operasi VIII Surabaya
Mulai beroperasi
  • 01 September 1995 (eksekutif dan bisnis)
  • 11 Oktober 1999 (eksekutif satwa)
  • 01 Desember 2019 (KA Turangga akan diperpanjang sampai Gambir)
PenerusArgo Wilis (GMR-SGU) 1998-sekarang
Operator saat iniPT Kereta Api Indonesia
Jumlah penumpang harian1.300 penumpang per hari (semejak diperpanjang sampai jakarta)[butuh rujukan]
Lintas pelayanan
Stasiun awalSurabaya Gubeng
Jumlah pemberhentianLihatlah di bawah.
Stasiun akhirGambir
Jarak tempuh865 km
Waktu tempuh reratasekitar 17 jam
Frekuensi perjalananSekali pergi pulang sehari
Jenis relRel berat
Pelayanan penumpang
KelasEksekutif Plus
Layanan disabilitasAda
Pengaturan tempat duduk50 tempat duduk disusun 2-2
kursi dapat direbahkan dan diputar
Fasilitas restorasiAda.
Dapat memesan sendiri makanan di kereta makan yang tersedia.
Fasilitas observasiKaca panorama dupleks dengan tirai dan lapisan laminasi isolator panas
Fasilitas hiburanAda
Fasilitas bagasiAda
Fasilitas lainLampu baca, toilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, AC, dan peredam suara
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.067 mm
Kecepatan operasional60 s.d. 100 km/jam
Pemilik jalurDitjen KA, Kemenhub RI
Nomor pada jadwal77-78

Kereta api Turangga Merupakan Kereta api Penumpang Kelas Eksekutif Satwa Plus yang dioperasikan Oleh PT Kereta api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VIII Surabaya yang Melayani Rute Tersebut Surabaya Gubeng-Gambir via Bandung-Tasikmalaya-Cilacap dan Sebaliknya. Sehubungan dengan diberlakukannya GAPEKA 2019 mulai 1 Desember 2019, jadwal KA Turangga diperpanjang dari yang semula hanya sampai Stasiun Bandung menjadi sampai Stasiun Gambir.

Kereta api Turangga pertama kali dioperasikan pada tanggal 1 September 1995. Perjalanan sejauh 699 km ditempuh dalam waktu sekitar 12,5 jam dan berhenti di Stasiun Surabaya Gubeng, Mojokerto, Jombang, Kertosono, Nganjuk, Madiun, Solo Balapan, Yogyakarta, Kutoarjo, Karanganyar (hanya KA 49), Kroya, Banjar, Tasikmalaya, Cipeundeuy, dan terakhir Bandung.

Kereta api ini menawarkan alternatif perjalanan Bandung-Surabaya dan sebaliknya pada malam hari. Untuk perjalanan pada siang hari pada rute tersebut dilayani oleh Kereta api Argo Wilis.

Asal usul nama

Nama Turangga diambil dari nama lain kuda tunggangan para raja/bangsawan di Jawa yang melambangkan kendaraan yang bisa melaju dengan kencang dalam berbagai keadaan. Diharapkan dengan nama ini, kualitas pelayanan di dalam kereta api ini semakin meningkat sehingga menumbuhkan kebanggaan bagi setiap penumpangnya.

Operasional

Pada awal pengoperasiannya, kereta ini diluncurkan dengan kelas bisnis dan eksekutif. Namun, sejak 11 Oktober 1999 semua rangkaiannya diubah menjadi kelas eksekutif satwa, seiring dengan datangnya rangkaian baru dari PT. INKA buatan tahun 1999. Kelas bisnis untuk jalur ini pun hanya dilayani oleh Kereta api Mutiara Selatan. Sedangkan rangkaian bisnis Turangga dimutasi ke Malang untuk dipakai oleh Kereta api Gajayana yang baru beroperasi.

Sejak tanggal 19 Januari 2009, rangkaian kereta ini diganti dengan rangkaian kereta yang berjendela seperti pesawat yang memiliki interior hijau. Meskipun kereta retrofit, kereta retrofit ini sebagian yang buatan tahun 60-an, tidak seperti rangkaian asli yang dibuat tahun 1999 di INKA. Namun, saat ini KA ini tidak sepenuhnya lagi menggunakan kereta (seperti) pesawat. Satu rangkaian kereta retrofit tersebut dibawa rangkaian Kereta api Sancaka relasi Surabaya Gubeng-Yogyakarta. KA Turangga juga sering bertukar rangkaian dengan KA Bangunkarta dan KA Sancaka sehingga tidak jarang menggunakan rangkaiannya yang lama buatan 1999, bekas Gajayana buatan 1966, maupun bekas Bima buatan 1995. Sejak pertengahan 2018 KA Turangga sudah menggunakan rangkaian terbaru eksekutif rangkaian baja tahan karat tahun 2018 rangkaian kereta 4 dan 5 Dipo Induk Sidotopo (SDT).

KA Turangga berangkat dari Stasiun Bandung (BD) pada pukul 19.30 WIB dan dari Stasiun Surabaya Gubeng (SGU) pada pukul 16.30 WIB. Rangkaian KA ini terdiri dari tujuh hingga delapan kereta penumpang kelas eksekutif (K1 2018 SDT), satu kereta makan (M1 2018 SDT), satu gerbong pembangkit (P 2018 SDT), dan satu gerbong bagasi (B).

Pada pagi hari di Bandung, rangkaian kereta ini akan digunakan sebagai Kereta api Argo Parahyangan dengan nomor KA 33 dan 34 relasi Bandung - Gambir pulang-pergi.

Tarif

Tarif kereta api ini adalah antara Rp270.000,00-Rp500.000,00, bergantung pada jarak tempuh, subkelas/posisi tempat duduk dalam rangkaian kereta, serta hari-hari tertentu seperti akhir pekan dan libur nasional. Selain itu, berlaku pula tarif khusus yang hanya dapat dipesan mulai dua jam sebelum keberangkatan kereta api ini pada stasiun yang berada dalam rute berikut :

Jadwal

Berikut ini adalah jadwal perjalanan Kereta api Turangga per 1 April 2017 (berdasarkan gapeka 2017).

Stasiun Datang Berangkat
KA 49 Turangga (Surabaya Gubeng-Bandung)
Surabaya Gubeng - 16.30
Mojokerto 17.06 17.10
Jombang 17.32 17.35
Kertosono 17.50 17.53
Nganjuk 18.13 18.15
Madiun 19.05 19.12
Solo Balapan 20.27 20.32
Yogyakarta 21.19 21.25
Kutoarjo 22.16 22.19
Karanganyar 22.54 23.01
Kroya 23.41 23.56
Banjar 01.20 01.30
Tasikmalaya 02.17 02.22
Cipeundeuy 03.08 03.20
Bandung 05.04 -
KA 50 Turangga (Bandung-Surabaya Gubeng)
Bandung - 19.30
Cipeundeuy 21.14 21.24
Tasikmalaya 22.10 22.20
Banjar 23.07 23.18
Kroya 00.57 01.15
Kutoarjo 02.29 02.33
Yogyakarta 03.25 03.30
Solo Balapan 04.17 04.24
Madiun 05.39 05.48
Nganjuk 06.28 06.31
Kertosono 06.51 06.53
Jombang 07.07 07.10
Mojokerto 07.32 07.38
Surabaya Gubeng 08.14 -

Transportasi antarmoda pendukung

Kereta api Turangga juga dipakai sebagai moda transportasi dari Bandung ke objek wisata yang ada di Pulau Bali dan sekitarnya. Setiba di Surabaya, penumpang dapat singgah di ruang VIP Stasiun Surabaya Gubeng untuk kemudian meneruskan perjalalan ke Banyuwangi dengan Mutiara Timur pagi dan sampai di Banyuwangi pada sore hari. Demikian juga sebaliknya, berangkat dari Banyuwangi dengan menggunakan KA Mutiara Timur Pagi untuk sampai di Surabaya Gubeng, kemudian singgah di ruang VIP Stasiun Surabaya Gubeng dan meneruskan perjalanan menuju Mojokerto, Jombang, Kertosono, Nganjuk, Madiun, Solo Balapan, Yogyakarta, Kutoarjo, Kroya, Banjar, Tasikmalaya, maupun Bandung dengan menggunakan KA Turangga.

KA Turangga juga dipakai sebagai moda transportasi penghubung dari Surabaya Gubeng ke objek wisata yang ada di Jakarta dan sebaliknya. Untuk kemudian meneruskan perjalanan ke Gambir dengan Argo Parahyangan pagi dan sampai di gambir pada siang hari.

Galeri

Pranala luar

(Indonesia) Situs web resmi PT Kereta Api Indonesia