SMP Negeri 1 Padang
SMP Negeri 1 Padang | |
---|---|
Lambang SMP Negeri 1 Padang Gedung SMP Negeri 1 Padang | |
Informasi | |
Didirikan | 1950 |
Jenis | Negeri |
Akreditasi | A |
Nomor Statistik Sekolah | 201086106001[1] |
Nomor Pokok Sekolah Nasional | 10303508[1] |
Slogan | Paradigma Baru, Komitmen Benar, Pelayanan Prima |
Kepala Sekolah | Yan Hendrik, S.Pd., M.M. |
Ketua Komite | Erwin, S.H. |
Rentang kelas | VII, VIII, IX |
Kurikulum | Kurikulum 2013 |
Status | Diakui |
Alamat | |
Lokasi | Jalan Jend. Sudirman No. 3, Kampung Jao, Padang Barat, Padang, Sumatra Barat |
Situs web | www.smpn1-padang.sch.id |
Moto |
SMP Negeri 1 Padang adalah sekolah menengah pertama negeri yang terletak di Jl. Jend. Sudirman No. 3, Kota Padang. Bangunan sekolah ini merupakan salah satu bangunan bersejarah di Kota Padang. Pada zaman penjajahan, tempat ini menjadi basis gerakan militer rakyat dalam mengusir penjajahan Belanda di Kota Padang. Sekolah ini pada awalnya bernama MULO saat zaman penjajahan Belanda. Namun setelah Indonesia merdeka, namanya berubah menjadi Perguruan Menengah Indonesia atau dikenal dengan Permindo. Kemudian berubah menjadi SLTPN 1 Padang hingga akhirnya berubah menjadi SMP Negeri 1 Padang.
Beberapa tokoh terkenal bersekolah di sini. Di antaranya adalah proklamator bangsa, Mohammad Hatta, mantan Perdana Menteri Indonesia, Mohammad Natsir dan Burhanuddin Harahap, dan mantan Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno.
Sejarah
Cikal bakal terbentuknya sekolah ini berkaitan dengan keberadaan Perguruan Menengah Indonesia (Permindo) yang didirikan pada tahun 1949 oleh tokoh-tokoh Republikein di Padang. Sebelumnya, sekolah-sekolah di Padang masih menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar kecuali Adabiyah School, yang telah berbahasa pengantar Indonesia.[2] Oleh sebab itu pada tanggal 2 Mei 1949, beberapa tokoh Republikein termasuk para guru membuka sekolah Perguruan Menengah Indonesia di Padang yang bertempat di bekas gedung Persatuan Guru Agama Islam (PGAI) di Jati, Padang Timur. Pada awalnya Permindo dibagi menjadi enam kelas, meliputi tingkat SMP dan SMA.[3] Meskipun berada di bawah pengawasan pemerintah Hindia Belanda, keberadaan Permindo yang juga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar tidak dipermasalahkan. Para guru dan siswa Permindo bebas masuk dan keluar sekolah, bahkan tokoh-tokoh Republikein dibiarkan menyelenggarakan kegiatan-kegiatannya di kompleks sekolah ini, seperti upacara peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949.[3]
Setelah diselenggarakannya Konferensi Meja Bundar, pemerintah Hindia Belanda memindahkan gedung Permindo ke Jalan Balantuang, yang kemudian berubah menjadi Jalan Soekarno sebelum akhirnya menjadi Jalan Sudirman sampai sekarang. Pada 2 Januari 1950, Permindo secara resmi terpisah menjadi SMP dan SMA yang masing-masingnya berdiri sendiri dan keduanya pada 1 April 1950 berubah nama menjadi SMP Negeri 1 Padang dan SMA Negeri 1 Padang. Pada saat itu nama pendiri Adabiyah School, yakni Abdullah Ahmad, diabadikan sebagai nama sebuah jalan di Jati, begitu pula dengan nama Permindo.[4]
Rujukan
Catatan kaki
- ^ a b Profil Sekolah - SMP Negeri 1 Padang. Situs resmi Dinas Pendidikan Kota Padang. Diakses 26 Mei 2016.
- ^ Yusra 2011, hlm. 27.
- ^ a b Yusra 2011, hlm. 28.
- ^ Yusra 2011, hlm. 29.
Kepustakaan
- Yusra, Abrar (2011), Azwar Anas: Teladan dari Ranah Minang, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, ISBN 9789797095857