Lompat ke isi

Garuda di Dadaku

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Garuda di Dadaku
SutradaraIfa Isfansyah
ProduserShanty Harmayn
Ditulis olehSalman Aristo
PemeranEmir Mahira
Aldo Tansani
Marsha Aruan
Ikranegara
Maudy Koesnaedi
Ari Sihasale
Ramzi
Penata musikNetral
SinematograferRendi Soedoewendtju
PenyuntingRachmad Supriyanto
Perusahaan
produksi
DistributorSBO Films
Mizan Productions
Tanggal rilis
Indonesia 18 Juni 2009 (Jakarta)
Durasi96 menit
Negara Indonesia
BahasaIndonesia Bahasa Indonesia

Garuda di Dadaku merupakan film Indonesia yang dirilis pada tanggal 18 Juni 2009 yang disutradarai oleh Ifa Isfansyah. Film ini dibintangi antara lain oleh Emir Mahira, Aldo Tansani, Marsha Aruan, Ikranegara, Maudy Koesnaedi, Ari Sihasale, dan Ramzi. Pembuatan film ini dilakukan di beberapa lokasi di Jakarta, tepatnya di Stadion Utama Gelora Bung Karno, yang merupakan bagian dari kompleks olahraga Gelanggang Olahraga Bung Karno di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, untuk pengambilan adegan seleksi pemain Tim Nasional (Timnas) Indonesia U13 dan pertandingan antara Timnas Indonesia U13 melawan Jepang.

Pemeran

  1. Emir Mahira sebagai Bayu
  2. Aldo Tansani sebagai Heri
  3. Marsha Aruan sebagai Zahra
  4. Ikranagara sebagai Pak Usman (kakek Bayu)
  5. Maudy Koesnaedi sebagai Wahyuni
  6. Ramzi sebagai Mang Dulloh
  7. Ari Sihasale sebagai Pak Johan
  8. Baron Yusuf sebagai Benny
  9. Wilson Klein Sugianto sebagai Arthur
  10. Landung Simatupang sebagai ayah Zahra
  11. Leroy Osmani sebagai Ivan
  12. Julius Denny sebagai tukang bakso

Sinopsis

Film ini diadaptasi dari novel "Mimpi Sang Garuda" karya Benny Rhamdani. Bayu adalah seorang siswa kelas 6 SD yang bercita-cita menjadi pemain sepak bola, cita-cita yang gagal diwujudkan oleh ayahnya, Ali. Kakeknya, Usman, tidak mengizinkan Bayu menjadi pemain sepak bola karena digambarkan dengan kemiskinan, dan menyarankan agar Bayu menjadi pelukis. Dalam wawancara Ifa Isfansyah dengan The Jakarta Post, Garuda di Dadaku menggambarkan impian seseorang yang pantang menyerah walaupun banyak tantangan yang menghadang, termasuk larangan dari orang tua.[1]

Meskipun demikian, Bayu pantang menyerah. Heri, penggemar sepak bola sejati, memotivasi Bayu untuk menjadi pemain Timnas Indonesia U-13. Kehadiran pacar Bayu, Zahra, membuat mereka berdua terus mencari alasan agar Bayu diizinkan bermain sepak bola oleh kakeknya, yang membuat persahabatan ketiganya hampir kandas.

Bayu kemudian mengikuti seleksi pemain Timnas Indonesia U13. Seleksi tersebut diadakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Namun, ia harus bersaing dengan Benny. Hingga akhirnya, Bayu berhasil masuk menjadi bagian dari Timnas U13, yang akan berhadapan dengan Jepang. [2].

Penghargaan

Penghargaan Tahun Kategori Penerima Hasil
Festival Film Indonesia 2009 Film anak terbaik
Menang
Skenario terbaik Salman Aristo Nominasi
Aktor terbaik Emir Mahira Nominasi
Tata musik terbaik Titi Sjuman, Wong Aksan Nominasi

Referensi

Pranala luar