Erik Sondhy
Erik Sondhy | |
---|---|
a.k.a Mister Fingers | |
Informasi latar belakang | |
Nama lahir | Eurysondhy Andrean John Imanuel Mangempis |
Lahir | 10 April 1975 Bali |
Asal | Indonesia |
Genre | |
Pekerjaan | |
Tahun aktif | 1996–sekarang |
Artis terkait | Erik Sondhy Project, Karma Jazz Trio, Balawan, Rio Sidik Quartet, Superman is Dead |
Situs web | eriksondhy |
Eurysondhy Andrean John Imanuel Mangempis lahir di Denpasar, Bali, 10 April 1975Indonesia. Erik Sondhy adalah mantan keyboardist Jiwa Band dan sekarang sebagai leader dari Erik Sondhy Project dan keyboardist dari Rio Sidik Quartet.
, lebih sering diketahui sebagai Mister Fingers sebagai nama panggungnya, adalah seorang pianis berkebangsaanPerjalanan Erik hingga kini, mencatatnya telah tampil bersama musisi Indonesia seperti Ireng Maulana, Mus Mujiono, Indra Lesmana, Cendy Luntungan, Dewa Budjana, Dwiki Dharmawan, Indro Hardjodikoro, Balawan, Barry Likumahuwa, Oele Pattiselanno, Jeffrey Tahalele, Sandy Winarta, Rio Sidik, Monita Tahalea, Sierra Soetedjo, Maruli Tampubolon, Titi Dj, Krisdayanti, Harvey Malaiholo, Andien, Dira Sugandi, Ruth Sahanaya, Dewi Gita, Syaharani, Tompi, Superman Is Dead dan Ayu Laksmi.
Sedangkan pada skala internasional, Erik telah tampil di Penang Island Jazz Festival, Singapore Jazz Festival, Kota Kinabalu Jazz Festival, Jazz café ternama di London, Ronnie Scott’s dan Troy Jazz Bar. Erik telah bermain bersama musisi ternama seperti Hadrien Feraud (bass), Toninho Horta (gitar), Andy Davis (trumpet), Mark Lewandowski (bass), Saleem Raman (drums) dan membuka konser pianis Jazz Latin pemenang Grammy Award Chucho Valdez.
Latar Belakang
Eurysondhy Andrean John Imanuel Mangempis atau lebih sering dikenal dengan Erik Sondhy atau Mister Fingers lahir pada tanggal 10 April 1975, Denpasar, Bali, Indonesia. Anak dari Marthen Eugene Mangempis, pria asal Manado seorang guide yang fasih berbahasa Belanda dan Ni Luh Putu Sri Nulatri Sedani, penari profesional asal Bali, kemudian bertumbuh sebagai anak sulung dari 5 bersaudara.
Disaat anak-anak yang lain, memiliki cita-cita untuk menjadi seorang dokter atau insinyur, Erik Sondhy sejak kecil, sudah tahu pasti, apa yang ia inginkan pada masa depannya kelak, yaitu menjadi seorang musisi yang terkenal. Cita-citanya ini terbentuk, karena semenjak kecil Erik sangat mengagumi sebuah band asal Inggris yaitu The Beatles. Kegemarannya pada band The Beatles mendorong Erik untuk mempelajari berbagai alat musik, dan alat pertama yang pertama ia tekuni adalah gitar, seiring berjalannya waktu, Erik pun mulai belajar bermain piano, yang ternyata menjadi gairahnya hingga kini.
Berkat keseriusannya dalam mempelajari piano secara otodidak, pada tahun 1987, Erik pun menerima penawaran untuk tampil pertama kali di gereja. Saat itu Erik baru saja menginjak usia 12 tahun dan ia tampil bermain organ dihadapan banyak orang, Erik sangat menikmatinya sehingga semakin memantapkan cita-citanya untuk kelak menjadi seorang musisi terkenal. Kecintaannya terhadap The Beatles, tidak pernah surut, kesehariannya selalu ia lewati sambil mendengarkan band favoritnya itu. “The Beatles songs are the soundtrack of my life” Erik sering berujar kepada teman-temannya.
Waktu itu, tahun 1992, setelah tamat SMP, Erik yang mengetahui bahwa sang nenek adalah seorang pecinta musik dan penyanyi choir di gereja, meminta izin kepada orang tuanya untuk melanjutkan sekolahnya ke jenjang SMA di kota Bandung, tempat neneknya berada. Tidak bisa menghentikan keinginan sang anak, kedua orang tuan Erik pun merestui Erik yang masih berusia belia untuk pindah ke kota Bandung. Disini Erik semakin aktif dalam bermusik dengan band yang terbentuk saat bersekolah di SMA Santa Maria 2, Bandung. Sebuah kegiatan yang membuatnya ketagihan dan terus Erik tekuni dan membuatnya semakin bahagia, karena terus mendapat dukungan dari sang nenek untuk terus mendalami talenta musiknya. Sewaktu SMA, Erik dalam grup band menjadi vokalis, gitaris dan pemain keyboard. Pada saat itu, Erik berusaha untuk mengikuti jejak sang idolanya John Lennon, bersama grup band ini, mereka sering membawakan lagu-lagu karya The Beatles di berbagai acara sekolah.
Perjalanan Karier
Parameswara dan D'Mood Jazz Band (1996 - 1999)
Tahun 1995, Erik tamat SMA, ia mantap mengawali perjalanan kariernya dengan bermain piano tunggal, sambil menjalani bandnya kala itu, Paremeswara. Tatkala itu, mulai timbul ketertarikan Erik terhadap aliran musik Jazz sehingga ia mengambil keputusan untuk mengambil kursus di Piano Jazz Bandung, yang ia jalani selama setahun. Tidak puas disitu, ia juga mengambil kursus di Swara Harmony Music School, Bandung. Erik kemudian bersama bandnya Parameswara kemudian berangkat ke kota Yogyakarta pada tahun 1996 selama 3 bulan. Namun, Erik akhirnya menetap di kota Yogyakarta dan melanjutkan kariernya bermusik disini bersama D'Mood Jazz Band yang beranggotakan Erik (keyboard), Agung Prasetya (bass), Bagus Djatmiko atau BJ (drum), Yohanes (trombone), Finggo van Leun (gitar) dan Septa Suryoto (saksofon). D'Mood Jazz Band, kemudian mengukir prestasi sebagai juara pertama dalam ajang Jazz Goes to Campus, yang diselenggarakan di Jakarta pada tahun 1999.
Jiwa Band (2000 - 2002)
Rindu dengan kampung halaman dan keluarganya di Bali, setelah menorehkan namanya dalam lingkungan Jazz berskala nasional, Erik yang memiliki visi ingin membangun Jazz di pulau Dewata tempat kelahirannya itu akhirnya memutuskan untuk meninggalkan band-nya kala itu dan pindah kembali ke Bali pada awal tahun 2000. Disinilah awal pertemuannya dengan Rio Sidik (trumpet), yang kemudian mengajaknya bergabung dalam Jiwa Band bersama dengan Ito Kurdhi (bass), Koko Harsoe (gitar) dan Sonny Riwis (drum). Kala itu Jiwa Band cukup banyak mengisi berbagai ajang Jazz di Indonesia, seperti Jazz Merah Putih dan Matra Jamz Jazz. Kemudian mereka menandatangani perjanjian dengan label BMG Records untuk memproduksi album mereka perdana mereka. Ternyata, setelah proses rekaman awal, dikarenakan beberapa dari personel Jiwa Band menerima tawaran untuk bermain di luar negeri, produksi terpaksa ditunda. Dan akhirnya Jiwa Band terpaksa bubar pada tahun 2002.
Svara Band (2002 - 2005)
Pada tahun 2002, lahirlah Svara Band, yang terdiri dari Erik Sondhy (keyboard), Rio Sidik (trumpet), Koko Harsue (gitar), Doddy Sambodo (bass) dan Oni Pah (drum). Svara Band juga kerap mengikuti berbagai ajang Jazz, seperti Jazz Merah Putih dan Indonesian Open Jazz. Erik pun bermain dalam Koko Harsue Quartet, yang melahirkan sebuah album yang dirilis pada tahun 2002 bertajuk Mainan. 3 tahun kemudian, 2005, Erik Sondhy mulai menjajaki kembali bersolo karier, selain bermain solo piano di Jazz Merah Putih ia pun tampil di Java Jazz bersama Bertha and Friends. Pada tahun 2007, Erik merilis album perdananya bertajuk Introducing Trio yang digarapnya bersama dengan Helmy Agustrian (bass) dan I Made Niko (drum).
Rio Sidik Quartet (2008 - sekarang)
Pada tahun 2008, Erik bergabung dengan Rio Sidik Quartet yang terdiri atas Rio Sidik (trumpet), Ito Kurdhi (bass), Erik Sondhy (keyboard) dan Eddy Siswanto (drum) dan masih berjalan. Dan mereka kerap mengisi ajang Festival Jazz di dalam maupun luar negeri. Seperti Penang Island Jazz Festival yang ke-8, pada tanggal 3-4 Desember 2011, mewakili Indonesia dan pada tahun 2015 Rio Sidik Quartet telah tampil di Kota Kinabalu Jazz Festival, International Java Jazz Festival dan Jazz Market by the Sea yang diselenggarakan di Nusa Dua.
Erik Sondhy Project (E.S.P) (2009 - sekarang)
Erik yang telah menapaki perjalanan yang cukup panjang ini, dalam karier bermusiknya merasa bahwa penampilan yang baik harus organik dan sinergi, Erik kerap berada di antara penonton terlebih dahulu sebelum naik ke panggung untuk merasakan energinya secara langsung, sehingga totalitas dapat tercipta dalam setiap penampilannya.
Erik yang mengagumi gairah dan energi Keith Jarrett ketika bermain di panggung, mulai memiliki sebuah impian untuk dapat melakoni banyak kreasi, sebuah project tanpa batas dalam bermusik. Sehingga, pada Agustus 2009, lahirlah Erik Sondhy Project atau lebih dikenal luas hingga sekarang dengan nama E.S.P. Pada kesempatan yang berbeda, pada tanggal 17 Juni 2009, Erik turut tampil dalam World Peace Orchestra oleh Dwiki Dharmawan . Masih pada tahun yang sama, terbentuk kelompok jazz yang dinamakan Jazz Empat Orang oleh pemain saksofon Donny Koeswinarno bersama Rayendra (drum), Indra Perkasa (bass) dan Erik Sondhy (piano). Mereka kemudian mengambil beragam inspirasi dari kultur Jazz yang kaya. Donny Koeswinarno sendiri adalah pendiri dan pemimpin kelompok jazz Pitoelas, juga menulis lagu dan membuat aransemen bagi big band yang beranggotakan 17 orang itu. Personel lain seperti Rayendra jebolan Berklee College of Music kala itu aktif sebagai sideman di beberapa band selain mendirikan Parkdrive, sedangkan Indra Perkasa merupakan bassis Tomorrow People Ensemble yang menyelesaikan studinya di Institut Musik Daya. Di tanggal 11 Oktober 2009 Jazz Empat Orang tampil di Salihara. Satu bulan kemudian, tanggal 6 November 2009, Erik tampil bersama Balawan, Barry Likumahuwa, Karen (finalis Indonesian Idol) dan Sandy Winarta, dengan special performance Bubi Chen dalam Big Jazz Return. Tanpa menunggu lama, setelah Erik merintis project-nya, pada tanggal 29 November 2009, Erik Sondhy Project (E.S.P) tampil pertama kalinya di ajang Jazz Goes to Campus.
Menginjak tahun 2010, tanggal 14 Februari 2010, Erik tampil bersama dengan Sandy Winarta dan Dira Sugandi. Ia juga tampil di Java Jazz bersama Revelation, beranggotakan Jeffrey Tahalele, Sandy Winarta, Oele Pattiselano, Sierra Soetedjo dan Arief Setiady. Tanggal 9 November 2011, Erik Sondy Project (E.S.P), tampil di Festival Seni Surabaya.
Karma Jazz Trio
Pada tahun 2012 Erik Sondhy Project, menggarap trio bernama Karma Trio, yang beranggotakan Erik Sondhy (rhodes), Sandy Winarta (drum) dan Indra Gupta (bass). Dan menghasilkan album bertajuk Karma yang memuat tiga track free improvisation yang berisikan elemen jazz serta nuansa gamelan Bali pada scale yang digunakan serta pada beat rhythm.
Mister Fingers
Pada tahun 2012 Erik mulai kerap dijuluki Mister Fingers, karena ulasan dalam The Yak Magazine, pada tahun ini Erik Sondhy Project (E.S.P), kembali menggarap grup trio yang dinamakan Erik Sondhy Trio dan tampil di Java Jazz beranggotakan Erik Sondhy (keyboard), Sandy Winarta (drum) dan Kevin Joshua (bass). Dan Erik juga bermain di Ngayogjazz Festival yang mengambil tema “Dengan Jazz Kita Tingkatkan Swasembada Jazz”.
Langganan tampil di Java Jazz setiap tahun sejak 2005, Erik Sondhy yang pada tahun 2013, terpilih sebagai salah satu nominasi Yak Man of the Year dari The Yak Magazine ini, kerap tampil dengan banyak project dan band, di antaranya Erik Sondhy Trio (E.S.P.), Karma Jazz Trio (E.S.P.), Bertha and Friends, Dewa Budjana, The Revelation dan masih banyak musisi Jazz kenamaan lainnya. Pertama kali Erik tampil di Java Jazz adalah bersama Bertha and Friends pada tahun 2005. Erik juga bermain di Braga Jazz Festival pada tahun yang sama bersama Pra Budi Dharma (bass) dan penyanyi Trie Utami.
Tahun 2014, Erik tampil di Bali Live International Festival, dan di 2015, Erik Sondhy telah tampil di Jazz Café Ubud Bali, Ubud Village Jazz Festival, Bali Live International Jazz Festival, berkolaborasi dengan DJ Wilson dan Rio Sidik dalam acara Midnight Madness Velvet Hypnotized. Tampil di Java Jazz sebagai featuring dari band Maruli Tampubolon, bersama dengan Mus Mujiono dan Rio Sidik.
Abbey Road Studios, London
Pada bulan Juni 2015, Erik Sondhy berangkat ke London, Inggris, untuk merekam album ketiganya di Abbey Road Studios, studio yang membesarkan nama band sang idola The Beatles. Sebuah album yang akan ia rilis awal tahun 2016. Dulunya Abbey Road Studios di London sering disebut sebagai EMI Studio, berlokasi di 3 Abbey Road, St John’s Wood, City of Westminster, London, Inggris. Seperti mimpi yang jadi kenyataan, The Beatles merupakan alasan kenapa Erik Sondhy memilih karier sebagai musisi.
Proses rekaman Erik di Abbey Studio ditangani oleh Chris Bolster, pria asal New Zealand yang telah menangani beragam musisi termasuk di antara Al Di Meola, Jamie Cullum, Herbie Hancock, dan banyak lagi lainnya. Kesempatan untuk berangkat ke London dan rekaman didapat Erik dengan bantuan dari seorang penggemar beratnya. Disana, Erik sempat bermain di klab jazz kenamaan Ronnie Scott's dan berkesempatan ngejam bersama Andy Davies (trumpet), Mark Lewandowski (bass) dan Saleem Raman (drums). Dalam album terbarunya ini, Erik Sondhy memiliki 3 buah lagu yang ia ciptakan sendiri, berjudul London Blues, The Love of My Life dan Song for My Mother.
Diskografi
TITLE | CONTRIBUTION | ALBUM ARTIST | ALBUM | YEAR | # | GENRE | LENGTH |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Assalamualaikum | Keyboard | Koko Harsoe | Mainan | 2002 | 01 | Jazz | 05:52 |
Mainan | Keyboard | Koko Harsoe | Mainan | 2002 | 02 | Jazz | 05:58 |
The Twin | Keyboard | Koko Harsoe | Mainan | 2002 | 03 | Jazz | 04:00 |
Imagine | Keyboard | Koko Harsoe | Mainan | 2002 | 04 | Jazz | 05:57 |
Delegation | Keyboard | Koko Harsoe | Mainan | 2002 | 05 | Jazz | 05:10 |
Corner in Blue | Keyboard | Koko Harsoe | Mainan | 2002 | 06 | Jazz | 03:20 |
Parikan (a tribute to “Markeso”) | Keyboard | Koko Harsoe | Mainan | 2002 | 07 | Jazz | 08:33 |
Svara | Keyboard | Koko Harsoe | Mainan | 2002 | 08 | Jazz | 06:05 |
Spring Time in Perth | Keyboard | Saharadja | One World | 2003 | 08 | Jazz | 06:05 |
In Your Own Sweet Way | Piano | Erik Sondhy Trio | Introducing Erik Sondhy Trio 07 | 2007 | 01 | Jazz | 13:05 |
Giant Steps | Piano | Erik Sondhy Trio | Introducing Erik Sondhy Trio 07 | 2007 | 02 | Jazz | 13:52 |
Someone to Watch Over Me | Piano | Erik Sondhy Trio | Introducing Erik Sondhy Trio 07 | 2007 | 03 | Jazz | 07:40 |
Turn Out the Starts | Piano | Erik Sondhy Trio | Introducing Erik Sondhy Trio 07 | 2007 | 04 | Jazz | 09:07 |
Solar | Piano | Erik Sondhy Trio | Introducing Erik Sondhy Trio 07 | 2007 | 05 | Jazz | 13:27 |
Waltz for Rezky | Piano | Erik Sondhy Trio | Introducing Erik Sondhy Trio 07 | 2007 | 06 | Jazz | 10:48 |
Konsisten | Piano | Erik Sondhy Trio | Introducing Erik Sondhy Trio 07 | 2007 | 07 | Jazz | 09:18 |
Confessions | Keyboard | Animo | Mimpi Tak Bertepi | 2008 | 08 | Easy Listening | 03:30 |
Morning Alarm | Piano | Balawan | See You Soon | 2008 | 02 | Jazz, Rock, Pop | 03:34 |
Nature Boy | Piano | Balawan | See You Soon | 2008 | 04 | Jazz, Rock, Pop | 03:51 |
Magic Reong Jam | Piano | Balawan | See You Soon | 2008 | 06 | Jazz, Rock, Pop | 06:29 |
Shred Ahead Jazz | Piano | Balawan | See You Soon | 2008 | 08 | Jazz, Rock, Pop | 04:12 |
I don’t want to Eat Alone Anymore | Piano | Balawan | See You Soon | 2008 | 10 | Jazz, Rock, Pop | 01:31 |
Your Love is | Piano | Balawan | See You Soon | 2008 | 11 | Jazz, Rock, Pop | 04:12 |
Like Someone in Love | Piano | Balawan | See You Soon | 2008 | 13 | Jazz, Rock, Pop | 02:42 |
See You Soon | Piano | Balawan | See You Soon | 2008 | 14 | Jazz, Rock, Pop | 03:23 |
Kuat Kita Bersinar | Keyboard | Superman is Dead | Angels and the Outsiders | 2009 | 01 | Punk Rock | 3:13 |
Ibu (Mother) | Keyboard | Ayu Laksmi | Svara Semesta | 2010 | 07 | World, Ethnic | 06:26 |
Morning Glance | Piano | Devian Zikri | Morning Glance | 2011 | 02 | Jazz | 03:20 |
Body | Piano | Karma Trio | Karma | 2012 | 01 | Free Improvisation | 10:23 |
Speech | Piano | Karma Trio | Karma | 2012 | 02 | Free Improvisation | 18:59 |
Thought | Piano | Karma Trio | Karma | 2012 | 03 | Free Improvisation | 08:43 |
Penghargaan dan Nominasi
Pianis dan keyboardist pemenang utama Jazz Goes To Campus (1999)
Jadwal yang seharusnya hanya 3 bulan, diubahnya, ketika Erik memutuskan untuk menetap disini, sehingga sejak tahun 1996, Erik mulai menetap di kota Yogyakarta. Keputusannya ini justru menjadi awal yang baru, bagi perkembangan karier seorang Erik Sondhy. Di kota ini, Erik menemukan banyak teman musisi, ia semakin jatuh cinta dengan aliran musik Jazz yang memberikannya kebebasan untuk berimprovisasi dan mengekspresikan suasana hati lebih bebas. Dan mentor yang berjasa dalam mengembangkan kemampuan Erik di Yogyakarta adalah bassist Agung Prasetyo dan pianis Idang Rasjidi. Band-nya kala itu D'Mood Jazz, kemudian mencoba ikut dalam sebuah kompetisi Festival Jazz se-Indonesia Jazz Goes To Campus , yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia di kota Jakarta pada tahun 1999, dan berhasil keluar sebagai pemenang utama, menorehkan nama serta mengawali langkah pasti dalam dunia Jazz skala nasional karena juga mengantongi penghargaan pianis dan keyboardist terbaik.
Nominasi Yak Man of the Year (2013)
Erik Sondhy masuk sebagai nominasi Yak Man of the Year pada tahun 2013 versi Yak Magazine. The Yak Magazine merupakan awal mula yang memperkenalkan Erik dengan sebutan Mister Fingers dalam sebuah ulasan artikel pada tahun 2012. Membuat Erik Sondhy hingga kini dikenal dengan sebutan tersebut.
Pranala luar
Referensi
- http://www.wartajazz.com/news/2015/07/27/pianis-erik-sondhy-rekaman-di-abbey-road-studios-london
- http://www.javajazzfestival.com/2013/artistdetail.php?action=detail&nid=2413
- http://jazzuality.com/jazz-events/terraz-jazz-special-edition-hadrien-feraud-trio-with-erik-sondhy-yandi-andaputra-and-indro-hardjodikoro-the-fingers/
- http://riosidik.com/rio-sidik-quartet-at-java-jazz-festival-2015/ Rio Sidik,
- http://www.thebalidaily.com/2013-05-30/the-erik-sondhy-trio-makes-a-splash-ubud.html
- http://www.wartajazz.com/news/2013/04/03/erik-sondhy-karma-trio-kembali-hadir-di-house-of-jazz
- http://balitribune.co.id/2015/03/sepekan-bali-live-festival/
- http://www.wartajazz.com/news/2009/10/10/jazz-empat-orang-digelar-di-komunitas-salihara
- http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/11/10/87470/Temukan-Jati-Diri-pada-Jazz
- http://www.wartajazz.com/news/2013/03/27/sunset-jazz-bali-bersama-karma-trio
- http://plagawine.com/news_detail.php?lang=en&id_play=76
- http://lifestyle.sindonews.com/read/1035468/157/pianis-erik-sondhy-rilis-single-song-for-my-mother-1440132695
- http://jakartakita.com/2015/08/21/erik-sondhy-si-mr-finger-dan-single-terbaru-tentang-anak-yang-rindu-terhadap-ibunya/
- http://news.babe.co.id/3990501