Lompat ke isi

Mutu layanan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Quality of Service (disingkat menjadi QoS) merupakan mekanisme jaringan yang memungkinkan aplikasi-aplikasi atau layanan dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.

Kinerja jaringan komputer dapat bervariasi akibat beberapa masalah, seperti halnya masalah bandwidth, latency dan jitter, yang dapat membuat efek yang cukup besar bagi banyak aplikasi. Sebagai contoh, komunikasi suara (seperti VoIP atau IP Telephony) serta video streaming dapat membuat pengguna frustrasi ketika paket data aplikasi tersebut dialirkan di atas jaringan dengan bandwidth yang tidak cukup, dengan latency yang tidak dapat diprediksi, atau jitter yang berlebih. Fitur Quality of Service (QoS) ini dapat menjadikan bandwidth, latency, dan jitter dapat diprediksi dan dicocokkan dengan kebutuhan aplikasi yang digunakan di dalam jaringan tersebut.

QoS sangat membantu menjaga dan meningkatkan kapabilitas jaringan, baik jaringan-jaaringan kompleks, jaringan perusahaan kecil, Internet Service Provider (ISP), maupun jaringan-jaringan enterprise. QoS memberikan jaminan dan layanan yang lebih baik terhadap trafik-trafik jaringan dalam berbagai teknologi, termasuk jaringan Frame Relay, ATM, Ethernet, dan 802.1, dan SONET.

Sasaran utama QoS tidak lain, seperti yang telah dikatakan sebelumnya, ialah memberikan layanan jaringan yang lebih baik dan dapat diprediksi, dengan penanganan dedicated bandwith, jitter, dan latensi yang terkontrol, juga karakteristik-karakteristik loss. QoS mencapai tujuan-tujuan tersebut melalui sejumlah tool untuk manajemen kongesti (kemacetan) jaringan, traffic shaping jaringan, setting policy jaringan, dan lain-lain.

QoS dengan bantuan Cisco


  1. Beberapa Keuntungan QoS
  • Pengontrolan bandwith, perlengkapan, dan fasilitas wide-area. Sebagai contoh, kita dapat membatasi bandwith yang dikonsumsi dalam link backbone oleh FTP atau mengantri akses database penting.
  • Penggunaan sumber daya jaringan yang lebih efisien, alat-alat manajemen analisis jaringan dan accounting memungkinkan kita mengetahui bagaimana jaringan kita digunakan dan meyakinkan bahwa kita melayani trafik-trafik penting untuk bisnis yang lebih baik.
  • Pengkhususan layanan-layanan. QoS memungkinkan ISP(Internet Service Provider) memberikan tingkat pelayanan yang lebih baik dan berbeda untuk setiap pelanggan.
  • Keselarasan dengan aplikasi-aplikasi kritis. Teknologi Cisco QoS meyakinkan bahwa bandwidth dan delay-delay minimum yang dibutuhkan oleh aplikasi-aplikasi sensitif seperti multimedia dan voice terpenuhi dengan baik; dan aplikasi-aplikasi lain yang menggunakan link tersebut dapat bekerja tanpa ada interferensi.
  • Fondasi untuk jaringan-jaringan terintegrasi- Teknologi Cisco QoS juga secara lengkap mengintegrasikan sebuah jaringan multimedia, misaalnya dengan mengimplementasikan Weighted Fair Queueing (WFQ) untuk meningkatkan layanan dan IP Precedence Signaling untuk diferensiasi trafik. Juga tersedia ReServation Protocol (RSVP), yang memungkinkan kita mengambil keuntungan atas signal QoS dinamis.
  1. Arsitektur QoS

Arsitektur QoS secara mendasar terdiri dari tiga komponen, yang dibutuhkan untuk menghantarkan QoS melintasi jaringan dengan teknologi yang beragam (IP, ATM, LAN switche, dan sebgainya).

  • QoS adalah sebuah elemen jarirngan tunggal. Contohnya ialah berbagai tool queueing, scheduling, dan traffic shaping.
  • teknik QoS signaling untuk mengkoordinasi QoS end-to-end diantara elemen-elemen jaringan.
  • Fungsi policy, management, dan acccounting QoS untuk mengontrol dan mengadministrasi trafik end-to-end.
  1. Traffic Policing untuk Jaringan Voice

Software Cisco IOS juga memiliki sejumlah tool yang memungkinkan administrator-administrator menetapkan berapa besar bandwith yang boleh digunakan sebuah aplikasi atau bahkan seorang user. Fitur ini terdiri atas dua tipe tool, yakni rate-limitting dan shaping.

Perbedaan pada kedua tool ini adalah bahwa rate-limitting men-drop trafik berdasarkan policing, sedangkan shaping pada umunya melakukan buffer atas trafik yang berlebihan dan menunggu interval terbuka berikutnya untuk mentransmit data. Kesamaan tool ini adalah bahwa mereka sama-sama beraksi saat trafik melampaui ketetapan yang telah ditentukan oleh administrator jaringan.

Sering kali kedua tool ini digunakan bersama. Traffic shaping digunakan pada sesi tepi jaringan (dari sisi pelanggan) guna meyakinkan pelanggan untuk menggunakan bandwith dengan baik untuk keperluan bisnis. Rate-limitting sering digunakan pada sisi provider untuk meyakinkan bahwa pelanggan tidak melampaui batas banddwith yang diizinkan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati.

Kita bisa mengontrol batasan trafik berdasarkan Media Access Control (MAC) address, IP adress, atau parameter-parameter lainnya. Administrator-administrator jaringan juga dapat mengonfigurasi access lists untuk membuat kebijakan rate-limitting yang lebih detail dan spesifik.


  1. Traffic Shaping untuk jaringan Voice

Software QoS Cisco IOS memiliki dua jenis tool traffic-shaping, yakni Generic Traffic Shaping (GTS) dan Frame Relay Traffic Shaping (FRTS). Dalam implementasinya, kedua metode traffic-shapping ini serupa, meskipun interface command-line mereka berbeda dan tipe antrian yang digunakan juga berbeda.

Ketika sebuah paket ditangguhkan, GTS menggunakan WFQ untuk menahan trafik. FRTS menggunakan custom queue (CQ) atau priority queuing (PQ), tergantung mana yang akan kita konfigurasi. FRTS juga mendukung WFQ untuk menahan trafik.

Tujuan traffic shaping :

  • Mengontrol penggunaan bandwith yang tersedia
  • Membentuk keebijakan-kebijakan trafik
  • Mengatur arus trafik untuk mencegah kemacetan (congestion)

Manfaat traffic shaping :

  • Mengonfigurasi sebuah interface jika kita memiliki jaringan dengan tingkatan akses yang berbeda. Sebagai contoh, salah satu ujung link dalam jaringan Frame Relay berjalan pada 256 kbps, sementara ujung lainnya 128 kbps. Mengirim paket paada 256 kbps dapat menyebabkan berbagai aplikasi pengguna link tersebut mengalami kegagalan.
  • Mengonfigurasi sebuah interface untuk menawarkan layanan subrate service. Dalam kasus ini, traffic shaping memungkinkan kita menggunakan router untuk mempartisipasi link T1 atau T3 kita ke channel yang leebih kecil.

Sumber referensi :

Rafiudin, R. (2006). Cisco Router : Konfigurasi Voice, Video, dan fax. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Levriana. (2009). 6275 Perkembangan Teknologi Komunikasi .