Museum Pura Pakualaman
Didirikan | 29 Januari 1981 |
---|---|
Lokasi | Kompleks Pura Pakualaman, Jalan Sultan Agung, Purwokinanti, Pakualaman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta |
Jenis | Museum kebudayaan |
Pemilik | Kadipaten Pakualaman |
Akses transportasi umum | Trans Jogja |
Museum Pura Pakualaman adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Sultan Agung, Kelurahan Purwokinanti, Kecamatan Pakualaman, Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Status museum ini adalah museum khusus dengan fungsi khusus untuk menampilkan benda-benda yang dimiliki oleh Pura Pakualaman. Perencanaan pembuatan museum dimulai sejak awal tahun 1981 atas persetujuan Paku Alam VIII. Museum ini diresmikan pada tanggal 29 Januari 1981. Museum Pura Paku Alaman menggunakan tiga ruangan di bagian sayap muka sebelah timur dalam kompleks Pura Paku Alaman. Museum dimasuki dengan melewati gerbang yang disebut Regol Wiwara Kusuma. Bagian atas gerbang berhiaskan lambang mahkota Praja Paku Alaman, lunglungan tanaman dan angka pembuatan bertuliskan tanggal 7 Agustus 1884 pada masa pemerintahan Paku Alam V. Di bawah tanggal terdapat semboyan dengan tulisan huruf Jawa “Wiwara Kusuma Winayang Reka”, yang berarti “Pengayom Keadilan dan Kebijaksanaan”.[1] Koleksi utama dari Museum Pura Pakualaman berupa singgasana Pangeran Adipati Praja Pakualaman, foto, perkakas rumah tangga, baju tradisional, senjata, kereta kuno, dan benda-benda peninggalan masa Paku Alam I sampai Paku Alam VIII. Titik koordinatnya di 7°48’03.7” Lintang Selatan dan 110°22’34.3” Bujur Timur. Akses ke museum dapat dari arah Bandar Udara Adi Sutjipto (9 km), Stasiun Tugu (3 km), Stasiun Lempuyangan (2,3 km), atau Terminal Giwangan (6 km).[2]
Ruangan
Ruang perkenalan merupakan ruangan pertama yan ditujukan sebagai ruangan pendidikan. Dalam ruangan ini berisi koleksi benda sejarah yang menjelaskan tentang berdirinya Kadipaten Pakualaman. Di dalamnya ada pula pohon silsilah Nabi Adam, silsilah penguasa Praja Pakualaman, dan silsilah raja-raja Mataram mulai dari masa Kerajaan Majapahit dalam masa pemerintahan Brawijaya V. Panjang pohon silsilah Nabi Adam sepanjang 13 meter. Pohon ini bersambung lagi sepanjang 8 meter yang bagiannya disimpan di arsip Kadipaten Pakualaman. Silsilah ini ditulis pada kulit kayu. Tulisannya memakai aksara jawa modern yang ditulis oleh abdi dalem Kasunanan Surakarta Hadiningrat bernama Awikrama. Nama raja-raja keturunan dari Nabi Adam tertulis di pohon silsilah. Pada silsilah penguasa Praja Pakualaman dijelaskan silsilah keluarga Pakualaman mulai dari Pangeran Notokusumo. Sedangkan silsilah raja-raja Mataram menjelaskan tentang sejarah Kadipaten Pakualaman selama menjadi wilayah dari Kerajaan Mataram hingga masa awal pembentukannya.[3]
Referensi
- ^ "Bebadan Museum Puro Pakualaman". asosiasimuseumindonesia.org. Diakses tanggal 8 Juli 2021.
- ^ Rusmiyati, dkk. (2018). Katalog Museum Indonesia Jilid II (PDF). Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. hlm. 44–45. ISBN 978-979-8250-67-5.
- ^ Nurcahyo, R. Jati (2019). "Pengembangan Daya Tarik Wisata Kunjung Museum melalui Wahana Edukasi di Museum Pura Pakualaman Yogyakarta" (PDF). Journal of Tourism and Economic. 2 (1): 62. ISSN 2622-495X.