Lompat ke isi

Bagindo Dahlan Abdullah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bagindo Dahlan Abdullah
Duta Besar Indonesia untuk Irak ke-1
Masa jabatan
27 Maret 1950 – 12 Mei 1950
PresidenSoekarno
Sebelum
Pendahulu
Jabatan baru
Pengganti
Tirtawinata
Sebelum
Wakil Pemimpin Pemerintahan Kota Jakarta
Masa jabatan
7 September 1945 – 23 September 1945
GubernurSuwiryo
Pelaksana Tugas Wali Kota Khusus Jakarta
Masa jabatan
Maret 1942 – 8 Agustus 1942
Gubernur JenderalHitoshi Imamura
Sebelum
Pendahulu
E. A. Voorneman (sebagai Burgemeester Batavia)
Pengganti
Sakae Tsukamoto
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir15 Juni 1895
Pasia, Pariaman, Hindia Belanda
Meninggal12 Mei 1950(1950-05-12) (umur 54)
Irak Baghdad, Irak
KebangsaanIndonesia
Suami/istriNafisah (cerai mati), Siti Akmar
AnakArsad (Ajo Tanjuang), Bagindo Jamaluddin Abdullah, Sidhawati Abdullah, Gandasari A. Win, Surniati Salim, Bagindo Taufik Anwar Abdullah, Bagindo Abdul Malik Abdullah, Fatmah Zahra Asmar
Orang tuaAbdullah (ayah) dan "Uniang" (ibu)
AlmamaterUniversitas Leiden
PekerjaanDiplomat
Dikenal karenaPejuang kemerdekaan Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Haji Bagindo Dahlan Abdullah (15 Juni 1895 – 12 Mei 1950)[1] adalah seorang pejuang kemerdekaan dan diplomat Indonesia yang pernah menjabat sebagai Wakil Pemimpin Pemerintahan Kota Jakarta mendampingi Raden Suwirjo di masa peralihan kekuasaan antara pendudukan Jepang dengan Pemerintah Indonesia dari 7 September 1945 hingga 23 September 1945.[2] Dalam kiprahnya, ia pernah diutus negara untuk menjadi Duta Besar Republik Indonesia Serikat (RIS) untuk Irak, Syria, dan Trans-Jordania.[3]

Ia diangkat sebagai duta besar untuk ketiga negara tersebut oleh Presiden Soekarno pada tahun 1950, dan resmi bertugas sebagai duta besar pada tanggal 27 Maret 1950. Namun Bagindo menjabat duta besar dalam tempo yang amat singkat, kurang dari tiga bulan, karena ia meninggal dunia pada tanggal 12 Mei 1950 akibat serangan jantung yang menimpanya.[3]

Sesuai saran dan nasihat Haji Agus Salim, jenazah Bagindo Dahlan Abdullah kemudian dimakamkan di Baghdad, Irak, dengan upacara kebesaran di Masjid Syekh Abdul Qadir Jailani di kota tersebut. Saran dan nasihat Agus Salim itu bertujuan agar makam Bagindo akan dikenang lama dan menjadi simbol tali persahabatan antara Indonesia dan Irak.[3]

Referensi

Pranala luar

Jabatan diplomatik
Jabatan baru Duta Besar Indonesia untuk Irak
1950
Diteruskan oleh:
Tirtawinata