Lompat ke isi

Bongpes

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Bungpes atau Bendung Karet Welahan Bum[1] terletak di Desa Gerdu, kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara atau sekitar empat kilo meter dari pusat kecamatan Pecangaan. Bendungan ini diresmikan oleh Mbak Tutut—panggilan akrab Siti Hardijanti Rukmana (putri mendiang Soeharto) pada 1995 silam. Keberadaan bendungan ini setidaknya telah memikat masyarakat untuk datang mengunjungi tempat ini.

Etimologi

Bendung Karet[2] ini cukup unik karena bisa mengembang dan mengempis dengan sendirinya. Mengembang saat tekanan air semakin banyak atau saat musim penghujan tiba, semantara itu akan mengempis ketika air berkurang atau kemarau panjang datang[3]. Oleh masyarakat sekitar namanya kian populer dengan bongpes, karena bendungan karet yang bisa mengembung dan mengempes di singkat menjadi Bungpes, tapi lambat laun nama Bungpes berubah menjadi Bongpes

Pengunjung

Setiap hari libur Bungpes ramai di kunjungi para wisatawan tidak hanya dari wilayan Kecamatan Pecangaan saja, tetapi dari luar Pecangaan juga banyak yang mengisi liburan dengan berwisata di Bungpes. Kebanyakan yang berkunjung ke Bungpes adalah dari kaum muda, tapi tak sedikit pula orang dewasa yang datang bersama keluarganya. Biasanya pengunjung membawa tikar dan makan bersama kekasih ataupun bersama keluarga dengan beralaskan tikar.

Butuh Perhatian

Bendung karet yang sering dikunjungi[4] oleh warga Pecangaan, Kalinyamatan, Welahan, Mayong dan sekitarnya ini tentunya butuh perhatian agar semakin berkembang. Entah sebab apa, Meski belum dikembangkan area ini sering ramai dikunjungi, apalagi pasca dikembangkan nantinya. Sehingga, dalam hal ini pemerintah kabupaten Jepara bersama pemerintah desa Gerdu harus segera mengembangkan potensi yang telah ada.

Di kawasan bendungan ini masih terlihat gundul sebab belum adanya penghijauan, sehingga perlu di reboisasi. Langkah yang tepat perlunya ditanami pepohonan agar di sekitar wilayah ini semakin rindang dan tidak lagi tandus. Selain itu, jalan masuk menuju tempat ini terlihat rusak parah. Untuk mempermudah laju transportasi maka diperlukan pengaspalan ulang yang akan memperlancar perjalanan. Ditambah, pendirian gazebo-gazebo sehingga ketika warga berkunjung dapat dimanfaatkan untuk tempat berteduh.

Catatan kaki