KRD Tanahabang-Nambo
KRD Tanahabang-Nambo | |
---|---|
Ikhtisar | |
Jenis | Ekonomi |
Sistem | Kereta Api Komuter |
Status | Tidak beroperasi |
Lokasi | Daerah Operasi I Jakarta |
Terminus | Tanahabang Nambo |
Stasiun | 7 |
Operasi | |
Dibuka | 2002 |
Ditutup | 2006 |
Operator | PT Kereta Api Indonesia |
Depo | Tanahabang dan Bukit Duri |
Rangkaian | Tidak ada |
Data teknis | |
Lebar sepur | 1067 mm |
Kecepatan operasi | 50 s.d. 60 km/jam |
KRD Tanahabang-Nambo adalah sebuah kereta api komuter yang pernah beroperasi dengan trayek Tanahabang-Nambo pp. Kereta api ini dahulu beroperasi pada tahun 2002 untuk mengisi Jalur kereta api Citayam-Nambo yang saat itu tidak terpakai. Kereta api ini menggunakan Kereta Rel Diesel Hidrolik (KRDH) buatan pabrik kereta api Nippon Sharyo pada tahun 1980. Kereta api ini berhenti beroperasi pada tahun 2006 karena faktor usia kereta api dan ketidaktersediaan suku cadang. Setelah dinonaktifkan, rangkaian kereta api ini disimpan di Balai Yasa Manggarai. Pada tahun 2013, sisa-sisa rangkaian kereta api ini dibawa ke Stasiun Purwakarta untuk dibesituakan. Saat beroperasi, kereta api ini berhenti di Stasiun Tanahabang, Stasiun Manggarai, Stasiun Citayam, Stasiun Pondok Rajeg, Stasiun Cibinong, Stasiun Gunung Putri dan berakhir di Stasiun Nambo. Kereta api ini akan digantikan oleh KRL Commuter Jabodetabek karena sekarang Jalur kereta api Citayam-Nambo telah dielektrifikasi, sehingga KRL dapat melewati dan resmi dioperasikan mulai tanggal 1 April 2015. Harga kereta api ini saat itu hanya Rp 1000.
Insiden
- Pada 25 juli 1998 di daerah ciriung kec. Cibinong, kab. Bogor, KRD dari arah nambo tujuan depok diseruduk oleh mobil pickup bermuatan semen, dua buah sepeda motor, dan sebuah becak yang mengangkut seorang pelajar SMUN 1 Cibinong yang berangkat ke sekolah di daerah pabuaran, kecamatan Cibinong, kabupaten Bogor. Akibatnya 5 orang tewas di TKP, serta 2 orang luka-luka.