Krabuku ingkat
Tarsius bancanus | |
---|---|
Seekor Tarsius bancanus | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Subordo: | |
Infraordo: | Tarsiiformes Gregory, 1915
|
Famili: | Tarsiidae Gray, 1825
|
Genus: | Tarsius Storr, 1780
|
Spesies tipe | |
Tarsius bancanus Horsfield, 1821
| |
Sinonim | |
T. b. boreanus:
|
Tarsius bancanus atau mentilin merupakan salah satu spesies tarsius. Primata endemik Sumatra dan Kalimantan, Indonesia ini berdasarkan keputusan menteri dalam negeri (Kepmendagri) nomor 522.53-958/2010 ditetapkan sebagai fauna identitas provinsi Bangka Belitung.[1]
Tarsius bancanus dalam bahasa Inggris sering disebut sebagai Horsfield’s Tarsier atau Western Tarsier.
Pertelaan
Tarsius bancanus mempunyai ciri-ciri dan perilaku seperti jenis-jenis tarsius lainnya. Panjang tubuhnya sekitar 12–15 cm dengan berat tubuh sekitar 128 gram (jantan) dan 117 gram (betina). Bulu tubuh mentilin berwarna coklat kemerahan hingga abu-abu kecoklatan.[2] yang unik dari hewan ini adalah memiliki mata bulat yang berdiameter 16 militer.[3] Kaki belakangnya dapat dikatakan lebih panjang, panjang kaki Mentilin dua kali dari panjang tubuhnya, untuk melakukan perpindahan dari pohon ke pohon.[2]
Persebaran
Tarsius bancanus tersebar di Indonesia (Kalimantan, Sumatra, dan pulau-pulau sekitar seperti Bangka, Belitung, dan Karimata), Malaysia Timur (Sabah dan Serawak), dan Brunei Darussalam.[2] Persebaran ini dapat dikatakan cukup luas dari pulau Sumatera hingga kepulauan Natuna. Persebaran ini menjadikan ada perbedaan dalam morfologi dan menyebabkan adanya pembagian empat sub spesies.
Subspesies
Terdapat empat subspesies Tarsius bancanus, yaitu:
- Tarsius bancanus bancanus [sebagian Pulau Sumatera dan Pulau Bangka]
- Tarsius bancanus borneanus [Kalimantan dan Pulau Karimata, Brunei Darussalam, serta Malaysia]
- Tarsius bancanus natunensis [Kepulauan Natuna dan Pulau Subi]
- Tarsius bancanus saltator [Pulau Belitung][3]
Perilaku
Mentili merupakan hewan nokturnal yang hanya aktif di malam hari dan biasa beraktifitas di atas dahan-dahan pohon yang memiliki ketinggian 5 meter. Tapi anehnya hewan ini berbeda dengan hewan nokturnal lainnya, jika hewan nokturnal biasanya memiliki daerah pemantul cahaya (tapetum lucidum) di matanya tapi Mentili tidak memilikinya. Dan juga Mentili ini memiliki fovea yang jarang sekali dimiliki oleh binatang nokturnal.
Selain nokturnal tarsius juga
Terancam Punah
Karena adanya deforestasi di kepulauan Bangka yang dapat dikatakan sejak tahun 1700, dimulai dengan pembukaan lahan untuk tambang timah, kemudian tahun 1995 ada pembukaan lahan untuk sawit dan kebun lada, [1] maka kini Mentilin diklasifikasikan sebagai hewan terancam punah berdasarkan Permen LHK nomor P.106/2018,[3] dan juga pada Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 1999.[2] menurut lembaga konservasi dunia [IUCN] juga memasukkan spesies Tarsius bancanus dalam status rentan/Vulnerable/VU. Menurut lembaga perdagangan international CITES Mentili termasuk dalam Apendiks II yang berarti terancam punah.[2]
Referensi
- ^ a b Mentilin, Fauna Identitas Bangka Belitung yang Terancam Punah, mongabay, Nopri Ismi. Akses : 09-06-2021.
- ^ a b c d e Saepuloh, Uus (2016-06-01). "Tarsius bancanus". Pusat Studi Satwa Primata. Diakses tanggal 2021-09-18.
- ^ a b c Supardi, Ahmad (2021-01-28). "Namanya Mentilin, Matanya Bulat dan Suka Keluar Malam Hari". Mongabay. Diakses tanggal 2021-09-18.