Bandar Udara Dhoho
Artikel ini membahas mengenai bangunan, struktur, infrastruktur, atau kawasan terencana yang sedang dibangun atau akan segera selesai. |
Bandar Udara Internasional Dhoho Kediri Dhoho International Airport Kediri | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Informasi | |||||||||||
Jenis | Publik | ||||||||||
Pemilik | PT Gudang Garam PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) | ||||||||||
Pengelola | PT Angkasa Pura I | ||||||||||
Melayani | Wilayah barat daya Jawa Timur : Kota Kediri, Kabupaten Kediri, Kota Blitar, Kabupaten Blitar, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Ponorogo | ||||||||||
Lokasi | Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Indonesia | ||||||||||
Koordinat | 7°49′39″S 112°00′38″E / 7.827380°S 112.010651°E | ||||||||||
Landasan pacu | |||||||||||
| |||||||||||
Statistik (2023 (rencana)) | |||||||||||
|
Bandar Udara Internasional Dhoho Kediri (bahasa Inggris: Dhoho International Airport Kediri) adalah sebuah bandar udara yang sekarang sedang dibangun di Kabupaten Kediri, sekitar 14 kilometer barat laut Kota Kediri atau 129 kilometer barat daya Kota Surabaya. Bandar udara ini rencananya akan melayani daerah Kediri Raya yang terdiri dari Kota dan Kabupaten Kediri, Tulungagung, Trenggalek, Kota dan Kabupaten Blitar, Kabupaten Ponorogo dan Nganjuk di Jawa Timur.
Nama Bandar Udara Internasional Dhoho Kediri berasal dari Daha yang merupakan kota kuno pusat Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit. Bandar udara ini akan dioperasikan oleh Angkasa Pura I dan PT Surya Dhoho Investama, anak perusahaan dari PT. Gudang Garam, perusahaan rokok terbesar keenam di Indonesia. Bandar udara tersebut sedang dalam proses pembangunan dan ditargetkan untuk dibuka pada tahun 2023. Diperkirakan total nilai investasi mencapai Rp. 10,8 triliun.[2]
Tujuan pengembangan bandar udara ini adalah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di bagian selatan provinsi Jawa Timur, serta menjadi suplemen Bandar Udara Internasional Juanda.[3] Bandara tersebut juga direncanakan menjadi embarkasi haji.[4] PT Angkasa Pura I menyetujui pengelolaan bandar udara tersebut melalui nota kesepahaman dengan PT. Gudang Garam pada 10 Maret 2020, yang sebelumnya Gudang Garam menawarkan pengelolaan kepada Angkasa Pura II.[5]
Sejarah
Pembangunan bandara ini diinsiasi oleh pemilik Gudang Garam, Susilo Wonowidjojo setelah bertemu dengan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan tahun 2016.[2] Pada september 2022 penandatanganan perjanjian kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) yang diprakarsai badan usaha (KPBU unsolicited) Bandara Baru Kediri. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Menko Luhut pada April 2020 secara online dikarenakan kondisi Covid-19.[6]
Nantinya kapasitas penumpang bandara untuk tahap I (2023) mampu menampung 1,5 juta penumpang per tahun, tahap II sebanyak 4,5 juta penumpang per tahun, dan tahap III bisa 10 juta penumpang per tahun.[2] Hingga bulan Juni 2022, progres pembangunan bandara ini secara keseluruhan sudah mencapai sekitar 50%.[2]
Referensi
- ^ Cakti, Aji (2020-03-10). "AP I: Desain Bandara Kediri mampu didarati pesawat berbadan besar". Antara. Diakses tanggal 2021-03-25.
- ^ a b c d "Bandara Kediri Ini Dibangun Konglomerat, Bakal Layani Umrah". CNBC Indonesia. 2022-09-13. Diakses tanggal 2023-03-26.
- ^ "Kediri Airport Construction by Gudang Garam Starts 2019". The Jakarta Post. Diakses tanggal 15 January 2019.
- ^ "Pembangunan Bandara Kediri Sampai pada Tahap Finalisasi Desain". Kompas. Diakses tanggal 15 January 2019.
- ^ "Angkasa Pura Airports dan Gudang Garam Tandatangani Nota Kesepahaman Rencana Kerja Sama Pengusahaan Bandara Dhoho Kediri" (Siaran pers). PT Angkasa Pura I. PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero). 10 Maret 2020. Diakses tanggal 14 Februari 2022.
- ^ "Lakukan peletakan batu pertama, Luhut puji desain Bandara Kediri". Antara. 2020-04-15. Diakses tanggal 2023-03-26.