Lompat ke isi

Pengelolaan sampah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 13 Mei 2009 04.44 oleh Borgxbot (bicara | kontrib) (Robot: Cosmetic changes)
Tong sampah biru di Berkshire, Inggris

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan , pengangkutan , pemrosesan , pendaur-ulangan , atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat , cair , gas , atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.

Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju dan negara berkembang , berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan , berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.


Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal , diantaranya tipe zat sampah , tanah yg digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area.

Tujuan

Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan:

Metoda Pembuangan

Penimbunan darat

Penimbunan darat sampah di Hawaii.

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yg ditinggalkan , lubang bekas pertambangan , atau lubang lubang dalam. Sebuah situs penimbunan darat yg di desain dan di kelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedankan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan , diantaranya angin berbau sampah , menarik berkumpulnya Hama , dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. (di bandung kandungan gas methan ini meledak dan melongsorkan gunung sampah)

Kendaraan pemadat sampah penimbunan darat.

Karakter desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik.Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan samapah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang terpasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pemabakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.

Pembakaran/pengkremasian

Pabrik pembakaran di Vienna (Spittelau incineration plant).

Pembakaran adalah metode yang melibatkan pembakaran zat sampah. Pengkremasian dan pengelolaan sampah lain yg melibatkan temperatur tinggi baisa disebut "Perlakuan panas". kremasi merubah sampah menjadi panas, gas, uap dan abu.

Pengkremasian dilakukan oleh perorangan atau oleh industri dalam skala besar. Hal ini bsia dilakukan untuk sampah padat , cari maupun gas. Pengkremasian dikenal sebagai cara yang praktis untuk membuang beberapa jenis sampah berbahaya, contohnya sampah medis (sampah biologis). Pengkremasian adalah metode yang kontroversial karena menghasilkan polusi udara.

Pengkremasian biasa dilakukan dinegara seperti jepang dimana tanah begitu terbatas ,karena fasilitas ini tidak membutuhkan lahan seluas penimbunan darat.Sampah menjadi energi (Waste-to-energy=WtE) atau energi dari sampah (energy-from-waste = EfW) adalah terminologi untuk menjelaskan samapah yang dibakar dalam tungku dan boiler guna menghasilkan panas/uap/listrik.Pembakaran pada alat kremasi tidaklah selalu sempurna , ada keluhan adanya polusi mikro dari emisi gas yang keluar cerobongnya. Perhatian lebih diarahkan pada zat dioxin yang kemungkinan dihasilkan di dalam pembakaran dan mencemari lingkungan sekitar pembakaran. Dilain pihak , pengkremasian seperti ini dianggap positif karena menghasilkan listrik , contoh di Indonesia adalah rencana PLTSa Gede Bage di sekitar kota Bandung.

Metode Daur-ulang

Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang.Ada beberapa cara daur ulang , pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar utnuk membangkitkan listik. Metode metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan akan dijelaskan dibawah.

Pengolahan kemabali secara fisik

Baja di buang , dipilih dan digunakan kembali.

Metode ini adalah aktifitas paling populer dari daur ulang , yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.

Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum , kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca , kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.

Pengolahan biologis

Pengkomposan.

Material sampah organik , seperti zat tanaman , sisa makanan atau kertas , bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.

Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tangga , seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.

Pemulihan energi

Berkas:Haase Lubeck MBT.JPG
Komponen pencernaan Anaerobik di pabrik Lübeck mechanical biological treatment di Jerman, 2007

Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menajdi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebakai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan , dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat , gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.

Metode penghindaran dan pengurangan

Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk , atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai , memperbaiki barang yang rusak , mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik ), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tissue) ,dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman).

Penanganan dan transportasi sampah

Truk sampah pemuatan depan yang biasa ada di Amerika utara.

Metode pengumpulan sampah bervariasi dan berbeda-beda antar negara dan kawasan.Jasa pengumpulan sampah rumah tangga biasanya disediakan oleh pemerintah daerah atau perusahaan swasta. Pada beberapa negara berkembang, jasa pengumpulan sampah yang resmi tidak tersedia.Contoh sistem penanganan sampah dibeberapa negara:

  • Di Australia, all urban domestic households have bins: one for recyclable materials, another for general waste and another for garden waste - which is provided by municipalities if requested. Also, many households have compost bins. To encourage recycling municipalities provide recycle bins which are larger than to general waste bins. Both bins are collected weekly from the curbside. A mechanical arm attached to a truck lifts the bins and tips the waste into the container and then compacts the material. Recyclables are sorted and made into new materials, and general waste is dumped in landfill areas.
  • Di Eropa and a few other places around the world, a few communities use a proprietary collection system known as Envac, which conveys refuse via underground conduits using a vacuum system.
  • Di Kanada urban centres curbside collection is the most common method of disposal, whereby the city collects waste and/or recyclables and/or organics on a scheduled basis. In rural areas people often dispose of their waste by hauling it to a transfer station. Waste collected is then transported to a regional landfill.
  • Di Taipei the city government charges its households and industries for the volume of rubbish they produce. Waste will only be collected by the city council if waste is disposed in government issued rubbish bags. This policy has successfully reduced the amount of waste the city produces and increased the recycling rate.

Waste management concepts

There are a number of concepts about waste management which vary in their usage between countries or regions. Some of the most general, widely-used concepts include:

Diagram of the waste hierarchy.
  • Waste hierarchy - the waste hierarchy refers to the "3 Rs" reduce, reuse and recycle, which classify waste management strategies according to their desirability in terms of waste minimization. The waste hierarchy remains the cornerstone of most waste minimization strategies. The aim of the waste hierarchy is to extract the maximum practical benefits from products and to generate the minimum amount of waste.
  • Extended producer responsibility - Extended Producer Responsibility (EPR) is a strategy designed to promote the integration of all costs associated with products throughout their life cycle (including end-of-life disposal costs) into the market price of the product. Extended producer responsibility is meant to impose accountability over the entire lifecycle of products and packaging introduced to the market. This means that firms which manufacture, import and/or sell products are required to be responsible for the products after their useful life as well as during manufacture.
  • Polluter pays principle - the Polluter Pays Principle is a principle where the polluting party pays for the impact caused to the environment. With respect to waste management, this generally refers to the requirement for a waste generator to pay for appropriate disposal of the waste.

Education and Awareness

Education and awareness in the area of waste and waste management is increasingly important from a global perspective of resource management. The Talloires Declaration is a declaration for sustainability concerned about the unprecedented scale and speed of environmental pollution and degradation, and the depletion of natural resources. Local, regional, and global air pollution; accumulation and distribution of toxic wastes; destruction and depletion of forests, soil, and water; depletion of the ozone layer and emission of "green house" gases threaten the survival of humans and thousands of other living species, the integrity of the earth and its biodiversity, the security of nations, and the heritage of future generations. Several universities have implemented the Talloires Declaration by establishing environmental management and waste management programs, e.g. the waste management university project. University and vocational education are promoted by various organizations, e.g. WAMITAB and Chartered Institution of Wastes Management.

Manfaat pengelolaan sampah

  1. Penghematan sumber daya alam
  2. Penghematan energi
  3. Penghematan lahan TPA
  4. Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman)

Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik

  1. Longsor tumpukan sampah: Longsor sampah Leuwigajah
  2. Sumber penyakit
  3. Pencemaran lingkungan

lihat juga

Pranala luar