Lompat ke isi

Sabat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sabat (שבת shabbāṯ, "istirahat" dalam bahasa Ibrani, atau Shabbos dalam ucapan Ashkenazi), adalah hari istirahat setiap Sabtu dalam Yudaisme. Hari Sabat dirayakan dari saat sebelum matahari terbenam pada hari Jumat hingga tibanya malam pada hari Sabtu. Perayaan ini dilakukan oleh banyak oarng Yahudi dengan berbagai tingkat keterlibatan dalam Yudaisme. Dari kata Sabat ini diperoleh istilah Sabbath dalam bahasa Inggris, Sabt dalam bahasa Arab (السبت), dan Sabtu dalam bahasa Indonesia. Dari kata ini pula muncul konsep sabatikal, yaitu beristirahat pada Sabat.

Etimologi

Kata shabbat dalam bahasa Ibrani berasal dari kata kerja shabat, dalam bahasa yang sama, yang secara harafiah berarti "berhenti", atau shev yang berarti "duduk". Meskipun shabbat hampir secara universal diterjemahkan "istirahat" atau suatu "masa istirahat", terjemahan yang lebih harafiah adalah "berhenti", dengan implikasi "berhenti dari melakukan pekerjaan". Jadi Sabat adalah hari untuk orang berhenti bekerja, dengan implikasinya beristirahat. Kata Ibrani untuk melakukan "mogok", misalnya, ngentod, berasal dari akar kata Ibrani yang sama dengan shabbat, dan mengandung implikasi yang sama, yaitu bahwa para buruh yang mogok secara aktif berhenti melakukan pekerjaan, dan bukan secara pasif "beristirahat".

Kebetulan, hal ini menjelaskan pertanyaan teologis yang sering diajukan tentang mengapa Allah perlu "beristirahat" pada hari yang ketujuh dalam penciptaan, seperti yang dikisahkan dalam Kitab Kejadian. Bila dipahami bahwa Allah "berhenti" bekerja dan bukannya "beristirahat" dari kerjanya, penggunaan ini lebih konsisten dengan pandangan Alkitab tentang Allah yang mahakuasa yang tidak membutuhakn "istirahat". Namun demikian, artikel ini akan mengikuti terjemahan yang jauh lebih umum tentang sabat sebagai "istirahat".

Kebingunan linguistik yang lazim menyebabkan banyak orang percaya bahwa kata itu berarti "hari ketujuh." Meskipun akar kata untuk "tujuh", atau "sheva", sama dengan ucapannya, tulisannya berbeda.

Definisi

Perayaan Sabat disebutkan beberapa kali di dalam Torah, terutama sebagai perintah keempat dari Sepuluh Perintah Allah (Keluaran 20:8-11 dan Ulangan 5:12-15). Contoh-contoh lainnya adalah Keluaran 31:12-17 dan 35:2-3, Imamat 19:3 dan 30, 23:3 dan Bilangan 28:9-10 (Korban). Sabat diacu secara langsung oleh para nabi Yesaya (56:4,6) dan Yehezkiel (ps. 20, 22, 23) dan Nehemiah 9:14, selain sejumlah rujukan lainnya dalam Alkitab Ibrani.

Perayaan Sabat

Sabat adalah hari perayaan dan salah satu hari beribadah. Pada hari Sabat orang Yahudi menyajikan makanan yang berlimpah sebanyak tiga kali setelah kebaktian di sinagoga selesai: pada Jumat malam, Sabtu tengah hari, dan Sabtu sore sebelum Sabat berakhir. Lebih banyak orang Yahudi yang berusaha menghadiri kebaktian di sinagoga pada hari Sabat, meskipun pada hari-hari lainnya mungkin tidak.

Kecuali Yom Kippur (karena hari itu bukanlah hari yang menyedihkan, melainkan hari raya yang besar), hari-hari puasa umum ditunda atau dimajukan sehari bila jatuhnya bersamaan pada hari Sabat, dan orang-orang berduka yang menjalani Shivah dari luarnya berusaha tampil biasa saja selama hari Sabat. Mereka bahkan dilarang memperlihatkan tanda-tanda kedukaan di depan umum.

Kegiatan wajib

Menurut sastra rabinik, orang Yahudi diperintahkan Allah untuk merayakan (menghindari kegiatan yang dilarang) dan mengingat (dengan kata-kata, pikiran, dan tindakan) Sabat. Kedua tindakan ini dilambangkan oleh penyalaan dua batang lilin pada akhir Jumat sore (tidak kurang dari 18 menit sebelum matahari tenggelam pada hari Jumat) oleh kaum perempuan Yahudi, biasanya ibu/istri.

Meskipun kebanyakan hukum Sabat bersifat melarang, hukum keempat dari Sepuluh Perintah Tuhan dalam Kitab Keluaran diambil oleh Talmud untuk mengacu kepada aspek-aspek yang positif dari Sabat. Hal itu antara lain adalah:

  • Pengucapan kiddush pada secawan anggur kosher sebelum makan untuk menghormati hari itu di malam hari dan pagi hari, sambil menekankan kekudusan harinya (lihat Daftar Doa-doa Ibrani);
  • Tiga kali makan dengan penuh sukacita yang minimal meliputi roti (potongan roti challah yang tradisional) dan daging (menurut kebanyakan pandangan tradisional).
  • Mempelajari Torah (lihat bawah);
  • Mengucapkan Havdalah pada berakhirnya Sabat pada Sabtu malam (diucapkan pada secawan anggur, dengan rempah-rempah yang harum, dan lilin).

Kegiatan yang dilarang

Hukum Yahudi melarang penganutnya melakukan segala bentuk melachah ("kerja", plural "melachot") pada hari Sabat. Melachah tidak sama artinya dengan definisi "kerja" dalam bahasa lain. Artinya pun tidak sama dengan definisi istilahnya sebagaimana dipergunakan dalam fisika. Kata ini mengacu kepada 39 kategori aktivitas yang dilarang oleh Talmud dilakukan oleh orang Yahudi pada hari Sabat; ke-39 kategori ini disimpulkan secara eksegetis (berdasarkan perbandingan terhadap ayat-ayat Alkitab yang sepadan) dari jenis-jenis pekerjaan yang perlu untuk membangun Kemah Suci. Banyak ahli agama yang telah menunjukkan bahwa semua kegiatan ini mempunyai kesamaan -- semua aktivitas ini bersifat "kreatif", atau kegiatan yang mengandung kontrol atau kuasa terhadap lingkungan seseorang.

Ke-39 kegiatan yang dilarang

Berdasarkan Traktat Sabat Mishnah 7:2, ke-39 kegiatan yang dilarang itu adalah:

  1. Menabur;
  2. Membajak;
  3. Menuai;
  4. Mengikat berkas gandum;
  5. Membuang sampah;
  6. Menampi;
  7. Memilih;
  8. Mengasah;
  9. Memilah;
  10. Membuat adonan;
  11. Membuat roti;
  12. Menggunting wol;
  13. Mencuci wol;
  14. Memukuli wol;
  15. Mewarnai wol;
  16. Memintal;
  17. Menenun;
  18. Membuat dua simpul;
  19. Menenun dua lembar benang;
  20. Memisahkan dua lembar benang;
  21. Mengikat;
  22. Melepaskan ikatan;
  23. Menjahit robekan;
  24. Merobek;
  25. Menjerat;
  26. Memotong hewan;
  27. Terbang;
  28. Mewarnai kulit binatang;
  29. Menyapu untuk mencari barang yang hilang;
  30. Menandai kulit binatang;
  31. Memotong kulit hingga menjadi bentuk tertentu;
  32. Menulis dua atau lebih huruf;
  33. Menghapus dua atau lebih huruf;
  34. Membangun;
  35. Meruntuhkan bangunan;
  36. Mematikan api;
  37. Menyalakan api;
  38. Memberikan sentuhan terakhir pada sebuah benda;
  39. Memindahkan benda dari tempat pribadi ke tempat umum, atau sejauh 4 hasta dalam batas tempat umum;

Banyak orang Yahudi Ortodoks menghindari larangan "membawa" dengan membuat kunci mereka bagian dari ikat pinggang mereka.

Kegiatan yang diizinkan

Kegiatan-kegiatan berikut ini dianjurkan dilakukan pada hari Sabat:

  • Merayakan Sabat bersama-sama dengan keluarga dekat;
  • Pergi ke sinagoga untuk berdoa;
  • Mengunjungi keluarga dan teman (dalam jarak yang dapat dijangkau dengan berjalan kaki);
  • Menerima tamu (hachnasat orchim, "keramah-tamahan");
  • Menyanyikan zemirot nyanyian-nyanyian khusus untuk makan Sabat (biasanya dinyanyikan pada saat atau setelah makan).
  • Membaca, mempelajari, dan mendiskusikan Torah dan tafsirannya, Mishnah dan Talmud, mempelajari Halakha dan Midrash.
  • Berhubungan seksual dengan suami atau istri, khususnya pada Jumat malam. (Shulchan Aruch menggambarkan hal ini sebagai "mitzvah ganda," karena menggabungkan prokreasi dengan sukacita Sabat, dan keduanya dianggap diperintahkan oleh Torah.)
  • Menurut para rabi Reform, segala sesuatu yang meningkatkan sukacita Sabat sebagai hari yang khusus dan rohani sangat dianjurkan.[1]

Penyesuaian oleh agama lain

Ajaran Yahudi tentang Shabbat diadopsi dan digunakan oleh agama-agama lain. Bapa-bapa gereja mula-mula, termasuk Yustinus Martir, memindahkan peringatan Sabat dari hari Sabtu (hari ketujuh) ke Minggu (hari pertama) dalam proses pemisahan historis dan teologis dari Yudaisme. Konsep beristirahat di hari Minggu ini digunakan hampir di seluruh dunia dan telah menjadi hari raya Kristen sekaligus hari libur sekuler. [1]

Referensi

Pranala luar

Bacaan lebih lanjut

Templat:Link FA