Lompat ke isi

Coca-Cola

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Coca-Cola
Botol kaca merupakan salah satu aspek Coca-Cola yang sedikit berubah
JenisMinuman ringan kola
ProdusenThe Coca-Cola Company
Negara asalAtlanta, Amerika Serikat
Diperkenalkan8 Mei 1886; 138 tahun lalu (1886-05-08)
WarnaKaramel E-150d
RasaCola, Cola Cherry, Cola Vanilla, Cola Green Tea, Cola Lemon, Cola Lemon Lime, Cola Lime, Cola Orange dan Cola Raspberry.
Produk terkaitPepsi
RC Cola
Big Cola
Cola Turka
Zam Zam Cola
Mecca-Cola
Virgin Cola
Parsi Cola
Qibla Cola
Evoca Cola
Corsica Cola
Breizh Cola
Afri Cola
Situs webwww.coca-cola.com

Coca-Cola adalah minuman ringan berkarbonasi yang dijual di toko, restoran dan mesin penjual di lebih dari 200 negara. Minuman ini diproduksi oleh The Coca-Cola Company asal Atlanta, Georgia, dan sering disebut Coke saja (merek dagang terdaftar The Coca-Cola Company sejak 27 Maret 1944). Awalnya dibuat sebagai obat paten saat ditemukan pada akhir abad ke-19 oleh John Pemberton, Coca-Cola akhirnya dibeli oleh pebisnis Asa Griggs Candler yang taktik pemasarannya berhasil membuat Coke mendominasi pasar minuman ringan dunia sepanjang abad ke-20.

Perusahaan ini memproduksi formula konsentrat yang kemudian dijual ke pabrik Coca-Cola berlisensi di seluruh dunia. Pabrik botol yang memegang kontrak eksklusif dengan perusahaan ini memproduksi produk akhir dalam bentuk kaleng dan botol dari konsentrat tersebut, dicampur dengan air yang telah disaring dan pemanis. Pabrik-pabrik tersebut kemudian menjual, mendistribusikan, dan memasarkan Coca-Cola ke toko-toko eceran dan mesin penjaja. Coca-Cola Enterprises adalah contoh pabrik Coca-Cola, yang merupakan pabrik Coca-Cola terbesar di Amerika Utara dan Eropa Barat. The Coca-Cola Company juga menjual konsentrat untuk air mancur soda di sejumlah restoran besar dan distributor jasa makanan.

The Coca-Cola Company juga pernah mengeluarkan minuman cola lain dengan merek Coke, yang paling umum adalah Diet Coke, kemudian Caffeine-Free Coca-Cola, Diet Coke Caffeine-Free, Coca-Cola Cherry, Coca-Cola Zero Sugar, Coca-Cola Vanilla, dan beberapa versi khusus berperisa lemon, jeruk nipis atau kopi.

Menurut Interbrand pada tahun 2011, Coca-Cola adalah merek termahal di dunia.[1]

Sejarah

John Pemberton

John Styth Pemberton merupakan seorang eks-kolonel tentara Konfederasi Amerika yang menderita kecanduan morfin demi mengurangi rasa sakit akibat luka yang didapatnya saat Perang Saudara Amerika. Pria yang kemudian menekuni dunia farmasi ini berusaha mencari resep obat untuk mengurangi kecanduannya tersebut.[2] Mulanya John berhasil meracik minuman wine bernama "Pemberton's French Wine Coca";[3][4][5][6] namun karena di tahun selanjutnya kota tempat tinggalnya, Atlanta memberlakukan pelarangan alkohol, lahirlah Coca-Cola yang kita kenal sekarang ini.[7] Coca-Cola pertama kali dijual di toko obat Jacob's di Atlanta pada 8 Mei 1886[8] dengan harga 5 sen[9] sebagai sebuah obat paten, bukannya minuman ringan seperti saat ini. Selain untuk mengurangi kecanduan alkohol dan morfin, saat itu Coca-Cola juga diklaim bisa menyembuhkan gangguan pencernaan, impotensi, sakit kepala, penyakit syaraf dan lainnya.[10]

Adapun nama "Coca-Cola" diambil dari daun koka dan kacang kola yang menjadi formula awal minuman ini, sedangkan logonya diciptakan oleh Frank M. Robinson, sahabat sekaligus akuntan John. Robinson menciptakan nama dengan huruf-huruf miring mengalir dan dua huruf C yang akan tampak menonjol untuk periklanan, yang kini menjadi salah satu logo paling terkenal di dunia. Dalam perkembangannya di tahun 1888, Coca-Cola sudah diproduksi oleh tiga bisnis yang berbeda, dengan hak mereknya dipegang putra John, Charley.[11] Tersebutlah kemudian pemilik toko obat bernama Asa Griggs Candler, yang tertarik dengan minuman baru ini. Candler kemudian mulai membeli sebagian kepemilikan formula Coca-Cola di tahun 1887,[12] yang disusul pembelian lainnya pada 14 dan 17 April 1888.[13] Diperkirakan Candler mengeluarkan USD 2.300 untuk pembelian tersebut.[14]

Iklan Coca-Cola dari tahun 1943, di Minden, Louisiana, Amerika Serikat.

Tidak lama setelah penjualan itu, John Pemberton meninggal pada 16 Agustus 1888, yang memudahkan Candler untuk berekspansi dengan Coca-Cola miliknya. Awalnya, ia hanya memiliki hak formula, sedangkan hak mereknya tetap dipegang putra John, Charley Pemberton. Charley yang merupakan seorang pemabuk dan pecandu narkoba, kemudian menjual begitu saja hak merek "Coca-Cola" ke Candler dengan harga USD 300 pada 30 Agustus 1988.[15][16] Sejak 1 Mei 1889, seluruh hak formula dan merek Coca-Cola sudah ada di tangan Candler.[17] Pada tahun 1892 didirikan perusahaan yang memayungi Coca-Cola saat ini, The Coca-Cola Company.[18] Candler dikenal piawai menciptakan perhatian konsumen dengan cara membuat berbagai macam benda-benda cinderamata berlogo Coca-Cola. Benda-benda tersebut kemudian dibagikan di lokasi-lokasi penjualan penting secara berkesinambungan. Gaya periklanan yang inovatif, seperti desain warna-warni untuk bus, lampu gantung hias dari kaca, serta serangkaian cinderamata seperti kipas, kalender dan jam dipakai untuk memasyarakatkan nama Coca-Cola dan mendorong penjualan.

Di bawah Candler jugalah, citra Coca-Cola berubah dari minuman obat berbentuk sirup (yang harus diencerkan kembali) menjadi minuman ringan siap saji.[19] Adapun Coca-Cola diproduksi dalam versi botol siap minum pertama kali oleh Biedenharn Candy Company yang berbasis di Vicksburg, Mississippi pada 12 Maret 1894.[20] Joseph A. Biedenharn merupakan pelopor teknik pembotolan ini,[21] dengan botol yang berbeda dengan model yang digunakan sejak tahun 1915 hingga kini. Namun produksi massal Coca-Cola diperkenalkan oleh Benjamin F. Thomas dan Joseph B. Whitehead dari Chattanooga, Tennessee, yang membeli kontrak produksi dari Candlers dengan hanya seharga USD 1[22] dan memulai produksinya di tahun 1899. Model bisnis The Coca-Cola Company pun lahir di saat bersamaan dengan hanya menjual formula konsentrat kepada para pembotol.[23]

Pada 12 September 1919, Candler menjual The Coca-Cola Company kepada sejumlah investor di bawah pimpinan Ernest Woodruff.[24][25] Putra Ernest, Robert W. Woodruff yang terpilih menjadi direktur utamanya di tahun 1923, berusaha memperluas pemasaran Coca-Cola ke seluruh dunia. Ia juga memperkenalkan Coca-Cola yang mudah dibawa-bawa dalam kemasan six pack.[26] Upaya mengiklankan merek Coca-Cola pada mulanya tidak mendorong penggunaan kata Coke, bahkan konsumen dianjurkan untuk membeli Coca-Cola dengan kata-kata berikut: "Mintalah Coca-Cola sesuai namanya secara lengkap; nama sebutan hanya akan mendorong penggantian produk dengan kata lain". Tetapi konsumen tetap saja menghendaki Coke, dan akhirnya pada tahun 1941, perusahaan mengikuti selera pasar. Tahun itu juga, nama dagang Coke memperoleh pengakuan periklanan yang sama dengan Coca-Cola, dan pada tahun 1945, Coke resmi menjadi merek dagang terdaftar.

Jenis-jenis Coca-Cola

Sejumlah botol Coke yang bersejarah
Coca-Cola dalam gelas

The Coca-Cola Company juga telah memperkenalkan beberapa minuman kola lainnya di bawah merek Coke. Yang paling terkenal adalah Diet Coke, yang telah menjadi kola diet utama. Selain itu, ada juga Caffeine free Coke, Cherry Coke, Coke ZERO, Vanilla Coke, dan edisi khusus lainnya dengan lemon, jeruk limau, dan bahkan kopi.

Komposisi Coca-Cola umumnya adalah air berkarbonasi, gula, pewarna karamel (kelas IV), konsentrat kola, pengatur keasaman (asam fosfat) dan kafein. Isi dari konsentrat kola milik Coca-Cola merupakan salah satu rahasia dagang paling dikenal di dunia. Kini formula tersebut disimpan di brankas yang ditampilkan di museum World of Coca-Cola, Atlanta, AS.[27] Namun dua komponen utamanya yang dikenal adalah daun koka dan kacang kola (cola nut). Mulanya daun koka yang dipakai juga mengandung kokain (9 mg/gelas);[28] pada tahun 1903 kokain dihilangkan dari produk Coca-Cola[29] dan sejak saat itu hanya menggunakan daun koka yang sudah dihilangkan/diekstraksi kokainnya.[30] Sedangkan kacang kola membuat Coca-Cola memiliki sekitar 2-3,5% kafein sehingga rasanya agak pahit.

Penyebaran dan kompetisi

Coca-Cola merupakan salah satu merek yang penyebarannya paling luas di dunia. Secara resmi, ada dua negara yang tidak memiliki pemasaran/produksi Coca-Cola, yaitu Kuba dan Korea Utara, meskipun faktanya minuman ini tetap dapat ditemukan di sana lewat grey import.[31][32] Produk Coca-Cola biasanya diproduksi oleh pembotol-pembotol yang telah diberikan lisensi produksi oleh The Coca-Cola Company untuk suatu/beberapa daerah tertentu. The Coca-Cola Company nantinya akan menyuplai konsentrat kola, sedangkan para pembotol akan mengolahnya menjadi minuman jadi, mengemas dan mendistribusikannya ke tangan konsumen atau usaha-usaha seperti restoran.[33] Adapun status kepemilikan dari para pembotol tersebut mayoritas independen/tidak dimiliki oleh The Coca-Cola Company, namun dalam beberapa produsen Coca-Cola raksasa seperti Coca-Cola Enterprises, Coca-Cola Europacific Partners, Coca-Cola Hellenic Bottling Company dan Coca-Cola FEMSA, The Coca-Cola Company dapat memiliki saham minoritas.[34]

Pesaing utama Coca-Cola adalah Pepsi, produk PepsiCo yang umumnya menjadi nomor dua setelah Coca-Cola dalam pangsa pasar produk kola ataupun mengunggulinya di beberapa kawasan tertentu; serta RC Cola (dari Dr Pepper Snapple Group/RC Global Beverages Inc.) yang tersedia di sejumlah negara.[35] Sedangkan untuk pasar yang lebih spesifik, Coca-Cola mendapat tantangan dari merek-merek seperti Big Cola (Kola Real) di Amerika Latin,[36] Corsica Cola (buatan Pietra beer) di pulau Korsika, Julmust di Swedia, Breizh Cola di Brittany (Prancis),[37] Irn-Bru di Skotlandia (sebelum 2005),[38] Vita Cola di eks-Jerman Timur, Mecca-Cola,[39] Qibla Cola[40] Zamzam Cola dan Parsi Cola di Timur Tengah, Cola Turka di Turki, Future Cola di Tiongkok, Kofola di Republik Ceko dan Slowakia, Cockta dan Mercator Cola di Slovenia, serta Classiko Cola di Madagaskar.[41] Di beberapa negara, The Coca-Cola Company juga mengakuisisi merek kola lokal yang populer, seperti Inca Kola (Peru) dan Thums Up (India).

Munculnya pesaing-pesaing tersebut salah satunya disebabkan oleh citra Coca-Cola yang nampak lekat dengan kultur kebudayaan Barat (atau Amerika) yang dapat disebutkan sebagai Cocacolonisasi. Tercatat Coca-Cola sempat tidak beredar di Tiongkok dari 1949-1979, karena pemerintah baru dari Partai Komunis menganggap produk tersebut sebagai simbol kebudayaan Barat yang dekaden dan ekonomi kapitalisme; minuman ini baru bisa muncul kembali setelah normalisasi hubungan RRC-AS.[42] Hal yang sama juga terjadi di Kuba (dimana produk kola lokal Tropicola dihadirkan sebagai substitusinya), di Indonesia pada 1964-1965 (ketika pemerintah saat itu sedang menggalakkan semangat anti-Barat)[43] dan Uni Soviet. Pada negara yang terakhir ini, Coca-Cola sampai membuat produk yang disebut "Coke Putih" (White Coke) dengan botol yang dibuat seperti vodka tanpa logo Coca-Cola dan berwarna transparan bagi petinggi militer Soviet Georgy Zhukov yang menyukainya namun tidak ingin terlihat melanggar ideologi Soviet saat itu.[44] Di beberapa negara Dunia Arab, Coca-Cola sempat diboikot beberapa kali karena investasinya di Israel.[45]

Produksi Coca-Cola di Indonesia

Kemasan botol kaca Coca-Cola (1996-2009) di Indonesia pada tahun 2007

Coca-Cola pertama kali hadir di Indonesia sekitar tahun 1927, ketika sebuah teknisi Belanda bernama Bernie Konings mengimpornya ke Hindia Belanda. Di tahun 1932, pembotol Coca-Cola pertama di Indonesia, De Nederlands-Indische Mineral Water Fabriek (Pabrik Air Mineral Hindia Belanda) berdiri di Batavia (Jakarta).[46] Produksi Coca-Cola lumpuh pada zaman penjajahan Jepang (1942-1945) tetapi sesudah kemerdekaan Republik Indonesia, pabrik tersebut beroperasi kembali di bawah nama NV The Indonesia Bottlers Ltd. (IBL) dengan status perusahaan nasional.

Pada tahun 1971, dengan pertambahan mitra usaha dan modal, didirikan pabrik pembotolan modern pertama di Indonesia yaitu PT Djaya Beverages Bottling Company. Tercatat sampai saat ini 11 pabrik Coca-Cola yang beroperasi di berbagai provinsi di Indonesia, berturut-turut berdasarkan tahun pendiriannya adalah Jakarta/Bekasi (1971), Medan (1973), Surabaya (1976), Semarang (1976), Ujung Pandang/Makassar (1981), Bandung (1983), Padang (1985), Bali (1985), Manado (1985), Lampung (1985) dan Banjarmasin (1991).

Sejak tahun 1991, Coca-Cola Amatil yang berpusat di Australia mengakuisisi semua perusahaan pembotol Coca-Cola di Indonesia, kecuali PT Bangun Wenang Beverages Company yang berlokasi di Sulawesi. Hasil akuisisi ini membuat pembotol-pembotol tersebut menjadi satu perusahaan dengan nama Coca-Cola Amatil Indonesia (kini menjadi Coca-Cola Europacific Partners Indonesia). Secara resmi Coca-Cola Amatil Indonesia terbagi menjadi 2 entitas legal, yaitu PT Coca-Cola Bottling Indonesia (CCBI) sebagai pemegang lisensi produksi dan produsen minuman serta PT Coca-Cola Distribution Indonesia (CCDI) sebagai perusahaan penyalur.[47]

Saat ini terdapat tiga versi Coca-Cola yang dipasarkan di Indonesia, yaitu:

  • Coca-Cola Rasa Original, minuman berkarbonasi rasa kola
  • Coca-Cola Light (bebas gula)
  • Coca-Cola Zero Sugar (bebas gula)

Pemasaran

Slogan (Indonesia)

  • 1970-2000: Minumlah Coca-Cola
  • 1982-1993: Coca-Cola Tentu!
  • 1993-2000: Always Coca-Cola
  • 2000-2005: Semangat Coca-Cola
  • 2001-2003: Rasakan Semangat Hidup
  • 2003-2004: Segarkan Harimu Coca-Cola
  • 2004-2006: Segarnya Mantap itu Coca-Cola
  • 2005-2009: Segarnya Mantap
  • 2006: Rasakan Hidup ala Coca-Cola
  • 2006-2009: Hidup ala Coca-Cola
  • 2008-2009: Brrr... Hidup ala Coca-Cola
  • 2009-2010: Buka Coca-Cola, Buka Semangat Baru
  • 2009-2013: Buka Semangat Baru
  • 2010: Buka Coca-Cola, Ekspresikan Semangat Barumu
  • 2010-2013: Segarkan Semangatmu
  • 2013-2016: Buka Semangat
  • 2015-2016: Nikmati Coca-Cola Bersama
  • 2015-2016: Nikmati Segarnya Coca-Cola Bersama
  • 2016-2020: Rasakan Momennya
  • 2020-2022: Hidupkan Semangatmu
  • 2020-2021: Bersama Berasa Lebih
  • 2021-sekarang: Rasakan Keajaiban

Kampanye Open Happiness (Buka Semangat Baru)

Musik memainkan peran sentral dalam kampanye. Lagu "Open Happiness" berdasarkan pada awalnya ditampilkan dalam iklan televisi untuk pasar Amerika. Lagu ini dirilis sebagai singel. Ini adalah kolaborasi antara Cee Lo Green dari Gnarls Barkley, Patrick Stump dari Fall Out Boy, Brendon Urie dari Panic! at the Disco, Travie McCoy dari Gym Class Heroes, Janelle Monae, dengan Polow Da Don dan Butch Walker sebagai produser. Disutradarai oleh sutradara pemenang penghargaan, Alan Ferguson,[48] video klip untuk lagunya diluncurkan di MTV pada bulan Juli 2009.[49]

The Coca-Cola Company pada Mei 2009 mengumumkan bahwa ikon pop Lebanon Nancy Ajram merekam versi bahasa Arab dari "Open Happiness", yang disebut "Eftah Tefrah", yang dirilis di pasar Timur Tengah.[50] The Coca-Cola Company kemudian mulai memasarkan lagu tema "Open Happiness" untuk pasar Asia Timur pada Juni 2009. Lagu "Open Happiness" ini disesuaikan dengan bahasa Kanton untuk di Hong Kong; lagu yang dinyanyikan oleh bintang pop Hong Kong Joey Yung di negara versi dari lagu dan video musik.[51] Sebuah versi dari lagu untuk Singapura dirilis kemudian di bulan yang sama, yang dinyanyikan oleh bintang pop lokal Derrick Jocie Guo Holt. Video klipnya difilmkan oleh Warner Music.[52] Pada bulan Juli 2009, "Open Happiness" ini diluncurkan di Tiongkok, di mana versi lokal dari lagu ini direkam oleh penyanyi dan pencipta lagu Tiongkok Wang Leehom.[53] Lagu masuk dalam urutan lagu di Amerika Serikat, Selandia Baru, Prancis, Uni Emirat Arab, dan Australia. Di Tiongkok, lagu secara bersamaan mencapai nomor peringkat pertama di beberapa tangga musik.[49][54]

Pada bulan November 2009, The Coca-Cola Company meluncurkan versi Indonesia "Open Happiness", dengan judul "Buka Semangat Baru". Lagu ini dinyanyikan oleh Ello, Ipang, Berry dari grup hip-hop/rock Saint Loco, dan bintang pop Indonesia-Filipina, Lala Karmela.[55]

Coca-Cola sebagai sponsor Piala Dunia FIFA

Coca-Cola sering ditunjuk FIFA menjadi sponsor kejuaraan sepak bola Piala Dunia. Coca-Cola menjadi sponsor Piala Dunia hampir setiap tahun diselenggarakan Piala Dunia termasuk Piala Dunia FIFA 2010, Piala Dunia FIFA 2014 dan Piala Dunia FIFA 2018.

Dampak bagi kesehatan dan lingkungan

Penelitian menunjukkan bahwa soda sebagai minuman manis merupakan sumber utama kalori yang tinggi. Banyak ahli gizi mengatakan bahwa Coca-Cola dan minuman ringan lainnya dapat berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan, terutama untuk anak-anak muda. Apalagi setelah Coca-Cola di AS mulai menggunakan sirup jagung fruktosa tinggi yang dinilai kurang menyehatkan dibanding gula biasa, dan beberapa sampelnya diketahui mengandung merkuri setelah diuji pada tahun 2009. Minuman seperti Coca-Cola juga dinilai rendah kalsium, magnesium, vitamin A, vitamin C dan riboflavin. Kritik lain pada kandungan Coca-Cola ada pada kafeinnya yang bisa menyebabkan ketergantungan; asam fosfat yang dalam jangka panjang bisa memicu osteoporosis pada wanita; tingkat keasamannya; dan penggunaan daun koka pada formulanya yang seringkali diidentikkan dengan kokain yang ilegal.

Di India, pernah muncul polemik tentang apakah Coca-Cola dan barang-barang konsumen lainnya mengandung bahan kimia berbahaya dan pestisida. Isu ini dimulai ketika di tahun 2003, Pusat Sains dan Lingkungan (CSE), sebuah organisasi non-pemerintah di New Delhi, mengatakan air soda yang diproduksi oleh produsen minuman ringan di India, termasuk raksasa multinasional Pepsi dan Coca-Cola, mengandung racun seperti DDT yang dapat berkontribusi terhadap kanker dan gangguan sistem kekebalan tubuh. CSE menemukan bahwa baik produk Pepsi dan Coca-Cola mengandung residu pestisida melebihi standar yang diperbolehkan sesuai dengan peraturan Uni Eropa, masing-masing sebesar 36 kali dan 30 kali lebih banyak. Adapun masalah serupa tidak ditemukan pada produk yang sama di AS. Setelah kabar tersebut mengemuka, penjualan Coca-Cola di India menurun sebesar 15%, belum lagi ditambah upaya pelarangan di negara bagian Kerala. Pada tahun 2004, sebuah komite parlemen India dan sebuah komite yang ditunjuk pemerintah mulai mengembangkan standar pertama di dunia pestisida untuk minuman ringan dengan dukungan CSE. Merespon hal tersebut, The Coca-Cola Company menyatakan mereka telah membangun pabrik air dengan filter yang mampu menghilangkan pestisida dan memenuhi standar yang ada. Selain isu kesehatan, di negara ini Coca-Cola juga dituduh menggunakan sumber mata air secara berlebihan.

Kritik lain yang mengemuka adalah isu pencemaran lingkungan oleh produk Coca-Cola dan "saudara"-nya (seperti Fanta, Sprite, dll) yang diutarakan kelompok pecinta lingkungan.[56] Coca-Cola disebutkan suatu organisasi sebagai "pencemar plastik No. 1 di dunia" selama bertahun-tahun.[57] Merespon hal ini, Coca-Cola mengklaim pada Februari 2022 akan membuat 25% kemasannya dapat digunakan kembali di tahun 2030,[58] meskipun dalam gelaran Forum Ekonomi Dunia 2020 di Davos, Swiss, pihak yang sama menyatakan mereka tetap akan menggunakan botol plastik karena "sesuai dengan kepentingan konsumen yang menyukai kepraktisan".[59]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Houpt, Simon (October 4, 2011). "Apple cracks Interbrand's best global brands top 10 list". Globe and Mail. Canada. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-04-01. Diakses tanggal 2013-01-16. 
  2. ^ Richard Gardiner, "The Civil War Origin of Coca-Cola in Columbus, Georgia," Muscogiana: Journal of the Muscogee Genealogical Society (Spring 2012), Vol. 23: 21–24.
  3. ^ "Coca-Cola Inventor was Local Pharmacist". Columbus Ledger. Diarsipkan dari versi asli tanggal May 11, 2011. Diakses tanggal March 13, 2011. 
  4. ^ "Columbus helped make Coke's success". Columbus Ledger-Enquirer. March 27, 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal November 10, 2012. Diakses tanggal August 12, 2012. 
  5. ^ Patent Office, United States (1886). Annual Report of the Patent Office, 1885. Diarsipkan dari versi asli tanggal April 23, 2023. Diakses tanggal April 26, 2014. 
  6. ^ "pemberton_1.jpg". Diarsipkan dari versi asli tanggal September 8, 2013. Diakses tanggal April 26, 2014 – via columbusstate.edu. 
  7. ^ Hayes, Jack. "Coca-Cola Television Advertisements: Dr. John S. Pemberton". Nation's Restaurant News. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 6, 2007. Diakses tanggal January 21, 2007. 
  8. ^ The Coca-Cola Company. "The Chronicle Of Coca-Cola". Diarsipkan dari versi asli tanggal September 17, 2013. Diakses tanggal January 7, 2013. 
  9. ^ Harford, Tim (May 11, 2007). "The Mystery of the 5-Cent Coca-Cola: Why it's so hard for companies to raise prices". Slate. Diarsipkan dari versi asli tanggal May 14, 2007. Diakses tanggal May 12, 2007. 
  10. ^ Pendergrast, Mark (2000). For God, Country and Coca-ColaAkses gratis dibatasi (uji coba), biasanya perlu berlangganan. Basic Books. hlm. 32. ISBN 978-0-465-05468-8. 
  11. ^ Pendergrast, Mark (2000). For God, Country and Coca-ColaAkses gratis dibatasi (uji coba), biasanya perlu berlangganan. Basic Books. hlm. 45–47. ISBN 978-0-465-05468-8. 
  12. ^ Pendergrast, Mark (2000). For God, Country and Coca-ColaAkses gratis dibatasi (uji coba), biasanya perlu berlangganan. Basic Books. hlm. 42. ISBN 978-0-465-05468-8. 
  13. ^ Pendergrast, Mark (2000). For God, Country and Coca-ColaAkses gratis dibatasi (uji coba), biasanya perlu berlangganan. Basic Books. hlm. 44–45. ISBN 978-0-465-05468-8. 
  14. ^ Amit Agarwal (March 17, 2008). "The Fizzy Empire Of Asa Griggs Candler". Marketingcrossing.com. Diakses tanggal 17 July 2019. 
  15. ^ Candler, Charles Howard (1950). Asa Griggs Candler. Georgia: Emory University. hlm. 81. 
  16. ^ Pendergrast, Mark (2000). For God, Country and Coca-ColaAkses gratis dibatasi (uji coba), biasanya perlu berlangganan. Basic Books. hlm. 48–49. ISBN 978-0-465-05468-8. 
  17. ^ Pendergrast, Mark (2000). For God, Country and Coca-ColaAkses gratis dibatasi (uji coba), biasanya perlu berlangganan. Basic Books. hlm. 46. ISBN 978-0-465-05468-8. 
  18. ^ Pendergrast, Mark (2000). For God, Country and Coca-ColaAkses gratis dibatasi (uji coba), biasanya perlu berlangganan. Basic Books. hlm. 49. ISBN 978-0-465-05468-8. 
  19. ^ 130 Tahun Coca-Cola Berkutat dengan Isu Kesehatan
  20. ^ The Coca-Cola Company. "History of Bottling". Diarsipkan dari versi asli tanggal January 16, 2013. Diakses tanggal March 12, 2018. 
  21. ^ "Mar 12, 1894 CE: First Bottles of Coca-Cola". National Geographic Society. December 17, 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal June 4, 2016. Diakses tanggal March 12, 2019. 
  22. ^ "Coca-Cola History". worldofcoca-cola.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal April 7, 2016. Diakses tanggal June 8, 2020. 
  23. ^ "Chattanooga Coca-Cola History" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal February 1, 2014. Diakses tanggal August 24, 2008. 
  24. ^ "This Day in Georgia History – Coca-Cola Sale Completed – GeorgiaInfo". usg.edu. Diarsipkan dari versi asli tanggal November 15, 2016. Diakses tanggal June 8, 2020. 
  25. ^ "Robert W. Woodruff (1889–1985)". New Georgia Encyclopedia. Diarsipkan dari versi asli tanggal March 30, 2019. Diakses tanggal June 8, 2020. 
  26. ^ Wood, Benjamin; Ruskin, Gary; Sacks, Gary (January 2020). "How Coca-Cola Shaped the International Congress on Physical Activity and Public Health: An Analysis of Email Exchanges between 2012 and 2014". International Journal of Environmental Research and Public Health (dalam bahasa Inggris). 17 (23): 8996. doi:10.3390/ijerph17238996. ISSN 1660-4601. PMC 7730322alt=Dapat diakses gratis. PMID 33287097 Periksa nilai |pmid= (bantuan). 
  27. ^ "Coca-Cola formula, after 86 years in vault, gets new home". The Christian Science Monitor. December 8, 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 24, 2020. Diakses tanggal June 8, 2020. 
  28. ^ "Cocaine Facts - How to Tell Use of Cocaine - Questions, Myths, Truth". thegooddrugsguide.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 6, 2008. Diakses tanggal June 8, 2020. 
  29. ^ Liebowitz, Michael, R. (1983). The Chemistry of Love. Boston: Little, Brown, & Co.
  30. ^ "Is it true Coca-Cola once contained cocaine?". June 14, 1985. Diarsipkan dari versi asli tanggal February 21, 2007. Diakses tanggal February 27, 2007. 
  31. ^ Weissert, Will (May 15, 2007). "Cuba stocks US brands despite embargo". USA Today. Associated Press. Diarsipkan dari versi asli tanggal March 13, 2016. Diakses tanggal August 11, 2013. 
  32. ^ Ryall, Julian (August 31, 2012). "Coca-Cola denies 'cracking' North Korea". The Telegraph. London. Diarsipkan dari versi asli tanggal September 6, 2013. Diakses tanggal August 11, 2013. 
  33. ^ "Offices & Bottling Plants". Diarsipkan dari versi asli tanggal February 16, 2007. Diakses tanggal January 7, 2013. 
  34. ^ "What Is the Difference Between Coca-Cola Enterprises and the Coca-Cola Company". Diarsipkan dari versi asli tanggal October 21, 2012. Diakses tanggal December 9, 2014. 
  35. ^ "Islamic cola launched in the UK" (dalam bahasa Inggris). February 4, 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal March 21, 2022. Diakses tanggal July 23, 2020. 
  36. ^ Mireles, Ricardo. "In Mexico, Big Cola is the real thing". Logistics Today. Diarsipkan dari versi asli tanggal November 9, 2004. 
  37. ^ "About Kristall Beverage". Diarsipkan dari versi asli tanggal December 19, 2003. Diakses tanggal January 31, 2006. 
  38. ^ Murden, Terry (January 30, 2005). Coke adds life to health drinks sector. Scotland on Sunday. Retrieved February 14, 2006.
  39. ^ "Mecca-Cola plans new factories for Middle East". www.arabianbusiness.com. March 1, 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal March 21, 2022. Diakses tanggal April 7, 2022. 
  40. ^ "'Protest' drinks range targets Muslims". The Guardian (dalam bahasa Inggris). April 23, 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal March 21, 2022. Diakses tanggal March 2, 2022. 
  41. ^ "Mentoring at Coca-Cola Foods". www.coursehero.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 11, 2022. Diakses tanggal January 8, 2022.  [sumber tepercaya?]
  42. ^ Koetse, Manya (September 24, 2015). "Coca Cola in China". Marketing. Netherlands: whatsonweibo.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal June 17, 2016. Diakses tanggal May 19, 2016. 
  43. ^ Sinterklas: Natal dalam Jerat Kapitalisme
  44. ^ Mark Pendergrast (August 15, 1993). "Viewpoints; A Brief History of Coca-Colonization". The New York Times. hlm. 256. Diarsipkan dari versi asli tanggal November 20, 2012. Diakses tanggal September 12, 2012. 
  45. ^ "Boycott Israel Campaign page on Coca-Cola". Diarsipkan dari versi asli tanggal September 7, 2007. Diakses tanggal August 3, 2007. 
  46. ^ Coca-Cola was first sold in Indonesia in 1927
  47. ^ "Coca-Cola : Lebih dari 80 Tahun Mengabdi Pada Indonesia". Coca-Cola Amatil Indonesia. Indonesia. April 1, 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-01. Diakses tanggal 2015-09-17. 
  48. ^ "Coca-Cola super-group set to release "Open Happiness" single in global music partnership". The Coca-Cola Company. 2009-03-16. Diakses tanggal 2009-10-09. [pranala nonaktif permanen]
  49. ^ a b "'Open Happiness' Music Video Debuts on MTV". The Coca-Cola Company. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-01-10. Diakses tanggal 2009-10-09. 
  50. ^ "'Open Happiness' and enjoy life's simple pleasures with Coca-Cola" (Siaran pers). The Coca-Cola Company. 2009-05-30. 
  51. ^ "Coca-Cola". Media magazine. 2009-06-03. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-01-27. Diakses tanggal 2009-10-09.  Teks "Open Happiness" akan diabaikan (bantuan); Teks "Hong Kong" akan diabaikan (bantuan)
  52. ^ Lim, Kenny (2009-06-12). "Coca-Cola launches 'Open happiness' single in Singapore". Media magazine. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-03-05. Diakses tanggal 2009-10-09. 
  53. ^ Leung, Jane (2009-07-13). "Coca-Cola extends 'Open happiness' to China". Media magazine. Diakses tanggal 2009-10-09. [pranala nonaktif permanen]
  54. ^ "Five Creative Coca-Cola Commercials of 2009". EverythingPR. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-10-06. Diakses tanggal 2009-10-14. 
  55. ^ "Buka Semangat Baru". Media Ide. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-12-13. Diakses tanggal 2009-12-10. 
  56. ^ Delshad, Irani (February 24, 2016). "Is Coca-Cola an easy target? Or are its critics right?". The Economic Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal August 1, 2018. Diakses tanggal July 31, 2018. 
  57. ^ Segran, Elizabeth (November 1, 2019). "Coca-Cola, Nestlé, and PepsiCo are the world's biggest plastic polluters—again". Fast Company (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal February 8, 2020. Diakses tanggal February 17, 2020. 
  58. ^ "Coca-Cola Pledges 25% Reusable Packaging by 2030 - February 16, 2022". The Daily NewsBrief (dalam bahasa Inggris). February 16, 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal March 19, 2022. Diakses tanggal February 16, 2022. 
  59. ^ Thomas, Daniel (January 21, 2020). "People still want plastic bottles, says Coca-Cola". BBC News (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal January 30, 2020. Diakses tanggal February 17, 2020. 

Pranala luar