Yakub
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Dalam Islam, Yakub atau Ya'qub adalah salah seorang nabi, putra Nabi Ishak, ayah Nabi Yusuf. Sejak kecil ia tak pernah rukun dengan saudara kembarnya 'Ish. Waktu dewasa ia didoakan ayahnya menurunkan para nabi dan raja sehingga membuat saudara kembarnya cemburu. Nabi Ishak menyarankan Ya'qub agar pindah ke Faddan A'rom, menemui pamannya Laban bin Batwih. Di tengah jalan Ya'qub bermimpi mendapatkan kemuliaan keturunan. Lalu ia tiba di negeri pamannya.
Pernikahan
Ia jatuh cinta pada Rohil putri bungsu Laban dan ingin menikahinya, tapi Laban enggan karena menurut adat di negeri itu, seorang adik dilarang menikah mendahului kakaknya, sehingga Ya'qub disarankan menikahi Layya dengan mas kawin 7 tahun jadi penggembala, setelah itu Ya'qub menikah dengan Layya, lalu menikahi Rohil dengan mahar sama. Di zaman itu masih boleh seorang lelaki menikahi 2 wanita kakak beradik. Laban memberi Ya'qub 2 wanita budak yakni Zulfah dan Bilha yang kemudian dinikahinya juga. Dari Layya Ya'qub memiliki 6 anak, Roubin, Syamu'un, Lawi, Yahuza, Yasakir dan Zabulon. Dari Rohil Ya'qub memiliki 2 anak, Yusuf dan Bunyamin. Dari Zulfah memilik 2 anak, Jad dan Asyir. Dari Bilha memiliki 2 anak, Naftali serta Dan.
Kembali ke Palestina
Setelah itu Nabi Ya'qub pindah ke Palestina. Di sana ia berdakwah dan ada seorang raja zalim bernama Saljam yang membencinya lantas menyerangnya. Akan tetapi Raja Saljam dan pengikutnya bisa dikalahkan Ya'qub dan putra-putranya. Nabi Ya'qub adalah nenek moyang Bani Isro'il (bangsa Yahudi).
Yakub dalam agama Yahudi dan Kristen
Dalam tradisi Yahudi dan Kristen Yakub adalah tokoh yang kontroversial. Namanya sendiri, Yakub dalam bahasa Ibrani berarti penipu. Tidak mengherankan apabila tingkah-lakunya penuh dengan muslihat. Kitab Kejadian melukiskan bahwa bahkan sejak di dalam kandungan ibunya, Yakub telah berseteru dengan Esau, kembarnya yang sulung (Kejadian 25:22-26).
Setelah semakin besar, Yakub dan Esau memperlihatkan pribadi yang bertolak belakang pula. Yakub lebih suka tinggal di kemah bersama orangtuanya, sementara Esau lebih suka berburu. Yakub menjadi anak kesayangan ibunya, Ribka, sementara Esau disayangi ayahnya, Ishak.
Mencuri hak kesulungan
Pada suatu hari, ketika Esau pulang berburu dan merasa sangat lelah dan lapar, ia mencium bau masakan yang sangat lezat yang dimasak oleh Yakub (Kejadian 25:29-34). Ia ingin mencicipi sedikit saja masakan itu, namun Yakub menolaknya. "Juallah dulu kepadaku hak kesulungan-mu," kata Yakub. Tanpa berpikir panjang, Esau menyetujuinya, bahkan dengan sumpah.
Kitab Kejadian tidak serta-merta mempersalahkan Yakub dalam hal ini, melainkan juga Esau karena ia telah "memandang ringan hak kesulungan itu."
Ketika Ishak semakin lanjut usianya, Yakub yang merasa belum yakin akan hak kesulungan yang telah dicurinya itu, kembali berulah dengan pertolongan ibunya. Ia mencuri berkat kesulungan Ishak dengan menyamar sebagai Esau (Kejadian 27). Akibatnya, Esau murka dan berniat membunuh Yakub. Karena itu Yakub melarikan diri ke rumah pamannya, Laban.
Bekerja di rumah Laban
Di rumah Laban kini giliran Yakub yang ditipu (Kejadian 29:1-30). Yakub jatuh cinta kepada anak perempuan Laban, Rahel. Untuk mendapatkan Rahel, Laban menyuruh Yakub bekerja selama tujuh tahun. Namun setelah masa tujuh tahun itu lewat, Laban, dengan tipu muslihatnya, justru memberikan Lea, kakak Rahel, untuk dinikahi Yakub. Karena lebih cinta kepada Rahel, Yakub setuju untuk bekerja tujuh tahun lagi.
Menipu Laban
Setelah mendapatkan keturunan dari Lea dan Rahel, Yakub berniat kembali ke kampung halamannya. Sebelum itu, Laban berjanji membayar Yakub untuk pekerjaannya. Yakub "hanya" meminta kambing-domba yang hitam, berbintik-bintik, dan belang-belang sebagai upahnya (Kejadian 30:25-43). Sementara Laban bebas mengambil semua kambing-domba yang putih. Pengalamannya sebagai penggembala telah mengajar Yakub tentang hukum keturunan (yang kelak dikenal sebagai hukum Mendel). Dengan demikian Yakub mendapatkan ternak yang bagus-bagus, sementara Laban mendapatkan yang kurang bagus.
Berdamai dengan Esau
Kembali ke kampung halamannya melahirkan rasa gundah dalam diri Yakub karena ia yakin bahwa Esau masih tetap ingin membunuhnya. Dalam kegelisahannya, pada suatu malam Yakub bertemu dan bergelut dengan orang asing hingga fajar tiba (Kejadian 32:22-33). Yakub tidak melepaskan orang itu sebelum ia memberkatinya. Ternyata orang yang bergelut dengan Yakub itu adalah Allah sendiri. Allah kemudian mengganti nama Yakub menjadi Israel yang artinya "yang bergumul melawan Allah dan manusia", dan memberkatinya.
Ketika bertemu dengan Esau, Yakub merendahkan dirinya dan menunjukkan penyesalannya kepada Esau, serta memberikan banyak persembahan untuknya. Hati Esau melunak, dan ia berdamai dengan adik kembarnya (Kejadian 33:1-20).
Anak-anak Yakub
Dari Lea Yakub mendapatkan Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, dan Zebulon. Dari Rahel ia mendapatkan Yusuf dan Benyamin. Dari Bilha, budak perempuan Rahel, ia mendapatkan Dan dn Naftali, dan dari Zilpa, budak perempuan Lea, ia mendapatkan Gad dan Asyer.
Yakub meninggal di Mesir karena ia dan anak-anaknya pindah ke sana untuk bergabung dengan Yusuf yang menjadi raja muda di negeri itu, ketika Kanaan mengalami bencana kelaparan. Namun ia dikuburkan bersama nenek moyangnya di gua, di ladang Makhpela, di tanah Kanaan (Kejadian 49:30).