Kereta api Gajayana
Artikel bertopik layanan kereta api ini berisi jadwal perjalanan kereta api yang suatu saat dapat berubah. |
Berkas:Plat nama KA Gajayana.png | |||||
Berkas:KA 41 Gajayana Lepas Stasiun Malang Menuju Ke Stasiun Gambir.jpg | |||||
Informasi umum | |||||
---|---|---|---|---|---|
Jenis layanan | Kereta api ekspres | ||||
Status | Beroperasi | ||||
Daerah operasi | Daerah Operasi VIII Surabaya | ||||
Pendahulu | Gajayana (Kelas Eksekutif-Bisnis) | ||||
Mulai beroperasi | 28 Oktober 1999 | ||||
Operator saat ini | PT Kereta Api Indonesia | ||||
Jumlah penumpang harian | 2.190 penumpang per hari (rata-rata)[butuh rujukan] | ||||
Lintas pelayanan | |||||
Stasiun awal | Malang | ||||
Jumlah pemberhentian | Lihatlah di bawah. | ||||
Stasiun akhir | Gambir | ||||
Jarak tempuh | 912 km | ||||
Waktu tempuh rerata | rata-rata 15 jam | ||||
Frekuensi perjalanan | satu kali dalam perjalanan pulang pergi | ||||
Jenis rel | Rel berat | ||||
Pelayanan penumpang | |||||
Kelas |
| ||||
Pengaturan tempat duduk |
| ||||
Fasilitas restorasi | Ada, dapat memesan sendiri makanan di kereta makan yang tersedia. | ||||
Fasilitas observasi | Kaca panorama dupleks, dengan tirai, lapisan laminasi isolator panas. | ||||
Fasilitas hiburan | Ada | ||||
Fasilitas bagasi | Ada | ||||
Teknis sarana dan prasarana | |||||
Lebar sepur | 1.067 mm | ||||
Elektrifikasi | - | ||||
Kecepatan operasional | 60 s.d. 100 km/jam | ||||
Pemilik jalur | Ditjen KA, Kemenhub RI | ||||
Nomor pada jadwal | 41-42 & 7007-7008 | ||||
|
Kereta api Gajayana merupakan kereta api penumpang Kelas Eksekutif Satwa dan Luxury Plus (Reguler) maupun Kelas Eksekutif Satwa (Tambahan) yang dioperasikan Oleh PT Kereta api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VIII Surabaya yang melayani rute Malang-Gambir pp via Blitar-Yogyakarta-Purwokerto. Kereta api ini merupakan satu-satunya kereta api rute Malang-Jakarta maupun Jakarta-Malang melalui jalur kantong Bangil - Kertosono (segmen Malang s.d. Kertosono) dan lintas selatan (via Yogyakarta & Purwokerto) yang beroperasi sepanjang malam.
Perjalanan sejauh 912 km ditempuh dalam waktu selama sekitar 15 jam dan hanya berhenti di Stasiun Malang, Malang Kotalama, Kepanjen, Wlingi, Blitar, Tulungagung, Kediri, Kertosono, Nganjuk, Madiun, Solo Balapan, Yogyakarta, Kutoarjo, Kebumen (kecuali KA 41, arah timur), Karanganyar (hanya jadwal reguler), Purwokerto, Cirebon, Jatinegara (hanya KA 41, ke arah barat), dan berakhir di Stasiun Gambir.
Sejarah
Kereta api Gajayana diresmikan pengoperasiannya pada tanggal 28 Oktober 1999. Nama Gajayana berasal dari seorang raja dari Kerajaan Kanjuruhan yang bernama Sang Liswa (anak dari Dewa Shima) dan terkenal dengan gelar Gajayana yang sangat dicintai oleh para brahmana dan rakyatnya karena membawa ketenteraman di seluruh negeri. Kerajaan Kanjuruhan ini berpusat di wilayah Dinoyo, Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur.
Kereta ini beroperasi dengan kelas eksekutif dan bisnis pada awal pengoperasiannya. Kereta kelas bisnisnya merupakan limpahan dari KA Turangga karena pada tahun yang sama KA Turangga mendapat rangkaian baru dari INKA. Barulah pada tahun 2001, KA Gajayana mendapat rangkaian baru dari INKA sehingga layanannya berubah sepenuhnya menjadi kelas eksekutif.
Sejak Oktober 2008, rangkaian KA Gajayana diubah dari rangkaian keluaran tahun 2001 menjadi menggunakan kereta eksekutif (K1) satwa retrofit (kaca lebar) dari PT Inka. Kereta ini adalah kereta eksekutif lama yang diretrofit menjadi baru. Pascalebaran 2009 rangkaian kereta api Gajayana diubah menjadi kereta berkaca pesawat keluaran tahun 2009 dan rangkaian lamanya kini digunakan untuk KA Bangunkarta Eksekutif sejak 5 Desember 2009. Rangkaian baru ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, di Stasiun Jakarta Kota. Kemudian pada tahun 2017, rangkaian KA Gajayana menggunakan rangkaian terbaru dari PT INKA menggunakan bogie K10 yang tampilan eksteriornya mirip dengan rangkaian KA Argo Bromo Anggrek.
Rangkaian
Rangkaian KA ini terdiri dari 8 kereta eksekutif argo (K1), 1 kereta makan (M1), 1 kereta pembangkit listrik (P), dan 1 kereta bagasi (B). Terkadang KA ini juga membawa satu unit kereta kelas eksekutif luxury (tempat duduknya bisa disetel seperti tempat tidur) maupun kelas eksekutif priority pada akhir pekan.
Fasilitas yang tersedia di KA ini adalah toilet, pintu otomatis, 2 TV (depan-belakang), AC sentral, reclining seat, sandaran kaki, lampu baca, meja makan per kursi, stopkontak per kursi, dan rak bagasi. Karena merupakan kereta lintas malam, tersedia pula bantal dan selimut di tiap kursi.
Saat ini KA ini menggunakan rangkaian kereta kelas eksekutif buatan tahun 2016 trainset 7 dan tahun 2017 trainset pertama, sedangkan rangkaian lamanya yang notabene buatan tahun 2009 dimutasi ke dipo kereta lain, yaitu Solo Balapan (SLO), Purwokerto (PWT) (kecuali P 0 09 01, P 0 09 02 dan M1 0 09 02)
Stanformasi KA Gajayana reguler adalah:
- 1 lokomotif CC206
- 1 kereta pembangkit (P 2016/ 2017)
- 8 kereta kelas eksekutif (K1 2016/ 2017)
- 1 kereta makan kelas eksekutif (M1 2016/ 2017 biasanya dirangkaikan di antara kereta eksekutif 4 dan 5)
- 1 kereta bagasi (B)
- Untuk saat tertentu terkadang ditambahkan kelas Luxury atau Priority
Tarif
Tarif kereta api ini adalah antara Rp260.000,00-Rp1.000.000,00, bergantung pada jarak yang ditempuh penumpang, subkelas/posisi tempat duduk dalam rangkaian kereta, serta hari-hari tertentu seperti akhir pekan dan libur nasional. Selain itu, berlaku pula tarif khusus yang hanya dapat dipesan mulai dua jam sebelum keberangkatan pada stasiun-stasiun yang berada dalam rute berikut.
- Malang - Madiun maupun sebaliknya: Rp110.000,00
- Madiun - Yogyakarta maupun sebaliknya: Rp100.000,00
- Malang - Yogyakarta maupun sebaliknya: Rp285.000,00
- Kediri - Yogyakarta maupun sebaliknya: Rp150.000,00
- Kediri - Malang maupun sebaliknya: Rp95.000,00
- Cirebon - Jakarta maupun sebaliknya: Rp165.000,00
Jadwal perjalanan
Berikut ini adalah jadwal perjalanan KA Gajayana per 1 April 2017 (berdasarkan Gapeka 2017).
Malang - Gambir
Stasiun | KA 41 Gajayana | PLB 7007 Gajayana Tambahan | ||
---|---|---|---|---|
Tiba | Berangkat | Tiba | Berangkat | |
Malang | - | 13.30 | - | 19.45 |
Malang Kotalama | 13.35 | 13.37 | 19.51 | 19.53 |
Kepanjen | 13.58 | 14.01 | 20.14 | 20.17 |
Wlingi | 14.48 | 14.51 | 21.02 | 21.04 |
Blitar | 15.10 | 15.14 | 21.23 | 21.27 |
Tulungagung | 15.43 | 15.46 | 21.56 | 21.59 |
Kediri | 16.12 | 16.15 | 22.24 | 22.27 |
Kertosono | 16.51 | 16.54 | 23.03 | 23.05 |
Nganjuk | 17.14 | 17.16 | 23.23 | 23.25 |
Madiun | 17.57 | 18.12 | 00.04 | 00.12 |
Solo Balapan | 19.29 | 19.35 | 01.36 | 01.42 |
Yogyakarta | 20.22 | 20.30 | 02.30 | 02.45 |
Kutoarjo | 21.22 | 21.26 | 03.35 | 03.41 |
Kebumen | Ls | 21.59 | 04.28 | 04.37 |
Karanganyar | 22.01 | 22.07 | Ls | 04.49 |
Purwokerto | 23.12 | 23.24 | 05.55 | 06.10 |
Cirebon | 01.22 | 01.31 | 08.09 | 08.17 |
Jatinegara | 04.09 | 04.11 | 10.55 | 10.57 |
Gambir | 04.27 | - | 11.14 | - |
Gambir - Malang
Stasiun | KA 42 Gajayana | PLB 7008A Gajayana Tambahan | ||
---|---|---|---|---|
Tiba | Berangkat | Tiba | Berangkat | |
Gambir | - | 17.40 | - | 23.30 |
Cirebon | 20.32 | 20.39 | 02.23 | 02.30 |
Purwokerto | 22.34 | 22.49 | 04.25 | 04.40 |
Karanganyar | 23.56 | 00.03 | Ls | 05.45 |
Kebumen | 00.15 | 00.19 | 06.00 | 06.03 |
Kutoarjo | 00.45 | 00.55 | 06.29 | 06.33 |
Yogyakarta | 01.47 | 02.00 | 07.25 | 07.35 |
Solo Balapan | 02.47 | 02.55 | 08.22 | 08.30 |
Paron | Ls | 03.52 | 09.24 | 09.35 |
Barat | Ls | 04.03 | 09.52 | 10.02 |
Madiun | 04.12 | 04.30 | 10.11 | 10.19 |
Nganjuk | 05.11 | 05.14 | 10.59 | 11.04 |
Kertosono | 05.34 | 05.38 | 11.23 | 11.25 |
Kediri | 06.16 | 06.21 | 12.09 | 12.14 |
Tulungagung | 06.47 | 06.51 | 12.43 | 12.47 |
Ngunut | Ls. | 07.05 | 13.01 | 13.11 |
Blitar | 07.20 | 07.25 | 13.30 | 13.34 |
Wlingi | 07.46 | 07.49 | 13.52 | 13.55 |
Kepanjen | 08.34 | 08.37 | 14.46 | 14.49 |
Malang Kotalama | 08.58 | 09.01 | 15.12 | 15.15 |
Malang | 09.06 | - | 15.22 | - |
Insiden
- Kereta api Gajayana menabrak kendaraan angkutan rakitan ledok di perlintasan tanpa palang pintu di Desa Kromasan, Ngunut, Tulungagung, dekat Stasiun Ngunut. Menurut perkataan Kepala Stasiun Ngunut, 19 Mei 2010, kejadian terjadi sekitar pukul 07.15 WIB dan tidak ada korban tewas dalam musibah ini. Meskipun tidak berpalang dan tidak dijaga, perlintasan tersebut menjadi andalan bagi para sopir ledok tersebut untuk mengangkut sayuran.[1]
- Pada tanggal 4 Januari 2011, empat rangkaian gerbong eksekutif kereta api Gajayana yang sedang parkir di Stasiun Malang tiba-tiba mundur dan menabrak empat rumah. Satu orang balita tewas dalam kejadian tersebut.[2]
- Pada 27 Agustus 2011, kereta api Gajayana yang dimasinisi oleh Yodian Wiliarso dan diasisteni oleh Bambang Suradi dibajak oleh tiga orang yang masuk kabin masinis lokomotif. Sebanyak tiga pembajak masuk lokomotif dan mengarahkan kereta api tersebut ke Stasiun Pasar Senen. Mulanya, kereta ini tertahan sinyal masuk di stasiun Jatibarang, kemudian saat di stasiun Telagasari beberapa orang menghadang kereta api dan satu orang masuk lokomotif. Kereta sempat berhenti di Stasiun Haurgeulis untuk menurunkan penumpang gelap di lokomotif. Lalu sang masinis memberitakan kepada pusat kendali (PK) Cirebon agar diberikan sinyal aspek hijau dan melaju tanpa henti di sepanjang jalur rel hingga Gambir. Selama pembajakan berlangsung, masinis sempat kehilangan kontak. Masinis kemudian memberitahu PK baru pada pukul 09.08 bahwa masinis tersebut disandera dan meminta agar PK mengarahkan kereta itu langsung ke Gambir. KA Gajayana lantas mencoba berhenti di Jatinegara namun gagal dan diarahkan ke stasiun Pasar Senen. Pada pukul 09.35 Gajayana masuk jalur 4 dan berhenti dengan rem darurat oleh petugas teknisi, dan dihadang aparat Brimob yang sudah siaga di bibir peron.[3]
- Pada tanggal 18 Maret 2015, sekitar pukul 14.00, kereta api Gajayana berhenti luar biasa karena dihadang oleh dua orang petani yang mengetahui bahwa ada kerusakan rel. Posisinya berada di km 53 di daerah Malang.[4]
- Seorang ayah bersama anaknya, nekat menabrakkan diri ke kereta api Gajayana di dekat Stasiun Purwosari pada tanggal 20 Maret 2015 malam itu, dikarenakan bercerai dengan istrinya.[5][6]
- Pada tanggal 12 April 2015, dua orang perempuan yang mengendarai sepeda motor tewas ditabrak kereta api Gajayana di perlintasan tanpa palang pintu di Desa Jambean, Kras, Kediri.[7]
Galeri
-
Kereta api Gajayana masuk Stasiun Sumbergempol
-
Kereta api Gajayana langsung Stasiun Sumberpucung
Referensi
- ^ Tempo.co: Kereta Eksekutif Gajayana Tabrak Ledok
- ^ Kompas: Berita Foto: Gajayana Tabrak Rumah
- ^ Kompas: Inilah Kronologi Kasus Pembajakan KA Gajayana
- ^ TribunNews Surabaya: 2 Petani Hentikan KA Gajayana, Ratusan Penumpang Selamat
- ^ Solopos: Bunuh Diri Solo: Bopong Putrinya, Ayah Tabrakkan Diri ke Kereta Api di Stasiun Purwosari
- ^ Suaranews: Ayah Koplak! Galau Ajak Anak Bunuh Diri
- ^ Tribun: Dua Perempuan Berboncengan Motor Tersambar Gajayana
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi PT Kereta Api Indonesia
- (Indonesia) Berita peresmian K1 tampilan seperti Pesawat
- (Indonesia) Gajayana batik mulai beroperasi
- (Indonesia) (KA Gajayana Berangkat Stasiun Slawi Menuju Ke Malang)