Lompat ke isi

Superbank

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
PT Bank Fama Internasional
Anak perusahaan
IndustriJasa keuangan
Didirikan1993
Kantor pusatJl. Asia Afrika no. 115 Bandung,
Bandung
,
Indonesia
Cabang
Bandung
Tokoh kunci
Itjang Wibisono (Direktur Bisnis)
IndukElang Mahkota Teknologi
Situs webwww.bankfama.co.id

Bank Fama Internasional adalah perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang perbankan. Bank ini didirikan pada tahun 1993 di kota Bandung serta berstatus bank non-devisa.

Termasuk dalam bank kecil dengan modal inti hanya Rp 1,92 triliun pada pertengahan 2022,[1] Bank Fama merupakan salah satu bank terakhir yang lahir pasca dikeluarkannya PAKTO 88.[2] Bank ini resmi berdiri di tanggal 5 Maret 1993 dan mulai beroperasi pada 1 November 1993, dengan modal awal Rp 10 miliar.[3] Seperti banyak bank yang berdiri di era tersebut, bank ini awalnya memiliki pemilik berlatar belakang pengusaha, yaitu Junus Jen Suherman dan Edi Susanto yang bergerak di bidang industri tekstil sebagai pemilik dari PT Bandung Sakura Textile Mills dan PT Famatex. Nama "Fama" sendiri kemungkinan juga diambil dari PT Famatex.[4][5]

Mulanya, bank ini berkantor pusat di Jalan Cihampelas, Bandung, yang kemudian ditambah 1 kantor cabang di Tanah Abang, Jakarta. Mulai 16 April 2001, kantor pusatnya pindah ke Jalan Asia Afrika, Bandung yang masih bertahan hingga saat ini. Pada Oktober 2021, tercatat Bank Fama memiliki 1 kantor pusat, 1 kantor cabang dan 6 kantor cabang pembantu yang tersebar di Jabodetabek dan Bandung. Bank Fama memiliki fokus saat itu di bidang UMKM.[6] Pada tahun 2021, tercatat Bank Fama masih dimiliki oleh Junus Jen Suherman (45,56%), Edi Susanto (15,19%), Dewi Janti (15,19%) dan PT Surya Putra Mandiri Sejahtera (24,06%).[4]

Namun, akhirnya para pemegang saham lama memutuskan melepaskan kepemilikannya untuk memenuhi kewajiban modal bank umum Rp 3 triliun dari pemerintah. Awalnya, direncanakan bank ini akan melantai di Bursa Efek Indonesia dengan melepas 24% sahamnya ke publik di tanggal 4 Januari 2021, namun batal karena pemegang saham sudah menyuntikkan dana segar di tanggal 30 Desember 2020.[4][7] Meskipun demikian, rupanya upaya tersebut masih belum cukup (hanya menjadi Rp 1 triliun), sehingga akhirnya seluruh saham pemilik lama akhirnya dijual pada 22 Desember 2021 kepada PT Elang Mahkota Teknologi (Emtek) Tbk (lewat anak usahanya PT Elang Media Visitama/EMV sebanyak 93%, sedangkan sisanya dimiliki oleh PT Nusantara Berkat Agung sebanyak 7%) dalam transaksi senilai Rp 908 miliar.[6] Emtek lalu mengundang dua pemegang saham lain, yaitu Grab Holdings (lewat A5-DB Holdings Pte. Ltd.) dan Singtel (Singtel Alpha Investment Pte. Ltd.) yang pada 21 Januari 2022 mengakuisisi masing-masing sekitar 16,3% saham Bank Fama.[8] Hal ini membuat kepemilikan EMV menjadi 62,76% dan PT Nusantara Berkat Agung turun menjadi 4,79%.[9]

Dengan masuknya pemodal-pemodal lokal dan asing (dari Singapura) tersebut, maka Bank Fama mampu memenuhi kewajiban modalnya, yang naik dari Rp 1,4 triliun menjadi Rp 5 triliun,[3] dan modal intinya pada Juni 2022 telah mencapai Rp 3,01 triliun.[10] Pasca-akuisisi, Bank Fama juga melakukan perubahan struktur direksi yang diresmikan pada 2 Februari 2022. Bank ini kini tengah dipersiapkan untuk berubah menjadi bank digital, dengan fokus pada perluasan akses kredit untuk membantu nasabah UMKM dalam mengelola usaha, memberikan solusi inovatif untuk nasabah ritel, serta mengembangkan kolaborasi melalui ekosistem grup.[3][11]

Manajemen

  • Direktur Utama: Tigor M Siahaan
  • Direktur Keuangan: Melisa Hendrawati
  • Direktur Bisnis: Itjang Wibisono

Produk dan Jasa

  • Simpanan
  • Kredit
    • Kredit Investasi
    • Kredit Modal Kerja
    • Kredit Konsumtif
    • Bank Garansi
  • Jasa
    • Inkaso
    • RTGS
    • Kliring
    • Transfer
    • Safe Deposit Box

Rujukan

Pranala luar