Lompat ke isi

Rohaniwan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 15 Oktober 2006 20.35 oleh Stephensuleeman (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Rohaniwan adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan kedudukan kepemimpinan resmi dalam suatu agama tertentu. Kadang-kadang digunakan juga istilah "Klerus", yang berasal dari istilah bahasa Yunani "κληρος" yang berarti "hasil undian" atau jabatan yang diberikan berdasarkan "undian" atau penentuan nasib.

Tergantung dari agamanya, rohaniwan biasanya melakukan tugas-tugas ritual dari kehidupan keagamaan, mengajar atau berbagai tugas lainnya dalam menyebarkan ajaran atau doktrin dan praktik-praktik keagamaan. Mereka seringkali melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan siklus kehidupan seperti misalnya upacara-upacara kelahiran, baptisan, sunat, akil balik, pernikahan, dan kematian. Rohaniwan dari agama manapun umumnya bertugas di dalam maupun di luar tempat-tempat ibadah, dan dapat pula ditemukan bekerja di rumah sakit, tempat-tempat perawatan lainnya, pos-pos misi, dinas ketentaraan, penjara, dll.

Ada perbedaan yang penting antara rohaniwan dengan teolog. Rohaniwan mempunyai tugas-tugas yang disebutkan di atas, sementara teolog adalah sarjana di bidang agama dan teologi, dan tidak dengan sendirinya berarti rohaniwan. Seorang awam dapat menjadi teolog. Memang, kedua bidang ini, dapat pula bertumpang tindih. Dalam beberapa denominasi atau agama, status rohaniwan hanya diberikan kepada laki-laki, sementara yang lainnya mengakui pula perempuan sebagai rohaniwan (atau rohaniwati).

Di banyak negara rohaniwan mendapatkan perlindungan hukum khusus. Dalam kasus-kasus tertentu mereka dibiayai (atau sebagian dibiayai) oleh negara, namun umumnya mereka didukung melalui sumbangan-sumbangan masing-masing anggota agamanya.

Dalam agama Kristen, jabatan rohaniwan dapat mengambil bentuk berbagai posisi resmi maupun tidak resmi, termasuk diakon, imam, uskup (atau bishop), pendeta, dll. Dalam agama Islam, pemimpin agama biasanya dikenal sebagai imam atau ayatullah.

Rohaniwan Kristen

Pada umumnya, rohaniwan Kristen ditahbiskan. Artinya, mereka dipisahkan untuk tugas-tugas keagamaan khusus dalam agamanya. Ada pula orang-orang lain yang tidak ditahbiskan (awam) yang membantu dalam tugas-tugas gereja, namun mereka tidak ditahbiskan, meskipun mereka mungkin membutuhkan persetujuan resmi dan/atau pendidikan resmi tertentu untuk menjalankan tugas-tugas tersebut.

Jenis-jenis rohaniwan dibedakan dari jabatannya, termasuk jabatan-jabatan yang dikhususnya untuk dipegang oleh rohaniwan. Kardinal Katolik Roma, misalnya, boleh dikatakan adalah seorang rohaniwan, meskipun jabatan kardinal bukanlah suatu bentuk rohaniwan yang khas. Uskup agung bukanlah suatu jabatan rohaniwan yang khusus, melainkan semata-mata seorang uskup yang memiliki posisi khusus dengan wewenang yang khusus pula. Sementara itu, seorang pelayan pemuda atau direktur pendidikan agama di sebuah gereja tidak harus seorang rohaniwan, meskipun ada pula gereja-gereja tertentu yang mempekerjakan seorang pendeta dengan tugas khusus seperti itu.

Berbagai gereja mempunyai sistem rohaniwan yang berlainan pula, meskipun gereja-gereja dengan sistem kepemimpinan gereja yang serupa biasanya mempunyai sistem yang serupa.


Buddhisme

Rohaniwan dalam Buddhisme aslinya adalah Sangha, yaitu ordo para biarawan dan ordo para biarawati, yang didirikan oleh Gautama Buddha ketika ia masih hidup dan melakukan misinya pada abad ke-5 SM. Para biarawan dan biarawati ini mengikuti patimokkha, sebuah aturan yang ketat di mana mereka bersumpah untuk hidup miskin dan berpegang pada disiplin. Namun di masa modern, rohaniwan Buddhis dapat berbeda-beda di negara-negara yang berbeda pula. Misalnya, di Korea, Jepang, dan dalam kasus-kasus tertentu Tibet, para pendeta Buddhis diizinkan menikah, padahal ini dilarang dalam patimokkha. Sebaliknya, negara-negara yang mempraktikkan Buddhisme Theravada, seperti misalnya Thailand, Myanmar, dan Sri Lanka, cenderung berpegang pada pandangan yang lebih konservatif tentang kehidupan biara. Di Amerika Serikat, tergantung pada sekte Buddhismenya, rohaniwan ditahbiskan melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman. Para pendeta Buddhis mengambil peranan yang mirip dengan pendeta Kristen atau pastor Katolik di lingkungan organisasi vihara dan menggunakan gelar Reverend. Di masa kini pendeta Buddhis menjalankan fungsi yang serupa dengan rekan-rekannya dari Kristen. Mereka memberikan konseling, memimpin kelas-kelas pendalaman agama, menulis artikel untuk surat edaran, dan memimpin upacara pernikahan, penguburan dan berbagai ritus peralihan lainnya. Mereka juga terlibat dalam kegiatan antar-agama, bertugas sebagai penasihat rohani di rumah sakit, kepolisian, stasiun pemadam kebakaran, militer, dan penjara.

Islam

Islam Sunni tidak mempunyai rohaniwan yang tetap. Istilah "imam" biasanya digunakan untuk merujuk kepada berbagai bentuk kepemimpinan agama, dari pemimpin sebuah kelompok (majlis taklim) hingga seorang ahli agama, namun semuanya itu tidak menuntut penahbisan.

Dalam Islam Syi'an, istilah "imam" mempunyai arti yang lebih spesifik. Kata ini secara harafiah dalam bahasa Arab berarti "(yang berada} di depan dari". Hal ini menunjuk kepada peranan Imam dalam memimpin sembahyang sebagai orang yang berdiri di depan jemaah. Ulama adalah kelompok pakar Islam yang terutama mengabdikand irinya dalam mempelajari dan menerapkan Syariah atau hukum-hukum Islam.

Lihat pula

External links