Lompat ke isi

Dengke mas naniura

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 1 Februari 2024 17.42 oleh Kris Simbolon (bicara | kontrib) (Naniura (kata kerja yang dibendakan, na+ni+ura, jadi satu kata utuh). Ikan jahir bukan ikan asli Danau Toba, akan segera dipastikan kembali untuk bagian ini. (enriched and refined later).)

Dengke mas naniura adalah makanan tradisional khas Batak yang berasal dari Tanah Batak, khususnya di wilayah Toba, Pulau Samosir, Danau Toba, Tapanuli Utara, dan Humbang Hasundutan.

Dahulu, masakan naniura dikhususkan untuk raja saja, tetapi karena rasanya yang enak, semua orang-orang Batak ingin menyantap dan membuatnya. Dengke naniura awalnya menggunakan ikan mujair, kemudian digunakan juga untuk ikan mas yang memang banyak ditemukan di Danau Toba.[sumber mendukung?]

Ikan mas na niura dikenal juga dengan makanan yang tidak dimasak, direbus, digoreng, atau tanpa menggunakan api. Na niura dalam bahasa Batak berarti ikan yang tidak dimasak melalui api namun baik dan enak dimakan. Ikan na niura dimasak oleh fermentasi bumbu utama yakni asam batak seperti utte sira, atau asam jungga; bisa juga menggunakan kecombrang. Rasa makanan ini seperti ikan segar namun tanpa bau amis. Na niura menjadi enak karena bumbu-bumbu khas yang terdapat di dalamnya; termasuk andaliman. Sebelumnya bumbu-bumbu sudah disangrai dan digiling bersama lalu dioleskan pada ikan. Untuk mendapatkan hidangan naniura dibutuhkan waktu kira-kira 5 jam.

Ikan naniura mirip dengan masakan Jepang, seperti sashimi dan ceviche dari Peru. Hal ini karena makanan tersebut tidak melalui proses memasak melalui api, seperti biasanya.[butuh rujukan]

Referensi