Lompat ke isi

Tari Dero

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 27 Mei 2021 03.13 oleh InternetArchiveBot (bicara | kontrib) (Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8)

Tari Dero adalah sebuah tarian yang dilakukan lebih dari satu orang atau dilakukan secara bersama-sama, yang melambangkan suka cita atau kebahagiaan serta ungkapan rasa syukur kepada Tuhan. Tari Dero atau Madero[1][2] berasal dari Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.[3] Tarian ini merupakan salah satu tradisi masyarakat Suku Pamona yang masih dipertahankan hingga sekarang. Tarian ini cukup sederhana dan biasanya dilakukan di daerah atau lapangan yang luas.

Sejarah

Tari Dero merupakan tarian yang berasal dari Suku Pamona.[3] Bagi masyarakat Suku Pamona, tarian ini dilakukan sebagai bagian dari pesta adat, upacara adat, pesta panen raya, ungkapan rasa syukur, dan kebahagiaan masyarakat kepada Tuhan atas semua hal yang telah diberikan kepada mereka.[3] Selain sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan, masyarakat Suku Pamona juga menganggap bahwa tarian Dero merupakan wujud kerukunan dan persahabatan serta sebagai kesempatan untuk mencari pasangan hidup.[2] Tarian ini juga dianggap sebagai pemersatu masyarakat Suku Pamona karena dalam tarian ini semua orang dari berbagai latar belakang baik miskin maupun kaya adalah sama.

Pada gerakan tarian Dero, semua orang harus saling berpegangan tangan dan bergoyang. Namun, tarian yang sebenarnya tidak saling berpegangan tangan. Tradisi berpegangan tangan sendiri berawal dari zaman penjajahan Jepang sebagai hiburan mereka. Pada awalnya tarian Dero hanya dilakukan di dalam Lobo yang merupakan pusat ibadah masyarakat Suku Pamona sebelum masuk agama Kristen. Mulanya, tarian Dero dilakukan ketika pasukan perang pulang dari Pengayauan (penggal kepala). Hal ini dilakukan karena kepercayaan masyarakat Suku Pamona yaitu apabila terjadi musibah seperti panen gagal atau ada anggota masyarakat yang meninggal, maka mereka harus mencari tengkorak kepala manusia sebagai penolak Bala (pembawa sial), lalu tengkorak yang didapatkan dari hasil Pengayauan diletakan di tengah Lobo, lalu ditarikan oleh masyarakat secara melingkar dengan sebuah gerakan tarian yang disebut Dero.

Alat musik

Dalam pertunjukan tarian Dero diiringi oleh musik tradisional Nggongi dan Ganda.[3] Terdapat juga pengiring vokal Tari Dero yang bertugas untuk menyanyikan syair atau sebuah pantun. Namun, seiring dengan perkembangan zaman alat musik yang digunakan pun tidak harus Nggongi atau Ganda. Alat musik modern seperti Organ Tunggal juga bisa menjadi pengiring Tarian Dero.

Referensi

  1. ^ ""Modero" Massal, Warga Sulteng Padati Bundaran HI". beritasatu.com. Diakses tanggal 22 Desember 2016. 
  2. ^ a b "Tarian Dero Atau Madero". kebudayaanindonesia.net. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-12-21. Diakses tanggal 22 Desember 2016. 
  3. ^ a b c d "Tari Dero Tarian Tradisional Dari Sulawesi Tengah". negerikuindonesia.com. Diakses tanggal 22 Desember 2016.