Kereta api Turangga
Artikel bertopik layanan kereta api ini berisi jadwal perjalanan kereta api yang suatu saat dapat berubah. |
Berkas:Papan Nama KA Turangga II Khas Daop 8.png | |||||
Berkas:Turangga Cibitung 2016.jpg | |||||
Informasi umum | |||||
---|---|---|---|---|---|
Jenis layanan | Kereta api Jarak Jauh | ||||
Status | Beroperasi | ||||
Daerah operasi | Daerah Operasi VIII Surabaya | ||||
Mulai beroperasi |
| ||||
Penerus | Argo Wilis (GMR-SGU) 1998-sekarang | ||||
Operator saat ini | PT Kereta Api Indonesia | ||||
Jumlah penumpang harian | 1.300 penumpang per hari (semejak diperpanjang sampai jakarta)[butuh rujukan] | ||||
Lintas pelayanan | |||||
Stasiun awal | Surabaya Gubeng | ||||
Jumlah pemberhentian | Lihatlah di bawah. | ||||
Stasiun akhir | Gambir | ||||
Jarak tempuh | 865 km | ||||
Waktu tempuh rerata | sekitar 17 jam | ||||
Frekuensi perjalanan | Sekali pergi pulang sehari | ||||
Jenis rel | Rel berat | ||||
Pelayanan penumpang | |||||
Kelas | Eksekutif Plus | ||||
Layanan disabilitas | Ada | ||||
Pengaturan tempat duduk | 50 tempat duduk disusun 2-2 kursi dapat direbahkan dan diputar | ||||
Fasilitas restorasi | Ada. Dapat memesan sendiri makanan di kereta makan yang tersedia. | ||||
Fasilitas observasi | Kaca panorama dupleks dengan tirai dan lapisan laminasi isolator panas | ||||
Fasilitas hiburan | Ada | ||||
Fasilitas bagasi | Ada | ||||
Fasilitas lain | Lampu baca, toilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, AC, dan peredam suara | ||||
Teknis sarana dan prasarana | |||||
Lebar sepur | 1.067 mm | ||||
Kecepatan operasional | 60 s.d. 100 km/jam | ||||
Pemilik jalur | Ditjen KA, Kemenhub RI | ||||
Nomor pada jadwal | 77-78 | ||||
|
Kereta api Turangga Merupakan Kereta api Penumpang Kelas Eksekutif Satwa Plus yang dioperasikan Oleh PT Kereta api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VIII Surabaya yang Melayani Rute Tersebut Surabaya Gubeng-Gambir via Bandung-Tasikmalaya-Cilacap dan Sebaliknya. Sehubungan dengan diberlakukannya GAPEKA 2019 mulai 1 Desember 2019, jadwal KA Turangga diperpanjang dari yang semula hanya sampai Stasiun Bandung menjadi sampai Stasiun Gambir.
Kereta api Turangga pertama kali dioperasikan pada tanggal 1 September 1995. Perjalanan sejauh 699 km ditempuh dalam waktu sekitar 12,5 jam dan berhenti di Stasiun Surabaya Gubeng, Mojokerto, Jombang, Kertosono, Nganjuk, Madiun, Solo Balapan, Yogyakarta, Kutoarjo, Karanganyar (hanya KA 49), Kroya, Banjar, Tasikmalaya, Cipeundeuy, dan terakhir Bandung.
Kereta api ini menawarkan alternatif perjalanan Bandung-Surabaya dan sebaliknya pada malam hari. Untuk perjalanan pada siang hari pada rute tersebut dilayani oleh Kereta api Argo Wilis.
Asal usul nama
Nama Turangga diambil dari nama lain kuda tunggangan para raja/bangsawan di Jawa yang melambangkan kendaraan yang bisa melaju dengan kencang dalam berbagai keadaan. Diharapkan dengan nama ini, kualitas pelayanan di dalam kereta api ini semakin meningkat sehingga menumbuhkan kebanggaan bagi setiap penumpangnya.
Operasional
Pada awal pengoperasiannya, kereta ini diluncurkan dengan kelas bisnis dan eksekutif. Namun, sejak 11 Oktober 1999 semua rangkaiannya diubah menjadi kelas eksekutif satwa, seiring dengan datangnya rangkaian baru dari PT. INKA buatan tahun 1999. Kelas bisnis untuk jalur ini pun hanya dilayani oleh Kereta api Mutiara Selatan. Sedangkan rangkaian bisnis Turangga dimutasi ke Malang untuk dipakai oleh Kereta api Gajayana yang baru beroperasi.
Sejak tanggal 19 Januari 2009, rangkaian kereta ini diganti dengan rangkaian kereta yang berjendela seperti pesawat yang memiliki interior hijau. Meskipun kereta retrofit, kereta retrofit ini sebagian yang buatan tahun 60-an, tidak seperti rangkaian asli yang dibuat tahun 1999 di INKA. Namun, saat ini KA ini tidak sepenuhnya lagi menggunakan kereta (seperti) pesawat. Satu rangkaian kereta retrofit tersebut dibawa rangkaian Kereta api Sancaka relasi Surabaya Gubeng-Yogyakarta. KA Turangga juga sering bertukar rangkaian dengan KA Bangunkarta dan KA Sancaka sehingga tidak jarang menggunakan rangkaiannya yang lama buatan 1999, bekas Gajayana buatan 1966, maupun bekas Bima buatan 1995. Sejak pertengahan 2018 KA Turangga sudah menggunakan rangkaian terbaru eksekutif rangkaian baja tahan karat tahun 2018 rangkaian kereta 4 dan 5 Dipo Induk Sidotopo (SDT).
KA Turangga berangkat dari Stasiun Bandung (BD) pada pukul 19.30 WIB dan dari Stasiun Surabaya Gubeng (SGU) pada pukul 16.30 WIB. Rangkaian KA ini terdiri dari tujuh hingga delapan kereta penumpang kelas eksekutif (K1 2018 SDT), satu kereta makan (M1 2018 SDT), satu gerbong pembangkit (P 2018 SDT), dan satu gerbong bagasi (B).
Pada pagi hari di Bandung, rangkaian kereta ini akan digunakan sebagai Kereta api Argo Parahyangan dengan nomor KA 33 dan 34 relasi Bandung - Gambir pulang-pergi.
Tarif
Tarif kereta api ini adalah antara Rp270.000,00-Rp500.000,00, bergantung pada jarak tempuh, subkelas/posisi tempat duduk dalam rangkaian kereta, serta hari-hari tertentu seperti akhir pekan dan libur nasional. Selain itu, berlaku pula tarif khusus yang hanya dapat dipesan mulai dua jam sebelum keberangkatan kereta api ini pada stasiun yang berada dalam rute berikut :
- Surabaya - Jombang maupun sebaliknya: Rp40.000,00
- Madiun - Jombang / Solo maupun sebaliknya: Rp70.000,00
- Madiun - Surabaya / Yogyakarta maupun sebaliknya: Rp100.000,00
- Surabaya - Yogyakarta maupun sebaliknya: Rp230.000,00
- Kroya - Tasikmalaya / Yogyakarta maupun sebaliknya: Rp110.000,00
- Banjar - Bandung maupun sebaliknya: Rp90.000,00
- Tasikmalaya - Bandung maupun sebaliknya: Rp80.000,00
Jadwal
Berikut ini adalah jadwal perjalanan Kereta api Turangga per 1 April 2017 (berdasarkan gapeka 2017).
Stasiun | Datang | Berangkat |
---|---|---|
KA 49 Turangga (Surabaya Gubeng-Bandung) | ||
Surabaya Gubeng | - | 16.30 |
Mojokerto | 17.06 | 17.10 |
Jombang | 17.32 | 17.35 |
Kertosono | 17.50 | 17.53 |
Nganjuk | 18.13 | 18.15 |
Madiun | 19.05 | 19.12 |
Solo Balapan | 20.27 | 20.32 |
Yogyakarta | 21.19 | 21.25 |
Kutoarjo | 22.16 | 22.19 |
Karanganyar | 22.54 | 23.01 |
Kroya | 23.41 | 23.56 |
Banjar | 01.20 | 01.30 |
Tasikmalaya | 02.17 | 02.22 |
Cipeundeuy | 03.08 | 03.20 |
Bandung | 05.04 | - |
KA 50 Turangga (Bandung-Surabaya Gubeng) | ||
Bandung | - | 19.30 |
Cipeundeuy | 21.14 | 21.24 |
Tasikmalaya | 22.10 | 22.20 |
Banjar | 23.07 | 23.18 |
Kroya | 00.57 | 01.15 |
Kutoarjo | 02.29 | 02.33 |
Yogyakarta | 03.25 | 03.30 |
Solo Balapan | 04.17 | 04.24 |
Madiun | 05.39 | 05.48 |
Nganjuk | 06.28 | 06.31 |
Kertosono | 06.51 | 06.53 |
Jombang | 07.07 | 07.10 |
Mojokerto | 07.32 | 07.38 |
Surabaya Gubeng | 08.14 | - |
Transportasi antarmoda pendukung
Menuju Banyuwangi
Kereta api Turangga juga dipakai sebagai moda transportasi dari Bandung ke objek wisata yang ada di Pulau Bali dan sekitarnya. Setiba di Surabaya, penumpang dapat singgah di ruang VIP Stasiun Surabaya Gubeng untuk kemudian meneruskan perjalalan ke Banyuwangi dengan Mutiara Timur pagi dan sampai di Banyuwangi pada sore hari. Demikian juga sebaliknya, berangkat dari Banyuwangi dengan menggunakan KA Mutiara Timur Pagi untuk sampai di Surabaya Gubeng, kemudian singgah di ruang VIP Stasiun Surabaya Gubeng dan meneruskan perjalanan menuju Mojokerto, Jombang, Kertosono, Nganjuk, Madiun, Solo Balapan, Yogyakarta, Kutoarjo, Kroya, Banjar, Tasikmalaya, maupun Bandung dengan menggunakan KA Turangga.
Menuju Jakarta
KA Turangga juga dipakai sebagai moda transportasi penghubung dari Surabaya Gubeng ke objek wisata yang ada di Jakarta dan sebaliknya. Untuk kemudian meneruskan perjalanan ke Gambir dengan Argo Parahyangan pagi dan sampai di gambir pada siang hari.
Galeri
-
KA Turangga di Stasiun Surabaya Gubeng tahun 2011
-
Kereta api Turangga di pegunungan Priangan
Pranala luar
(Indonesia) Situs web resmi PT Kereta Api Indonesia