Lompat ke isi

Rakai Garung

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Rakai Garung adalah raja Kerajaan Mataram Kuno dari Wangsa Sanjaya yang berkuasa di Kerajaan Medang antara tahun 828 sampai dengan 847.[1] Dalam Prasasti Mantyasih, nama gelarnya ialah Sri Maharaja Rakai Garung.[2] Dalam Prasasti Wanua Tengah III (908), ia memerintah antara 24 Januari 828 s.d. 5 Agustus 847.[1] Ia adalah raja setelah Dyah Gula dan sebelum Rakai Pikatan.[1]

Prasasti tertua yang dikeluarkan Rakai Garung ialah Prasasti Pengging (819).[3] Dalam prasasti ini, namanya disebut sebagai Rakaryan i Garung, dan masih belum bergelar sri maharaja.[3] Ia mungkin adalah pejabat tinggi sebelum naik tahta, serta adalah anak atau saudara dari raja-raja sebelumnya.[4]

Menurut prasasti Wanua Tengah III, ia adalah anak dari Sang lumah i Tuk, artinya seseorang (bangsawan/raja) yang dimakamkan di Tuk.[4] Disebutkan bahwa Rakai Garung mengembalikan status sima (desa perdikan) Wanua Tengah, yang pernah dicabut oleh raja sebelumnya.[4]

Hubungan dengan Pu Palar

De Casparis menyamakan Rakai Garung dengan tokoh Dang Karayan Partapan Pu Palar yang tertulis di Prasasti Gandasuli (832).[5] Dalam prasasti itu, Dang Karayan lah yang mengadakan upacara sima.[5] Nama Rakaryan Patapan Pu Palar juga ditemukan dalam Prasasti Karangtengah (824), bersamaan dengan penyebutan Pramodawardhani dan Samaratungga.[5][6] Pramodhawardhani dianggap de Casparis sama dengan Sri Kaluhunnan.[6] Oleh karena itu, ia menganggap bahwa Pramodawardhani adalah menantu Rakai Garung yang menikah dengan Rakai Pikatan.[6]

Slamet Muljana menyamakan Rakai Garung dengan Samaratungga, dan bukannya dengan Dang Karayan Partapan Pu Palar.[3] Hal tersebut karena Dang Karayan cuma memiliki gelar haji (raja kecil), bukan maharaja.[3]

Referensi

  1. ^ a b c Dwiyanto, Djoko. 1986. Pengamatan terhadap Data Kesejarahan dari Prasasti Wanua Tengah III tahun 908 Masehi. Dalam PIA IV (IIa). Jakarta: Pulit Arkenas, h. 92-110.
  2. ^ Mustopo, M. Habib (2005). Sejarah: Untuk kelas 2 SMA. Yudhistira. ISBN 978-979-676-707-6. 
  3. ^ a b c d Muljana, Prof Dr Slamet (2006-01-01). Sriwijaya. Lkis Pelangi Aksara. ISBN 978-979-8451-62-1. 
  4. ^ a b c Arif, H. A. Kholiq (2010-01-01). MATA AIR PERADABAN ; Dua Milenium Wonosobo. Lkis Pelangi Aksara. ISBN 978-979-25-5331-4. 
  5. ^ a b c Soekmono, R. (1995). The Javanese Candi: Function and Meaning (dalam bahasa Inggris). BRILL. ISBN 978-90-04-10215-6. 
  6. ^ a b c Iongh, R. C. de (1977). Handbook of Oriental Studies (dalam bahasa Inggris). BRILL. ISBN 978-90-04-04918-5. 
Didahului oleh:
Dyah Gula
Raja Mataram

(Wangsa Sanjaya)
828—847

Diteruskan oleh:
Rakai Pikatan