Lompat ke isi

Ekinokokosis

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 28 September 2015 22.41 oleh Lucas559 (bicara | kontrib)
Ekinokokosis
siklus hidup Ekinokokosis (klik untuk memperbesar)
Informasi umum
SpesialisasiPenyakit menular, helminthologist Sunting ini di Wikidata

Echinococcosis (Ekinokokus) adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing pita parasit. Penyakit ini sering juga disebut hydatidosis, penyakit hidatid, hidatidosis.[1] Ada dua jenis utama dari penyakit ini, ekinokokosis sistik dan ekinokokosis alveolar. Dua jenis lainnya yang lebih jarang ditemukan adalah ekinokokosis polisistik dan ekinokokosis unisistik. Penyakit ini sering kali diawali tanpa gejala dan bisa berdiam dalam tubuh penderita selama bertahun-tahun. Gejala dan tanda-tanda yang diperlihatkan tergantung pada lokasi dan ukuran kista. Ekinokokosis alveolar biasanya diawali di liver namun bisa menyebar ke bagian-bagian lain tubuh, misalnya paru-paru atau otak. Ketika livernya terserang penyakit ini, penderita akan mengalami rasa sakit di bagian perut, penurunan berat badan, dan warna kulit menjadi kuning. Penyakit paru-paru bisa menyebabkan rasa sakit di dada, nafas tersengal-sengal dan batuk.[2]

Penyebab

Penyakit ini disebarkan saat makanan atau air yang mengandung telur parasit terkonsumsi atau melalui kontak langsung dengan binatang yang terinfeksi.[2] Telur tersebut dikeluarkan dalam kotoran binatang pemakan daging yang terinfeksi oleh parasit.[3] Binatang yang biasanya terinfeksi penyakit ini termasuk: anjing, rubah, dan serigala.[3] Binatang-binatang ini terinfeksi karena memakan organ-organ binatang yang mengandung kista, seperti kambing atau tikus. [3] Jenis penyakit yang ditimbulkan pada seorang penderita ditentukan oleh jenis Ekinokokus yang menyebabkan infeksi tersebut. Diagnosis biasanya dilakukan menggunakan ultrasound melalui tomografi komputer (computer tomography komputer /CT); pencitraan dengan resonansi magnet (magnetic resonance imaging /MRI) juga bisa digunakan. Tes darah untuk menemukan antibodi yang bisa melawan parasit tersebut bisa membantu demikian pula biopsi.[2]

Pencegahan dan Perawatan

Ekinokokosis sistik bisa dicegah dengan cara mengobati anjing yang diduga membawa penyakit tersebut dan melakukan vaksinasi pada kambing. Melakukan perawatan sering kali tidaklah mudah. Ekinokokosis sistik bisa dikeringkan melalui kulit diikuti dengan pengobatan.[2] Kadang kala jenis penyakit ini hanya ditonton.[4] Jenis alveolar sering kali membutuhkan operasi yang diikuti dengan pemberian obat.[2] Obat yang digunakan adalah albendazole yang bisa saja harus dikonsumsi selama bertahun-tahun.[2][4] Ekinokokosis alveolar bisa menyebabkan kematian.[2]

Epidemiologi

Penyakit ini ditemukan di sebagian besar wilayah di dunia ini dan saat ini menyerang sekitar satu juta orang. Di beberapa wilayah di Amerika Selatan, Afrika, dan Asia, populasi yang terjangkiti penyakit ini mencapai 10%.[2] Di tahun 2010 penyakit ini menyebabkan sekitar 1200 kematian; jumlah ini sudah berkurang dari 2000 kematian di tahun 1990.[5] Pengeluaran untuk penyakit ini diperkirakan mencapai sekitar 3 Juta USD setahun. Penyakit ini juga bisa menyerang binatang-binatang lain seperti babi, sapi, dan kuda.[2]

Hydatidosis alveolar

Hydatidosis kistik

Biasanya menyebar melalui kotoran dan saluran pencernaan, serta terjadi pada keluarga yang mengonsumsi makanan dengan kontaminasi kotoran anjing.[1] Cacing Echinococcus granulosus adalah cacing dengan panjang 3 - 8 mm, dan hanya memiliki 3 buah proglottid.[6] Cacing ini umumnya hidup selama 5 bulan.[6] Dalam tubuh manusia, kista hydatid akan tumbuh lambat.[6] Kista akan menimbulkan peradangan, namun jika pecah maka cairan isi kista dapat memasuki aliran darah dan menimbulkan shock anafilaktik.[6] Biasanya pengobatan harus dilakukan dengan operasi kista, namun pendekatan obat-obatan golongan benzimidazol seperti mebendazol.[6] Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari kontaminasi makanan dengan kotoran anjing.[6]

Rujukan

  1. ^ a b Muslim HM. 2005. Parasitologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.
  2. ^ a b c d e f g h i "Echinococcosis Fact sheet N°377". World Health Organization. March 2014. Diakses tanggal 19 March 2014. 
  3. ^ a b c "Echinococcosis [Echinococcus granulosus] [Echinococcus multilocularis] [Echinococcus oligarthrus] [Echinococcus vogeli]". CDC. November 29, 2013. Diakses tanggal 20 March 2014. 
  4. ^ a b "Echinococcosis Treatment Information". CDC. November 29, 2013. Diakses tanggal 20 March 2014. 
  5. ^ Lozano, R (Dec 15, 2012). "Global and regional mortality from 235 causes of death for 20 age groups in 1990 and 2010: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2010". Lancet. 380 (9859): 2095–128. doi:10.1016/S0140-6736(12)61728-0. PMID 23245604. 
  6. ^ a b c d e f Natadisastra D, Agoes R. 2005. Parasitologi Kedokteran : Ditinjau dari Organ Tubuh yang Diserang. Jakarta : EGC.