Lompat ke isi

Pengolahan makanan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pengolahan makanan adalah proses pengolahan makanan dan minuman yang berasal dari bahan baku tumbuhan atau hewan menjadi produk yang bisa dikonsumsi. Bahan baku yang diubah bisa berupa biji-bijian, dafi dan susu. Proses pengolahan makanan berbeda, tergantung dengan tujuan akhir makanan tersebut akan menjadi apa. Seperti sayuran yang dibekukan, gandum yang digiling untuk menghasilkan tepung, kentang yang digoreng untuk dijadikan keripik, hewan yang disembelih untuk diambil dagingnya.[1]

Sejarah

Teknik pengolahan makanan yang paling umum yang itu pengolahan dengan panas. Teknik tersebut sudah ada sejak tahun 1830. Tokoh yang memperkenalkan teknik tersebut bernama Nicholas Appert. Dahulu, Nicholas Appert mendapatkan sebuah tantangan dalam sebuah lomba pengawetan makanan pada saat perang antara Prancis dan Inggris. Pasukan Prancis lebih banyak memakan korban, karena kekurangan makanan. Nicholas pun bereksperimen dengan cara memanaskan makanan kaleng, yang membawanya dalam kemenangan dalam lomba tersebut. Teknik tersebut berkembang, hingga menjadi teknologi resort. Dasar teorinya, mikroba menyukai makanan yang bersifat basah seperti ayam, daging, telur, dan susu. Padahal, makanan tersebut mengandung gizi yang tinggi. Nicholas menemukan celah, bahwa mikrona tidak bisa hidup dalam lingkungan yang ekstrim. Dengan suhu yang tinggi, pemanansan dianggap efektif untuk mengawetkan makanan tersebut.[2]

Namun, menurut penelitian yang dilakukan oleh Fransesco Berna yang diterbitkan dalam jurnal Proceeding of National Academy of Sciences bahwa manusia mulai melakukan pengolahan makanan dengan teknik memasak sudah dari zaman manusia purba sejak 1,9 juta tahun yang lalu. Horminid merupakan spesies Homo Erectus, yang sudah bisa memasak serta mengolah makanan mereka. Hal tersebut dibuktikan dengan jejak penggunaan api yang berjarak 30 meter dari tempat tinggal mereka. Selain itu, banyak ditemukan alat-alat batu di lokasi tersebut. Berdasarkan penelitian, Homo Eresctus mampu menhabiskan aktivitasnya sebanyak 48% hanya untuk makan, sedangkan manusia modern menghabiskan waktu untuk makan hanya 5%.[3]

Referensi

  1. ^ Winarsih, Devy Sri (2016). "Bagaimana Kamu Mengartikan Pengolahan Makanan?". IAAS Indonesia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-23. 
  2. ^ Rezkisari, Indira (2017). "Ini Dia Sejarah Pengolahan Makanan dengan Panas". Republika Online. Diakses tanggal 2022-01-23. 
  3. ^ Wening, Tyas (2018). "Sejak Kapan Manusia Mulai Memasak Makanannya? Ayo Cari Tahu! - Bobo". bobo.grid.id. Diakses tanggal 2022-01-23.