Sukardi Rinakit
Artikel ini memiliki beberapa masalah. Tolong bantu memperbaikinya atau diskusikan masalah-masalah ini di halaman pembicaraannya. (Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini)
|
Sukardi Rinakit | |
---|---|
Staf Khusus Presiden Bidang Politik | |
Masa jabatan 2019–2024 | |
Presiden | Joko Widodo |
Staf Khusus Presiden Bidang Politik dan Pers | |
Masa jabatan 2015–2019 | |
Presiden | Joko Widodo |
Informasi pribadi | |
Lahir | 5 Juni 1963 Madiun, Jawa Timur |
Kebangsaan | Indonesia |
Suami/istri | Evyta Suhartin |
Anak | Hana Nanyang Rinakit |
Almamater | Universitas Indonesia National University of Singapore |
Sunting kotak info • L • B |
Sukardi Rinakit, M.A., Ph.D (lahir 5 Juni 1963)adalah peneliti di bidang politik dengan fokus kajian budaya politik Indonesia. Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 di Jurusan Kriminologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia pada tahun 1989. Meraih gelar Master of Arts pada tahun 1996 di Department of Southeast Asian Studies, Universitas Nasional Singapura [1] dan Doctor of Philosophy tahun 2003 di Department of Political Science, Universitas Nasional Singapura.[2] Disertasinya berjudul “The Indonesian Military After the New Order”, diterbitkan sebagai buku pada tahn 2005 oleh Institute of Southeast Asian Studies (ISEAS, Singapore) dan Nordic Institute of Asian Studies (NIAS, Copenhagen).
Pada tahun 1990 Sukardi Rinakit atau yang akrab disapa "Cak Kardi" ini menjadi staf peneliti di Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan mengundurkan diri pada tahun 1998. Selanjutnya bersama Soegeng Sarjadi mendirikan Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS), sebuah lembaga kajian yang juga berorientasi pada kebijakan.[3] Sukardi Rinakit juga pernah menjadi Sekretaris Jenderal Gerakan Nasionalis Indonesia yang dipimpin oleh Kwik Kian Gie, anggota Dewan Pakar Alumni GMNI dan Dewan Pakar Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI).[4][5]
Pada masa pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla (2014-2019), Sukardi Rinakit diangkat menjadi Staf Khusus Presiden. Dia diangkat kembali menjadi Staf Khusus Presiden Jokowi pada periode kedua pemerintahannya (2019-2024).[6][7]
Pendidikan
- 1989, Drs, Kriminologi, FISIP-UI Jakarta
- 1996, M.A., Southeast Asian Studies, National University of Singapore (NUS), Singapura
- 2003, Ph.D., Department of Political Science, National University of Singapore (NUS), Singapura
Karier
- 2019-2024, Staf Khusus Presiden RI BIdang Politik
- 2015-2019, Staf Khusus Presiden RI BIdang Politik dan Pers
- 2003-2015, Penulis Tetap Kompas, Kolom Khusus Analisis Politik
- 2010-2015, Peneliti Senior, Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS)
- 2012-2015, Konsultan Total EP, Political Risk Scrutiny
- 2012-2015, Konsultan J Resources, Political Risk Scrutiny
- 2004-2015, Narasumber, Perkembangan Politik, Roundtable Lemhannas
- 2004-2015, Narasumber, Political Update, ISEAS, Singapura
- 2004-2015, Dosen Tamu, Komunikasi Politik, Program Pasca-Sarjana, Universitas Indonesia
- 2001-2009, Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS)
- 1990-1998, Staf Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS)
Publikasi
- Sudut Istana, Jakarta: Best Publisher 2018
- Memompa Ban Kempis (Esai Politik tentang Kepemimpinan dan Budaya Politik), Jakarta: Penerbit Kompas (2013)
- Political Party in Indonesia, Berlin: Konrad Adeneur Stiftung (2010)
- Tuhan Tidak Tidur (Esai Politik tentang Kepemimpinan dan Budaya Politik), Jakarta: Penerbit Kompas (2008)
- Memahami Indonesia (editor), Jakarta: SSS (2005)
- The Indonesian Military after the New Order, Copenhagen & Singapore: NIAS & ISEAS (2005)
- “Decentralisation and the Military” (contribution chapter) dalam Maribeth Erb. Multicultural Indonesia, London: Routledge (2005)
- Membaca Indonesia (editor), Jakarta: SSS (2005)
- Meneropong Indonesia 2020 (editor), Jakarta SSS (2004)
- “Labour Organisation and People Unrest” (contribution chapter) dalam Douglas Ramage (dkk), Indonesia Change and Challenge (Singapore: ISEAS (1993).
- “Indonesia” (contribution chapter bersama Dr. Hadi Soesastro) dalam Morrison (dkk), Domestic Adjustments to Globalisation, Tokyo: JCIE (1993)
Penghargaan
- Bintang Jasa Utama (14 Agustus 2023)[8]
- Bintang Kehormatan LVRI (16 Januari 2024)[9]
Referensi
- ^ "Profile of Sukardi Rinakit". 12 Januari 2016. Diakses tanggal 15 Maret 2024.
- ^ "Tolak Jabat Komisaris BTN, Sukardi Rinakit Jadi Staf Menteri". 6 April 2015. Diakses tanggal 15 Maret 2024.
- ^ "Soegeng Sarjadi Syndicate". Diakses tanggal 15 Maret 2024.
- ^ "Sukardi Rinakit". Merdeka.com. Diakses tanggal 15 Maret 2024.
- ^ "Dewan Pakar Nasional". Diakses tanggal 15 Maret 2024.
- ^ "Sukardi Rinakit". Merdeka.com. Diakses tanggal 15 Maret 2024.
- ^ "Cak Kardi, Pidato Jokowi, dan Bintang Jasa Utama itu..." detik.com. 14 Agustus 2023. Diakses tanggal 10 Maret 2024.
- ^ "Dua Staf Khusus Presiden dianugerahi Bintang Jasa Utama". Antara. 14 Agustus 2023. Diakses tanggal 15 Maret 2024.
- ^ "Sukardi Rinakit: Veteran sudah membayar kebebasan kita". Antara. 16 Januari 2024. Diakses tanggal 15 Maret 2024.