Lompat ke isi

Henri MacLaine Pont

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 11 Juli 2021 15.26 oleh Veracious (bicara | kontrib) (Referensi dan pranala luar: clean up, removed: Kategori:Eropa-Indonesia using AWB)
Institut Teknologi Bandung

Henri MacLaine Pont (21 Juni 1885 – 2 Desember 1971) adalah arsitek populer di Hindia Belanda pada paruh pertama abad ke-20. Dari garis ibu ia memiliki keturunan orang Buru, sementara dari garis ayah mengalir darah Skotlandia, Spanyol, dan Huguenot (Prancis).

Pendidikan arsitektur ia peroleh dari Institut Teknologi Delft (TH Delft), Belanda. Setelah lulus ia kembali ke Hindia Belanda dan mendirikan suatu firma perancangan bangunan. Pada masa awal, konsep bangunannya adalah memodifikasi gaya bangunan Eropa untuk kondisi tropika yang lembap, bersuhu tinggi, dan bercurah hujan tinggi. Namun, pengalamannya dalam menangani berbagai bangunan candi (terutama di Trowulan) membuatnya mengubah konsep menjadi berusaha memodernisasi konsep bangunan tradisional lokal Hindia (Indonesia) yang dikenal sebagai gaya Indisch. Dalam gaya ini namanya dapat disejajarkan dengan Thomas Karsten, seorang arsitek dan penata ruang lingkungan yang juga rekan kerjanya. Kampus ITB Ganesha, Stasiun Poncol di Semarang, Stasiun Tegal di Tegal, dan Gereja Puhsarang di Kabupaten Kediri adalah beberapa dari banyak bangunan rancangannya.

Pada dasawarsa ketiga abad ke-20 Maclaine Pont tertarik dengan arsitektur percandian di Jawa. Sumbangannya yang terbesar dalam arkeologi Indonesia barangkali adalah pendeskripsiannya mengenai konsep tata kota ibu kota Majapahit di Trowulan. Sejak 1921 ia aktif dalam penggalian (ekskavasi) di tempat itu dan membuat suatu draft mengenai kemungkinan Trowulan pantas menjadi ibu kota kerajaan kuno itu. Pada tahun 1925 ia mendirikan Museum dan Pusat Penelitian Arkeologi Trowulan.[1]

Ketika Jepang menduduki Hindia Belanda ia sempat dimasukkan dalam kamp interniran di Bandung (Cimahi). Pada tahun 1945 awal ia dikirim ke Australia karena kondisi kesehatannya yang buruk. Setelah Proklamasi Kemerdekaan ia diminta menjadi guru besar di ITB, tetapi ketika ia datang pada tahun 1946, posisinya telah dihapuskan. Dengan kecewa ia pindah ke Belanda dan tinggal di Den Haag hingga akhir hayatnya.

Referensi dan pranala luar

  1. ^ "Trowulan Remains of Majapahit". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-09-25. Diakses tanggal 2009-01-21.