Inokulasi Mikroorganisme
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi [1].
Langkah-Langkah Inokulasi
- Menyiapkan Ruangan. Ruangan tempat inokulasi harus bersih dan bebas angin. Dinding ruangan yang basah menyebabkan butir-butir debu menempel. Pada waktu mengadakan inokulasi, baik sekali bila meja tempat inokulasi didasari dengan kain basah. Pekerjaan inokulasi dapat dilakukan dalam suatu kotak berkaca (ent-kas). Di labolatorium untuk membuka vaksin, serum, dan sebagainya, udara yang masuk ke dalam ruangan dilewatkan saringan yang disinari dengan sinar ultra violet.
- Pemindahan dengan kawat inokulasi. Ujung kawat inokulasi sebaiknya dari platina atau nikrom; ujung kawat boleh lurus, boleh juga berupa kolongan yang berdiameter 1-3 mm. Lebih dahulu ujung kawat ini dipijarkan, sedang sisanya sampai tangkai cukup dilewatkan nyala api saja. Setelah dingin kembali, ujung kawat itu disentuhkan suatu koloni. Mulut tabung tempat pemiaraan itu dipanasi juga setelah sumbatnya diambil. Setelah pengambilan inokulum (sampel bakteri) selesai, mulut tabung dipanasi lagi kemudian disumbat seperti semula. Ujung kawat yang membawakan inokulum tersebut digesekkan pada medium baru atau pada suatu kaca benda, kalau tujuannya memang akan membuat suatu sediaan.
- Pemindahan dengan Pipet. Cara ini dilakukan misalnya pada penyelidikan air minum atau penyelidikan susu. Untuk itu diambillah 1 ml contoh (sampel) untuk diencerkan dengan 99 ml air murni yang disterilkan. Dalam pengenceran ini tergantung dari keadaan air atau susu yang diselidiki. Kemudian diambil 1 ml dari enceran ini untuk dicampuradukkan dengan medium agar-agar yang masih dalam keadaan cair. Lalu agar-agar yang masih encer ini dituangkan di cawan petri. Setelah agar-agar membeku, maka cawan petri yang berisi piaraan baru itu disimpan dalam tempat yang aman, misalnya di dalam inkubator. Penyimpanan cawan dilakukan secara terbalik, yakni permukaan medium menghadap ke bawah, hal ini untuk menghindari tetesnya air yang mungkin melekat pada dinding dalam tutup cawan. Piaraan yang diperoleh dengan jalan seperti tersebut di atas, terkenal dengan nama piaraan adukan. Dengan cara ini bakteri yang diinokulasi tadi dapat menyebar luas keseluruh medium. Bakteri yang aerob maupun anaerob dapat tumbuh di situ, dan banyaknya banyaknya koloni dapat dihitung dengan mudah [2]
Di alam bebas tidak ada mikroba yang hidup tersendiri terlepas dari spesies yang lain. Sering kali mikroba patogen kedapatan secara bersama-sama, dengan mikroba satroba (sakrobakteri). Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu bakteri murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Medium untuk membiakan mikroba haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran (kontaminasi) dari luar terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme [2]
Prosedur Isolasi Mikroba
Untuk mengadakan isolasi mikroba dari suatu media dapat digunakan beberapa perangkat prosedur antara lain adalah:
- Metode taburan (pour plate method) atau cara penuangan, Penggunaan media padat dalam teknik isolasi bakteri dalam kultur murni, merupakan suatu prosedur yang baik dan sederhana. Dalam metode taburan ini, suspensi bakteri dalam cairan dicampur dengan “agar” yang sudah dileburkan pada suhu kira-kira 500C. Kemudian agarnya dituangkan ke dalam piring petri, dibiarkan mendingin supaya membeku dan diinkubasikan. Dalam metode ini bakteri akan tumbuh membentuk koloni di bawah atau di atas permukaan agar. Koloni ini diambil 1 ose (1 loop) dan disuspensikan lagi pada media dalam piring petri yang steril dan cara ini dilakukan sampai beberapa kali, sehingga pada satu piring petri hanya terdapat satu jenis mikroba[3]
- Metode sebaran (spread plate method) atau cara pengenceran. Untuk anaerob yang lebih peka terhadap oksigen, lebih disukai modifikasi metode biakan kocok pengenceran. Sebuah tabung berisi agar cair lagi dingin diinokulasikan dan dicampurkan, dan kira-kira sepersepuluh dari isinya dipindahkan ke tabung kedua, lalau dicampurkan dan digunakan untuk menginokulasikan tabung ketiga dengan cara yang sama. Setelah 6-10 kali dipersiapkan pengenceran yang berturut-turut, tabung itu dengan cepat didinginkan dan ditutup rapat dengan menuangkan selapis minyak ter dan paraffin yang steril pada permukaannya, jadi mencegah masuknya udara pada gumpalan agar dank arena itu tidak mudah dicapai untuk dipindahkan [4]
- Metode goresan (streak plate method) atau cara penggesekan. Cara gores pada umumnya merupakan metode semai yang paling berguna. Dawai bengkok yang steril dicelupkan ke dalam suspensi organisme yang diencerkan, lalu dibuat serangkaian goresan sejajar yang tidak saling menutupi di atas permukaan agar yang telah padat inokulum menjadi makin encer dengan setiap goresan yang berturut-turut, sehingga biarpun goresan pertama menghasilkan pertumbuhan yang rapat, koloni yang terisolasi dengan baik tumbuh di sepanjang garis yang lebih kemudian digoreskan.