Pengganti kopi
Pengganti kopi adalah minuman yang serupa dengan kopi namun tidak terbuat dari biji kopi. Umumnya tidka mengandung kafein kecuali yang terbuat dari biji kola. Minuman ini diminum dengan alasan kesehatan, ekonomi, atau budaya dan agama. Serealia yang digaringkan kemudian diseduh merupakan pengganti kopi yang paling umum. Pada masa perang dunia II, kopi langka di Selatan Amerika Serikat, sehingga masyarakatnya mengkonsumsi seduhan serealia dan akar tumbuhan Cichorium intybus yang telah digaringkan. Disebutkan bahwa minuman ini memiliki kualitas yang jauh di bawah kopi sesungguhnya, namun terpaksa diminum untuk "mengelabui syaraf" bahwa tubuh sudah meminum kopi.[1]
Minuman tradisional yang serupa dengan kopi namun tidak terbuat dari kopi diantaranya boricha, oksusu cha, dan hyeonmi cha. Dalam budaya di mana minuman ini berasal, tidak disebutkan bahwa minuman ini merupakan pengganti kopi.
Bahan
Bahan-bahan yang biasa menjadi pengganti kopi, baik setelah atau tanpa digaringkan, adalah sebagai berikut:
- Almond,
- Biji ek
- Asparagus,
- Malt
- Barley,
- Buah geluk,
- Beetroot,
- Wortel,
- Jagung,
- Kedelai,
- Biji kapas,
- Akar dandelion,
- Buah tin,
- Molasses,
- Biji okra
- Biji persik,
- Kulit kentang,[2]
- Sassafras
- Bekatul
Kaum pria Suku Indian biasa mengkonsumsi minuman yang diseduh dari daun dan batang tumbuhan Ilex vomitoria. Kolonialis Eropa menirunya dan menjadikannya sebagai pengganti kopi.[3]
Lihat pula
Referensi
- ^ "Substitutes for Coffee". The Southern Banner. Athens, Georgia. March 15, 1865. p. 1 col. 4 – via Confederate Coffee Substitutes: Articles from Civil War Newspapers.
- ^ Potato Coffee
- ^ http://www.econbot.org/_about_/06_awards/awards_morton/pdfs/a_edwards.pdf Edwards, Adam. (2002) "Variation of caffeine and related alkaloids in Ilex vomitoria Ait. (Yaupon holly): A model of intraspecific alkaloid variation".] Society for Economic Botany Julia F. Morton Award.