Bambang Suhendro
Artikel ini tidak memiliki referensi atau pranala luar ke sumber-sumber tepercaya yang dapat menyatakan kelayakan dari subyek yang dibahas.Artikel ini akan dihapus pada 15 Juni 2022 jika tidak diperbaiki. Untuk pemulai artikel ini, jika Anda mempertentangkan nominasi penghapusan ini, jangan menghapus peringatan ini. Silakan hubungi sang pengusul, hubungi seorang pengurus, atau pasang tag {{tunggu dulu}} |
Artikel ini kemungkinan ditulis dari sudut pandang penggemar, alih-alih sudut pandang netral. (Juni 2022) |
Artikel ini menggunakan kata-kata yang berlebihan dan hiperbolis tanpa memberikan informasi yang jelas. |
Gaya atau nada penulisan artikel ini tidak mengikuti gaya dan nada penulisan ensiklopedis yang diberlakukan di Wikipedia. |
Prof. Ir. Bambang Suhendro, MSc; PhD adalah seorang Professor Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan kepakaran dalam bidang Non Linear Finite Element Analysis dan Dynamic & Earthquake Engineering. Dengan kemampuannya dalam bidang teknik sipil tingkat lanjut menjadikan terpilih menjadi salah satu tim pakar pembangunan Jembatan Nasional Suramadu (Surabaya-Madura) dari tahun 2002 hingga 2009 oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Ketua Tim UGM untuk Penyelidikan Keruntuhan Jembatan Kutai Kartanegara.[1]
Pendidikan
Bambang Suhendro menempuh pendidikan Sarjana Teknik Sipil di UGM pada tahun 1974 hingga 1979, dimana kemudian melanjutkan pendidikan Master dalam keahlian Struktur di Michigan State University hanya dalam waktu 1,5 tahun (Maret 1984 - Agustus 1985). Kemudian langsung dilanjutkan dengan riset doktoral mengenai Non Linear Finite Element di Michigan State University hingga tahun 1989. Dengan catatan akademis yang sangat baik menjadikannya menerima penghargaan Outstanding Graduate Student Award, Department of Civil and Enviromental Engineering, Michigan State University, Michigan (1986), Outstanding Engineering Graduate Student, Tau Betha Phi National Honor Society (1987) dan Outstanding Graduate Student Phi Kappa , Phi Kappa Phi Honor Society (1987)[2].
Paten
Ditengah kesibukan beliau dalam bidang akademik dan sebagai ahli dalam penyusunan berbagai Standar Nasional Indonesia (SNI) seperti SNI 2847-Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung[3], SNI 1726- Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung[4] dan SNI Struktur Lain seperti SNI 8971 - Panduan Perancangan dan Pelaksanaan Sistem Lembaran Serat Polimer untuk Perkuatan Struktur Beton, Bambang Suhendro tetap menekuni riset dalam struktur hingga fondasi dimana akhirnya mendapatkan paten dengan nomor P002007001 - Sistem, metode - metode analisis, perancangan, evaluasi dan metoda kerja untuk konstruksi pondasi dan pavement sebagai modifikasi sistem cakar ayam (2007)[2].
Dimana fondasi Cakar Ayam awalnya ditemukan oleh Prof. Sediyatmo pada tahun 1961 dan digunakan dalam Apron Bandara Juanda (1976), Runway Bandara Polonia (1978) dan Runway - Taxiway - Apron Bandara Soekarno Hatta (1985) dengan hanya mendasarkan kepada analytical approach. Adapun pengukuran kualitas hasil pembangunan Apron Juanda & Runway Polonia didasarkan kepada Full Scale Loading Test dengan skala 1:1, strain gauge, pressure cell, deflectometer dan tilt meter (1976 & 1978) oleh Prof Achmad Antono dan Ir Daruslan dari UGM; sedangkan Runway - Taxiway - Apron Seokarno Hatta di ukur kualitasnya oleh Aero Port de Paris dengan menggunakan Full Scale Test.[5]
Setelah adanya ketentuan secara Internasional mengenai Airport Pavement Management System (APMS) untuk bandara Besar seperti Soekarno Hatta, mengharuskan Bandara Soekarno Hatta menunjukkan kondisi kualitas perkerasan di Runway - Taxiway - Apronnya setelah 5 tahun beroperasi. Namun setelah wafatnya Prof. Sediyatmo, Analytical Approach yang selama ini dijadikan sebagai dasar perhitungan oleh Fondasi Cakar Ayam tidak ada yang mengetahui mekanisme transfer beban, perilaku struktur, penilaian evaluasi bearing capacity, basic theory, metode perbaikan dan penetapan nilai PCN nya. Dimana fondasi Cakar Ayam yang digunakan dalam Runway, Taxiway dan Apron tidaklah mengikuti konsep rigid pavement. Sehingga Pemerintah dan Operator Bandara menghadapi kesulitan ketika harus menunjukkan kondisi kualitas perkerasan Bandara Soekarno Hatta.
Bambang Suhendro lantas mulai menguji kondisi perkerasan di Bandara Soekarno Hatta dan mengembangkan model Finite Element Methods (FEM) 3 Dimensi untuk assessment/menilai, analisis & perancangan Fondasi Cakar Ayam untuk Bandara. Hasil pemodelan FEM 3D ini divalidasi dengan Full Scale Loading & Hasil Falling Weight Deflectometer Test di Bandara Soekarno Hatta Jakarta, Juanda Surabaya dan Polonia Medan. Hingga akhirnya Pemerintah dan Operator Bandara dapat menunjukkan kondisi kualitas Perkerasan Runway - Taxiway - Apron tiap 5 tahun.
Bermula dari tantangan itu, Prof. Bambang Suhendro bersama Prof. Harry Christady[6] dan Wardhani Sartono terus mengembangkan model FEM 3D - Soil Structure Interaction tersebut untuk implementasi dalam konstruksi lain seperti Jalan Raya, Area Penumpukkan di Pelabuhan Peti Kemas hingga pengaruh perkerasan akibat overlay. Dan pemodelan FEM 3D tersebut pada akhirnya di patenkan pada tahun 2007 dimana untuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perhubungan dibebaskan biaya royalti apabila akan menggunakan sistem cakar ayam modifikasi tersebut.[5]
Pengabdian dan Kontribusi
Selain menyelesaikan permasalahan pemenuhan standar internasional Airport Pavement Management System (APMS) yang dihadapi oleh Bandara terbesar di Indonesia yakni Soekarno Hatta, Bambang Suhendro juga berkontribusi baik sebagai pakar, penguji ataupun nara sumber dalam berbagai proyek konstruksi di Indonesia yaitu :
- Tim Pakar Proyek Jembatan Suramadu yang menghubungkan Surabaya dengan Pulau Madura dengan Panjang 5.438 meter dan lebar 30 meter.
- Kepala Tim Penyelidik Keruntuhan Jembatan Kutai Kartanegara yang terjadi pada tahun 2011 di Samarinda, Kalimantan Timur.[1]
- Ketua Tim Penguji dari Komite Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) untuk jalan layang/jembatan tol Bogor Outer Ring Road (BORR) Seksi II B.
- Ketua Tim Penguji jalan dan jembatan di Ruas Jalan Tol Solo-Ngawi yang meliputi 8 jembatan utama, yaitu Jembatan Bengawan Solo, Jembatan Kali Pepe 1,2,3 dan 4, Jembatan Sawahan, Jembatan Gondangrejo dan Jembatan 502.
Adapun beberapa kegiatan yang meminta Bambang Suhendro sebagai nara sumber ahli infrastruktur adalah:
- Pembangunan Jembatan Batam - Bintan
- Structure Health Monitoring System (SHMS) Jembatan Pulau Balang dan Jembatan Teluk Kendari
- International Sustainable Civil Engineering Structures and Construction Materials
Bibliografi
Bambang Suhendro juga produktif menyusun beberapa buku yang digunakan dalam kuliah teknik sipil yaitu
- Analisa Struktur Metode Matrix, Penerbit Beta Offset 2005
- Analisis Dinamik Struktur, Publikasi Internal Teknik Sipil UGM, 2000
- Metode Elemen Hingga dan Aplikasinya, Publikasi Internal Teknik Sipil UGM, 2000
Referensi
- ^ a b "Pakar: Secara Umum Pemerintah Belum Mampu Laksanakan Standar Perawatan Jembatan". VOA Indonesia. Diakses tanggal 2022-06-07.
- ^ a b https://acadstaff.ugm.ac.id/bambang.suhendro#main
- ^ https://pesta.bsn.go.id/produk/index?key=2847
- ^ https://pesta.bsn.go.id/produk/index?key=1726
- ^ a b Presentasi Prof. Bambang Suhendro di Ikatan Ahli Bandara Indonesia 4 Agustus 2021
- ^ Taufiq. "Inovasi Cakar Ayam Modifikasi Karya UGM Dapat Mendukung Pembangunan Ibu Kota Baru | kagama.co | Majalah Kagama Online". Diakses tanggal 2022-06-07.