Lompat ke isi

Demam

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 19 September 2023 12.02 oleh Tkkkdx (bicara | kontrib) (dari wikipedia bahasa inggris)
Demam
Termometer kedokteran analog yang menunjukan suhu 38,7 °C atau 101,7 °F
ICD-10ICD10 R 50 r 50
ICD-9ICD9 780.6
DiseasesDB18924
MedlinePlus003090
eMedicinemed/785
MeSHD005334

Demam adalah suatu keadaan saat suhu badan melebihi 37 °C yang disebabkan oleh penyakit atau peradangan. Demam juga merupakan pertanda bahwa sel darah putih sedang melawan suatu virus atau bakteri. Anak yang memiliki suhu tinggi berkepanjangan dapat menyebabkan kejang demam. Demam yang melebihi tiga hari mungkin merupakan malaria atau penyakit yang disebabkan oleh nyamuk lainnya. Penanganan demam biasanya dengan diberikan obat antipiretik seperti parasetamol atau ibuprofen.

Demam memang menjadi sebuah masalah yang hampir semua orang pasti mengalaminya, bahkan gejala demam ini telah memakan banyak korban jika tidak ditangani dengan baik. Terdapat banyak cara yang dapat digunakan untuk menurunkan suhu tubuh saat demam. Salah satunya adalah minum air hangat, tempelkan handuk basah di bagian kepala atau dahi sebagai kompres, mandi air hangat serta beristirahat total ataupun mengonsumsi makanan bergizi.

Gejala

Seseorang mengalami demam ketika suhu tubuh naik di atas kisaran normal. Selain kenaikan suhu, beberapa gejala dan tanda di bawah ini dapat menjadi gejala tambahan, antara lain: berkeringat, kedinginan dan/atau menggigil, sakit kepala, nyeri otot, kehilangan selera makan, sifat mudah marah, dehidrasi, dan kelemahan umum.

Anak-anak antara usia 6 bulan hingga 5 tahun berkemungkinan mengalami kejang demam. Kira-kira sepertiga dari anak-anak yang mengalami kejang demam akan mengalami kejang lainnya, paling umum dalam 12 bulan kemudian.

Diagnosis banding

Demam merupakan gejala umum dari banyak kondisi medis:

Demam dapat terjadi karena reaksi terhadap produk darah yang tidak cocok saat transfusi darah. [14]

Tumbuh gigi pada bayi tidak menyebabkan terjadinya demam.[15]

Referensi

  1. ^ Rodriguez-Morales AJ, Cardona-Ospina JA, Gutiérrez-Ocampo E, Villamizar-Peña R, Holguin-Rivera Y, Escalera-Antezana JP, Alvarado-Arnez LE, Bonilla-Aldana DK, Franco-Paredes C (13 March 2020). "Clinical, laboratory and imaging features of COVID-19: A systematic review and meta-analysis". Travel Medicine and Infectious Disease. 34: 101623. doi:10.1016/j.tmaid.2020.101623. PMC 7102608alt=Dapat diakses gratis. PMID 32179124. 
  2. ^ Raoult, Didier; Levy, Pierre-Yves; Dupont, Hervé Tissot; Chicheportiche, Colette; Tamalet, Catherine; Gastaut, Jean-Albert; Salducci, Jacques (January 1993). "Q fever and HIV infection". AIDS (dalam bahasa Inggris). 7 (1): 81–86. doi:10.1097/00002030-199301000-00012. ISSN 0269-9370. PMID 8442921. 
  3. ^ French, Neil; Nakiyingi, Jessica; Lugada, Eric; Watera, Christine; Whitworth, James A. G.; Gilks, Charles F. (May 2001). "Increasing rates of malarial fever with deteriorating immune status in HIV-1-infected Ugandan adults". AIDS. 15 (7): 899–906. doi:10.1097/00002030-200105040-00010. ISSN 0269-9370. PMID 11399962. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-22. 
  4. ^ Heymann, D. L.; Weisfeld, J. S.; Webb, P. A.; Johnson, K. M.; Cairns, T.; Berquist, H. (1980-09-01). "Ebola Hemorrhagic Fever: Tandala, Zaire, 1977-1978". Journal of Infectious Diseases. 142 (3): 372–376. doi:10.1093/infdis/142.3.372. ISSN 0022-1899. PMID 7441008. 
  5. ^ Feldmann, Heinz; Geisbert, Thomas W (March 2011). "Ebola haemorrhagic fever". The Lancet. 377 (9768): 849–862. doi:10.1016/s0140-6736(10)60667-8. ISSN 0140-6736. PMC 3406178alt=Dapat diakses gratis. PMID 21084112. 
  6. ^ Oakley, Miranda S.; Gerald, Noel; McCutchan, Thomas F.; Aravind, L.; Kumar, Sanjai (October 2011). "Clinical and molecular aspects of malaria fever". Trends in Parasitology. 27 (10): 442–449. doi:10.1016/j.pt.2011.06.004. ISSN 1471-4922. PMID 21795115. 
  7. ^ Colunga-Salas, Pablo; Sánchez-Montes, Sokani; Volkow, Patricia; Ruíz-Remigio, Adriana; Becker, Ingeborg (2020-09-17). "Lyme disease and relapsing fever in Mexico: An overview of human and wildlife infections". PLOS ONE. 15 (9): e0238496. Bibcode:2020PLoSO..1538496C. doi:10.1371/journal.pone.0238496alt=Dapat diakses gratis. ISSN 1932-6203. PMC 7497999alt=Dapat diakses gratis. PMID 32941463. 
  8. ^ Puéchal X, Terrier B, Mouthon L, Costedoat-Chalumeau N, Guillevin L, Le Jeunne C (March 2014). "Relapsing polychondritis". Joint, Bone, Spine. 81 (2): 118–24. doi:10.1016/j.jbspin.2014.01.001. PMID 24556284. 
  9. ^ Arnhold, Jürgen (2020), "Cell and Tissue Destruction in Selected Disorders", Cell and Tissue Destruction, Elsevier, hlm. 249–287, doi:10.1016/b978-0-12-816388-7.00009-7, ISBN 9780128163887, diakses tanggal 2022-04-22 
  10. ^ Arnhold, Jürgen (28 August 2019). Cell and tissue destruction: mechanisms, protection, disorders. Elsevier Science. ISBN 978-0-12-816388-7. OCLC 1120070914. 
  11. ^ "Signs and Symptoms of Cancer | Do I Have Cancer?". www.cancer.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-20. 
  12. ^ Centerwall, Willard R. (1965). Phenylketonuria: an inherited metabolic disorder associated with mental retardation. U.S. Department of Health, Education, and Welfare, Welfare Administration, Children's Bureau. OCLC 392284. 
  13. ^ "Metabolic Disorder", Definitions, Qeios, 2020-02-07, doi:10.32388/7344b1, diakses tanggal 2022-04-22 
  14. ^ Dean, Laura (2005). Blood transfusions and the immune system (dalam bahasa Inggris). National Center for Biotechnology Information (US). 
  15. ^ Massignan C, Cardoso M, Porporatti AL, Aydinoz S, Canto G, Mezzomo LA, Bolan M (March 2016). "Signs and Symptoms of Primary Tooth Eruption: A Meta-analysis". Pediatrics. 137 (3): e20153501. doi:10.1542/peds.2015-3501alt=Dapat diakses gratis. PMID 26908659. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 February 2016. 

Lihat pula