Lompat ke isi

Suku Dayak Kadazan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 19 Mei 2019 19.25 oleh 115.164.173.170 (bicara) (Kemaskini info baru 2019)


Dayak Kadazan
Daerah dengan populasi signifikan
MalaysiaMalaysia:
Sabah
Bahasa
Kadazan, Dusun, Melayu, Inggris
Agama
Katolik, protestant( SIB, SDA , BCCM )Islam, Momolianisme
Kelompok etnik terkait
Rumpun Murut

Suku Dayak Kadazandusun atau suku Kadazandusun adalah penduduk pribumi asli (bumiputera) yang terbesar di Sabah, Kalimantan, Malaysia. Orang Kadazandusun meliputi 27 subsuku: Dusun Liwan, Dusun Lotud, Rungus, Tagahas, Tangara dan lainnya.

Penjenamaan semula yang dilakukan oleh Hoguan siou Orang dusun yaitu Tun Fuad pada era 50an telah telah menukar panggilan lama "Orang Dusun" oleh Orang-orang Brunai kepada nama baru "Kadazan" kemudian menjadi "Kadazandusun". Orang Kadazandusun ini berpusat di pedalaman Sabah, yaitu Kudat (Rungus), Sandakan (Orang Sungai) Beluran, Ranau, Tembunan, Pinampang, keningau (Orang-Orang Kadazandusun di kawasan ini berasal dari Tembunan dan Ranau), kuala Penyu (Dusun Tatana) dan beberapa daerah lagi di sabah. Suku Dayak Kadazandusun dipanggil dengan sebutan Orang Sungai atau Sumandakia Sungut di sepanjang sungai Kinabatangan di sandakan. Perkawinan campur antara Orang Cina dan Kadazandusun pula telah melahirkan "SinoKadazandusun" di Pinampang, Tembunan, Ranau dan Kuala Penyu.

Orang Kadazandusun memiliki perayaan yang berbeda daripada suku lainnya, yaitu perayaan Tadau Kaamatan (Harvest Day). Orang Kadazan tidak mempunyai pengaturan dalam hal mempunyai anak, sehingga mereka cenderung memiliki banyak anak. Dalam berbagai hal, suku Dayak Kadazandusun memiliki tradisi kuat dalam ilmu mistik. Setelah kedatangan agama Kristen/Katolik dan Islam, kebanyakan mereka telah memeluk agama namun masih mengekalkan sebahagian adat zaman dahulu, dan agama nenek moyang Momolianisme masih hidup.

Rujukan

Kepustakaan

  • Evans, I. H. N. (1953). The Religion of the Tempasuk Dusuns of North Borneo (dalam bahasa Inggris). Cambridge: Cambridge University Press. 
  • Rutter, Owen (1922). British North Borneo: An Account of its History, Resources and Native tribes (dalam bahasa Inggris). London: Constable & Co, Ltd.