Lompat ke isi

Buniayu, Tambak, Banyumas

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 September 2013 05.00 oleh Okkisafire (bicara | kontrib)
Berkas:Rbtb buniayu.jpg
RBTB Buniayu
Buniayu,
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenBanyumas
KecamatanTambak
Kode pos
53196
Kode Kemendagri33.02.08.2007 Edit nilai pada Wikidata


Buniayu adalah sebuah Desa di Kecamatan Tambak, Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia, yang berlokasi di sisi paling timur dari Kabupaten Banyumas dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Kebumen.

Kondisi geografis

Wilayah Desa Buniayu berbukit-bukit serta bertanah subur karena diapit oleh dua sungai kecil, yaitu Sungai Ijo dan Sungai Manggis.

Mata pencaharian penduduk

Mayoritas penduduk Desa Buniayu adalah petani, sementara sebagian kecil adalah PNS dan wirausahawan. Namun, sebagian besar pemudanya pergi merantau ke kota-kota seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan kota besar lainnya di Sumatera, Kalimantan, dan Bali. Sebagian juga bekerja sebagai TKI di mancanegara.

Pertanian

Angsa yang dipelihara warga di halaman

Kondisi pertanian desa cukup berpotensi. Areal persawahan warga tersebar di sekeliling desa. Rata-rata panen padinya adalah dua kali per tahun serta diikuti penanaman palawija.

Obyek wisata

Desa Buniayu hanya berjarak sekitar 40 km dari Obyek Wisata Pantai Ayah/Logending, Kebumen. Desa juga dekat dengan Obyek Wisata Goa Jatijajar dan Goa Petruk, Kebumen.

Administrasi

Lokasi

Lokasi desa ini berada di jalur utama selatan Jawa yang padat serta dilewati lintasan Kereta Api jalur selatan. Terowongan Ijo yang pernah di pakai sebagai lokasi syuting film Kereta Api Terakhir hanya berjarak sekitar 50 meter dari tepi timur desa.

Pembagian wilayah

Desa Buniayu terbagi dari empat grumbul (dukuh), yaitu Bengkek, Binayu, Gandu, dan Guntur. Dukuh Gandu merupakan dukuh yang paling padat dan maju.

No Nama Dukuh Jumlah Penduduk Kategori
1. Sigandu jiwa Padat
2. Bengkek jiwa Padat
3. Guntur jiwa Padat
4. Binayu jiwa Padat

Perangkat desa

Berkas:STRUKTUR PEMERINTAHAN.jpg
Struktur Pemerintahan Desa Buniayu Tahun 2013

Organisasi warga

Berkas:Monas rbtb.jpg
Kalender RBTB

Sarana dan prasarana

Transportasi dan komunikasi

Kondisi jalan Desa Buniayu

Jalan di desa Buniayu sebagian sudah beraspal. Saluran listrik dan telepon juga sudah tersedia.

Kesehatan

Pendidikan

Bangunan SDN Buniayu 3

Desa Buniayu memiliki fasilitas pendidikan berupa tiga SD Negeri, yaitu SDN Buniayu 1 sampai 3. Selain itu, juga tersedia satu TK dan satu SMP Swasta serta Pondok Pesantren.

SDN Buniayu 1 termasuk ke dalam SD favorit hingga ke tingkat Kabupaten Banyumas.

Keagamaan

Tempat ibadah yang tersedia adalah lima Masjid Jami'e.



Desa Buniayu mempunyai segudang cerita rakyat yang turun temurun sampai anak cucu,sebagai contoh legenda Panembahan Perawan Sunti yang konon ceritanya, di Desa Buniayu akan selalu ada pemuda ataupun pemudi yang tidak menikah dalam satu masa. Desa Buniayu lebih masuk dalam kategori desa agraris , yang sebagian penduduknya berpencaharian sebagai petani karena sebagian besar masyarakatnya sebagai petani maka tidak jarang desa buniayu termasuk salah satu desa pemasok kebutuhan pokok dalam negri ini yang salah satunya adalah beras. kalau kita ngomong masalah kata buniayu mungkin orang kurang familiar dengan kata kata tersebut tapi inilah desa kita , desa yang asri ,sejuk dan segar.


LEGENDA DESA BUNIAYU Legenda dari Buniayu cukup unik, Kata Buniayu berasal dari kata "Ibune + Ayu" = Ibunya Cantik, Kecantikannya begitu mempesona. Buniayu, sebutan ini awalnya adalah dari para pengagum sang pemimpin desa ini dimasa awal, seorang Ibu pemimpin yang rela untuk tidak menikah demi memimpin sebuah desa. Ibu inilah yang kemudian disebut "Perawan Sunti" atau Perawan Suci. Seorang gadis yang bertahan hidup tanpa menikah hingga akhir hayatnya, dan tetap mempertahankan kesuciannya.

Konon Ibu Sunti ini adalah anak dari "Mbah Buyut Lekor". Mbah Buyut Lekor merupakan orang yang pertama kali babat desa Buniayu. Kepemimpinan Ibu Sunti tidak perlu diragukan lagi. Seorang Pemimpin Desa yang begitu bijaksana namun tegas dalam bersikap, rela mengorbankan kehidupannya demi warga desanya. Ibu Sunti begitu mempesona, keliling desa naik kuda menyambangi warganya.

Makam dari Ibu Sunti berada di Grumbul Sigandu, makamnya sebelah barat jalan. Sedangkan Orang Tuanya, "Mbah Buyut Lekor" ada disisi timur dipinggir kali Ijo. Makam inilah yang saat ini disebut sebagai Panembahan. Makam Ibu Sunti disebut "Panembahan Perawan Sunti" dan dan Makam Mbah Buyut Lekor disebut "Panembahan Buyut Lekor".

Panembahan Perawan Sunti banyak didatangi para Gadis yang nyekar, bertawasul dan berdo'a disana untuk dimudahkan mendapatkan Jodohnya. Ada himbauan dari Mbah Juru Kunci bahwa bila ada gadis yang disakiti oleh lelaki karena cinta, sangatlah "DILARANG DATANG" ke Panembahan Perawan Sunti, karena kalo bila ia bertawasul dan berdo'a di Makam ini dan menyebut nama Lekaki yang menyakitinya maka lelaki itu akan tergila-gila, obatnya adalah hanya dengan menikahinya.

Ibu Sunti tidak ingin anak cucunya tidak menikah karena sakit hati, Ibu Sunti tidak menikah karena perjuangannya dan lebih mementingkan warga desanya daripada dia menikah dan meninggalkan warga yang dicintainya. "Ibu Sunti tidak menikah bukan karena patah hati atau kecewa dengan Lelaki" Makanya Ibu Sunti tidak rela kalo anak cucunya ada yang tidak nikah. Mitos bahwa akan ada yang meneruskan perjuangan dalam bidang sosial itu mungkin benar adanya. Mengorbankan diri sendiri untuk tidak menikah dan menjadi perawan sunti adalah suatu pilihan. Kita harus menghormatinya, asal bukan karena alasan sakit hati lalu tidak menikah. Ibu Sunti sangat membencinya, dan itu tidak bisa dijadikan alasan. Pesannya : "Biarlah Ibu sendiri yang menjadi perawan suci hingga akhir hayat".


Cerita tentang legenda desa ini cukup banyak seperti : 1. Cerita perseteruan antara Mbah Buyut Lekor dengan Ki Tambak Waringin, 2. Perjanjian tapal batas "Jati Teken" antara Mbah Buyut Lekor dan Ki Tambak Waringin. 3. Kisah Sebrang Kulon dan Sebrang Wetan dan Mitos Larangannya. 4. Sejarah Kendil Wesi. 5. Ritual Limolasan di Talang, setiap bulan purnama di bulan Sya'ban, menjelang Ramadhan.

Bila anda tertarik dengan kisah ini, datanglah ke Desa Buniayu. Lokasinya ada di Lintas Selatan Pulau Jawa, sekitar 27 Km dari Kota Banyumas menuju Magelang via Buntu, atau 10 KM sebelum kota Gombong. Bila anda dari arah Jakarta maka desa ini ada disisi kanan. Jalan utama desa ini ada di tengah-tengah lintasan Pereng, antara Kali Manggis dan Kali Ijo.

Di Desa Buniayu, terdapat pondok pesantren dengan nama Miftahul Falah dan para santrinya berasal dari desa-desa sekitar dan ada juga dari luar jawa seperti Palembang dan Lampung. Pendidikan yang diberikan tidak semata-mata pelajaran diniyah tapi juga pendidikan formal setingkat SLTP.

Pembangunan di desa buniayu juga lumayan biar kata lambat tapi di sisi lain juga ada baiknya juga, di daerah yang sebagian wilayahnya digunakan sebagai lahan pertanian pembangunan yang utama di sektor jalannya, hampir keselurahan sampai pelosok-pelosok jalan diaspal/ dibeton tp agak miris kelihatannya dibanding wilayah sekitar yang notabene mempunyai kedudukan yang sama tapi tingkat perkembangannya berbeda jauh,dari segi ekonomi desa buniayu masih kurang adanya campur tangan dari pihak pemerintah daerah setempat, kemajuan perekonomian di buniayu lebih banyak atas usaha pribadi warganya yang merantau ke luar daerah bahkan sampai ke luar negri,sedang pemerintah daerah setempat kurang adanya penjembatanannya


Keanggotaan di Buniayu RBTB, http://rakyatbuniayu.blogspot.com/