Mukjizat Itu Nyata
Mukjizat Itu Nyata adalah sinetron religi Kristen produksi SinemArt yang bekerja sama dengan MNC Pictures dan ditayangkan di RCTI untuk menyambut Paskah 2007. Sinetron ini memakai lagu berjudul sama, yang dinyanyikan oleh Angel Karamoy yang juga menjadi pemeran utama di sinetron ini.
Mukjizat Itu Nyata | |
---|---|
Genre | Religi Kristen |
Pembuat | SinemArt MNC Pictures |
Pemeran | Angel Karamoy Christian Sugiono Nana Mirdad Steve Emmanuel |
Lagu pembuka | Mukjizat Itu Nyata - Angel Karamoy |
Lagu penutup | Mukjizat Itu Nyata - Angel Karamoy |
Negara asal | Indonesia |
Bahasa asli | Bahasa Indonesia |
Produksi | |
Lokasi produksi | Jakarta |
Durasi | 1 Jam |
Rilis asli | |
Jaringan | RCTI |
Format audio | Stereo Dolby Digital 5.1 |
Pemeran
- Christian Sugiono sebagai Nathan
- Angel Karamoy sebagai Elia
- Steve Emmanuel sebagai Simon
- Nana Mirdad sebagai Rini
- Rudy Salam sebagai Wahyu
- Debby Cynthia Dewi sebagai Dina
- Roy Marten sebagai Ayahnya Nathan
- Christine Djogja sebagai Ibunya Nathan
- Alberta Claudia sebagai Ester
Kru
Sutradara: BAMBANG IRAWAN
Penulis: SERENA LUNA
Produser:
- MGS. FAHRI FAHRUDIN
- SELI T. PONTOH
- DEDY ABDURACHMAN, SE
- SUTANTO HARTONO
- STEPHEN K. SULISTYO
- ARTINE S. UTOMO
- HARY TANOESOEDIBJO
Team Kreatif:
- AR Amron Trisnardi
- Wido Thufail Manah
- Shaut LS Hutabarat
- Emmanuella Mila
Sinopsis
Satu hari, kebakaran hebat itu terjadi. Akibatnya, Nathan (Christian Sugiono) harus menerima kenyataan pahit. Dia kehilangan seluruh keluarganya dan harus hidup sebatang kara. Nathan sangat sedih dan terpukul. Dia kemudian berlari ke altar sebuah gereja. Di sana dia berlutut dan berdoa sambil menangis. Nathan menjerit dan memohon dengan sepenuh hati, kalau dia tidak ingin apa-apa yang lain, dia hanya ingin menemukan seseorang yang benar-benar menyayanginya. Seseorang yang nggak akan membiarkan dia merasa kesepian dan merana. Nathan berharap bertemu orang itu di gereja tersebut.
Selama berhari-hari, Nathan datang ke gereja itu. Tapi alangkah kecewanya Nathan ketika dia tak menemukan apapun untuknya di sana. Sejak saat itu Nathan menolak untuk mempercayai Tuhan. Sebab, baginya janji Tuhan hanyalah dusta. Buktinya, Tuhan tak memberikan apa yang dibutuhkannya.
Sejak itu pula Nathan tak peduli lagi pada kehidupannya, termasuk kehidupan rohaninya. Tahun-tahun berlalu. Nathan pun tumbuh dewasa sebagai pemuda yang keras, berandalan, dan hidupnya berantakan. Nathan tak pernah merasa ada yang salah pada dirinya. Suatu hari, Nathan berkelahi dengan gerombolan preman. Dia melarikan diri, sampai akhirnya dia bertemu dengan Elia (Angel Karamoy), seorang gadis dari keluarga sederhana yang lemah lembut yang cantik jelita. Nathan meminta Elia menolong melindungi dirinya dari kejaran preman. Elia setuju. Saat Elia sibuk menghalau preman, Nathan tak sengaja melihat dompet Elia. Nathan pun membawa kabur dompet Elia beserta uangnya, dan meninggalkan Elia yang sudah menolongnya begitu saja tanpa pamit.
Sebenarnya uang itu adalah uang kuliah Elia. Orang tuanya sudah bekerja keras untuk mengumpulkan uang itu, dengan harapan Elia bisa kuliah dengan baik.
Akibat dari perbuatan Nathan itu, Elia dimarahi dosen dan tidak bisa ikut ujian. Orang tua Elia yang mengetahui hal itu juga sangat marah pada Elia.
Secara tidak sengaja, Elia dan Nathan bertemu lagi di warung. Elia dan Nathan sama-sama kaget. Nathan sempat bertanya ke Elia, kok nggak kuliah? Elia menjawab, gimana mau kuliah, kan uang kuliahnya waktu itu kamu ambil? Tiba-tiba, gerombolan preman lain datang, dan mengacaukan warung tersebut. Polisi datang pada saat preman-preman itu sudah kabur, dan Nathan yang terkenal pengacau ditangkap karena dianggap terlibat. Nathan nyaris saja dipenjara, tapi tiba-tiba Elia muncul dan memberikan kesaksian kalau Nathan tidak terlibat.
Nathan heran dengan sikap Elia. Menurutnya, Elia benar-benar gadis yang aneh. Dikasari dan dijahati seperti apapun, Elia tidak pernah membalas. Elia selalu tersenyum, memaafkan, dan bersuka cita. Nathan jadi penasaran dan berusaha mengenal Elia lebih dekat. Semakin dekat, Nathan malah semakin heran dengan sikap Elia yang sangat baik hati, tidak pernah marah, lebih-lebih mendendam. Elia bilang bahwa manusia memang harus seperti itu – harus selalu bersyukur, karena Tuhan itu sudah sangat baik. Nathan tertawa sinis mendengarnya.
Saat itu, Nathan hanya punya satu anggapan. Elia bisa berkata seperti itu karena Tuhan menyayanginya, memberinya kehidupan yang bahagia, dan memperlakukannya dengan adil. Saat itu, Elia hanya menatapnya sambil tersenyum penuh arti. Tanpa Nathan mampu mengartikan apa maksud senyuman itu.
Suatu hari, Nathan akhirnya berhasil mengetahui rahasia yang sangat mengejutkan tentang Elia. Rahasia Elia yang membuatnya tersadar, ternyata Elia tak seberuntung itu. Ya. Karena Elia yang tampak memiliki kehidupan sempurna itu ternyata lemah jantung dan tengah menanti ajal. Nathan sangat terkejut. Nathan benar-benar tak mengerti. Mengapa Elia tetap bisa mencintai Tuhan, sekalipun gadis itu tahu bahwa Tuhan yang dipujanya itu tak mau memberinya umur panjang. Tapi sambil tersenyum tenang, Elia hanya berkata lembut. “Sebab rencana Tuhan itu selalu baik, Nathan … dan aku percaya segala sesuatu di dalam tangan-Nya selalu indah pada waktunya.”
Nathan tak bisa mengerti maksud perkataan Elia. Tapi sejak saat itu, satu hal telah berubah dalam hidup Nathan. Kebenciannya pada Elia telah berubah menjadi kekaguman yang amat sangat. Sejak saat itu pula, Nathan mulai mau membuka hatinya bagi Tuhan. Bersamaan dengan itu, perasaan cinta yang amat mendalam pun tumbuh di antara mereka. Mereka mulai menjalin hubungan, sekalipun tanpa persetujuan orangtua Elia.
Orangtua Elia ingin menjodohkan Elia dengan Simon, seorang pengusaha kaya yang sangat mencintai Elia. Sayangnya, sekalipun Simon sangat baik, Elia tidak bisa mencintainya karena sudah terlanjur jatuh cinta pada Nathan.
Suatu hari, saat sakit Elia kumat, Nathan sempat bertanya, apakah ada cara untuk menyembuhkan Elia. Elia bilang, ada, yaitu melalui operasi. Tapi biayanya sangat tinggi dan sekalipun Elia dan keluarga sudah menabung selama bertahun-tahun, tetap belum cukup.
Cobaan tak pernah berhenti datang dalam hidup manusia. Itulah juga yang akhirnya menghampiri Nathan dan Elia. Perasaan cinta mendalam di antara mereka, ternyata berbalik menjadi dosa. Suatu malam, Nathan dan Elia lupa diri. Dan mereka melakukan perbuatan yang tak seharusnya dilakukan sebelum mereka terikat dalam ikatan pernikahan suci. Elia sangat menyesal. Nathan berusaha menenangkannya… Elia yakin, ada harga yang harus mereka bayar untuk semua ini. Nathan masih tak percaya.
Waktu berlalu… Penyakit Elia semakin parah. Nathan tak mau membuang waktu lebih lama. Sebelum mereka habis, Nathan ingin segera menikahi Elia. Sayang, niat Nathan itu ditolak oleh orangtua Elia yang tak rela menyerahkan putri tunggal mereka pada berandalan seperti Nathan. Nathan sangat kecewa. Apalagi, orangtua Elia kemudian malah menganjurkan Elia untuk menikah dengan Simon, seorang pengusaha yang mencintai Elia habis-habisan. Elia menolak. Akhirnya dia dan Nathan memutuskan untuk bersabar, sambil berharap suatu saat orang tua Elia akan membuka hati untuk Nathan.
Nathan akhirnya bertekad untuk membantu Elia menjalani operasi. Nathan mendapat tawaran dari seorang pengusaha licik untuk menjalankan bisnis kotornya. Nathan yang tergiur dengan uang yang ditawarkan setuju, dengan harapan dia bisa mendapatkan uang banyak untuk membiayai operasi Elia. Tapi ternyata, impian Nathan tidak jadi kenyataan. Bisnis itu gagal, dan Nathan malah terbelit masalah besar karena pengusaha licik itu mengkambinghitamkan dia. Nathan pun terancam dijebloskan ke dalam penjara kalau tidak bisa mengembalikan uang dalam waktu singkat. Elia yang mengetahui hal ini sangat panik. Akhirnya dia tidak punya pilihan lain. Elia mengambil uang tabungan untuk operasinya itu secara diam-diam, demi mennyelamatkan lelaki yang sangat dicintainya.
Orang tua Elia mengetahui hal itu dan marah besar. Mereka semakin membenci Nathan yang dianggap telah merusak hidup anak gadisnya itu.
Suatu hari, di luar dugaan, orangtua Elia tiba-tiba mendatangi Nathan. Ternyata kondisi Elia sudah benar-benar kritis. Satu-satunya harapan yang bisa memperpanjang hidup Elia adalah operasi pencangkokan jantung yang luar biasa mahal… orangtua Elia kemudian mengatakan, Simon bersedia membiayai semuanya, dengan satu syarat… Elia bersedia menikah dengannya. Orangtua Elia kemudian memohon pada Nathan agar mau melepaskan Elia. Nathan sangat terkejut. Awalnya dia tak rela…namun setelah dia melihat penderitaan yang harus dilewati oleh Elia, Nathan pun mengalah… Nathan meninggalkan Elia, membiarkan Elia mengira dia telah berhenti mencintai gadis itu.