Karangmulya, Suradadi, Tegal
Karangmulya | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Tegal | ||||
Kecamatan | Suradadi | ||||
Kode pos | 52182 | ||||
Kode Kemendagri | 33.28.16.2003 | ||||
Jumlah penduduk | 12.000-an | ||||
|
Karangmulya merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Indonesia.
Geografi
Desa Karangmulya terletak di Kecamatan Suradadi. Desa yang terletak di dataran rendah pulau Jawa Provinsi Jawa Tengah.
Sejarah
Telah masyhur di kalangan masyarakat bahwa julukan desa Karangmulya adalah Nyawakan. Kata Nyawakan berasal dari nama jenis hewan reptil biawak atau akrab disebut dengan menyawak (Jawa). Sampai saat ini belum diketahui kebenarannya tentang hubungan hewan tersebut dengan terbentuknya desa Nyawakan karena belum adanya riset yang valid mengenai hal tersebut.
Perbatasan [1]
- Utara: Jatibogor
- Selatan: Gembongdadi
- Barat: Karangwuluh, Kesadikan
- Timur: Jatimulya, Harjasari
Pembagian Administratif
Desa Karangmulya terdiri dari dusun :
- Karangasem. Terletak di bagian utara berbatasan dengan desa Jatibogor. Dusun ini terdiri dari satu RW, yaitu RW 6.
- Karangmoncol. Terletak di bagian barat berbatasan dengan sungai Cacaban. Karangmoncol dimulai dari masjid Baeturrahmad sampai perbatasan desa di sebelah barat. Dusun ini meliputi RW 03 desa Karangmulya.
- Simendot. Terletak terpisah dari desa utama, jauh di bagian timur berbatasan dengan desa Harjasari. Letaknya dengan desa utama dibatasi oleh sawah dan perkebunan tebu. Dusun ini terdiri dari 2 RW yaitu 7 dan 8. Untuk menuju ke Simendot, lurus ke timur melewati gerbang desa.[2]
- Karangbaru. Terletak di tengah desa, tepatnya di sebelah selatan kantor kepala desa Karangmulya. Dusun ini merupakan kawasan baru di desa. Pertumbuhan dan perkembangan infrastruktur kebanyakan tumbuh di sini. Dusun ini meliputi RW 01 dan 02.
Nama Kepala Desa
- Timbul (....-1972);
- Tahril (1972-1988);
- Khaerul Anam / Jai (1988-2000) - 2 kali periode;
- Redjo Ghozali (2000-2006);
- Atmo Susilo (2006-2011);
- Rachmat (2011-sekarang).
Perekonomian
Sebagian penduduk bekerja sebagai petani, wiraswasta dan pedagang, dan sebagian lainnya berprofesi sebagai PNS, TNI atau Polri, dan karyawan swasta. Ada sebagian penduduk yang merantau ke kota-kota besar di Indonesia bahkan ke luar negeri dan bekerja di berbagai sektor industri dan sektor informal.
Transportasi
Jalan yang telah diaspal membuat perekonomian desa tumbuh dengan pesat, diantaranya transportasi umum. Sejak tahun 2004 terdapat angkutan umum yang melintasi desa dari jurusan Balamoa ke Purwahamba. Selain itu angkutan umum becak juga masih menjadi mode transportasi utama. [3]
Referensi