Lompat ke isi

KBR (kantor berita)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
KBR
JenisBerita
NegaraIndonesia, Afrika Selatan, Amerika Serikat dan Inggris
Tanggal siar pertama
29 April 1999
JangkauanAsia, Afrika, Amerika dan Eropa
SloganTerpercaya, Menjangkau Nusantara (1999-2016)
Inspiratif, Terpercaya (2016-sekarang)
MarkasJalan Guntur 70, Setiabudi, Jakarta Selatan
Wilayah siar
Nasional
PemilikMedia Lintas Inti Nusantara
Didirikan1999
Situs resmi
www.kbr.id

KBR Media (d/h KBR68H) adalah lembaga penyedia berita radio independen di Indonesia, serta merupakan lembaga sejenis yang pertama di Indonesia. KBR berdiri pada 1999, setelah berakhirnya kekuasaan Orde Baru.

KBR memproduksi berita dan dialog serta menyiarkannya melalui sindikasi radio, menggunakan satelit Palapa C2, kemudian berganti menggunakan satelit Palapa D, hingga akhirnya sekarang menggunakan satelit Nusantara Satu dan streaming.

KBR berkembang cepat seiring dengan kebutuhan berita yang bisa diakses secara cepat dan berbiaya murah. Pada awal berdiri, hanya tujuh radio yang memanfaatkan berita produksi KBR. Kini sudah ada 600 radio yang berjaringan dan memanfaatkan layanan informasi dari KBR, di seluruh wilayah Indonesia, Asia dan Australia.

KBR berada di bawah pengelolaan PT Media Lintas Inti Nusantara (PT Suara Melin Perdana). Perusahaan yang membawahi Radio Utankayu di frekuensi 603 AM Jakarta dan juga menaungi PT Enam Delapan Ha Media (dahulu juga pernah menaungi PT Radio Metro Jaya Kartika yaitu perusahaan radio analog FM pertama milik KBR yang menghadirkan Green Radio Jakarta serta Power FM Jakarta dan sekarang frekuensinya digunakan oleh Radio Campursari 89.2 FM Jakarta). Setelah Green Radio Jakarta dan Power FM Jakarta tidak mengudara lagi, program dari radio-radio tersebut sepenuhnya dialihkan menjadi program KBR dan dapat didengar melalui streaming.

Sejarah

Kelahiran lembaga penyiaran KBR dibidani sejumlah aktivis yang tergabung dalam Komunitas Utan Kayu. Komunitas ini berkegiatan Jl Utan Kayu No 68H, Jakarta Timur.

Pada penghujung 1998 setelah Presiden Soeharto dilengserkan, para aktivis di Komunitas Utan Kayu bergerak cepat untuk menyambut pencabutan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP), dan datangnya kebebasan media. Salah satu komponen penting di Komunitas Utan Kayu adalah Institut Studi Arus Informasi (ISAI). ISAI memutuskan membuat program baru: layanan berita untuk radio. Radio dipilih karena dianggap sebagai sektor media yang paling lemah menangkap peluang kebebasan. Selama bertahun-tahun, radio tak boleh memproduksi berita sendiri, dan hanya wajib merelai berita dari radio pemerintah hampir setiap jam sehari.

Salah seorang aktivis ISAI, Santoso (Tosca) saat itu merancang mekanisme penyebaran radio hanya di atas kertas bekas amplop. Santoso membuat coretan-coretan kasar untuk menggambarkan jaringan kerja pertama begitu berita radio mulai diproduksi.

Pada saat itu, 1999, di Indonesia terdapat sekitar 700 radio swasta, di luar radio milik pemerintah. Namun banyak aturan pemerintah yang menghambat perkembangan radio-radio swasta, terutama dalam penyebaran informasi yang independen. Radio-radio di Indonesia pada masa pemerintahan Soeharto wajib menyiarkan berita versi pemerintah 18 kali sehari. Karena itu masyarakat hanya mendapat informasi sepihak dan satu versi saja dari pemerintah. Akibatnya kemampuan jurnalis radio sangat minimal.

Latar belakang nama

Pembahasan pendirian radio dilakukan di Kedai Tempo, salah satu tempat di Komunitas Utan Kayu. Pada awal proses kelahiran, gagasan ini hanya diperkuat enam orang reporter radio yang baru saja direkrut. Dalam buku Kantor Berita Radio, KBR68H: Gelombang Kebebasan, halaman 3, Santoso menulis, "...Setelah cukup panjang berdiskusi tentang tema berita, bagaimana akan diproduksi, kami sampai pada soal nama. Apa nama lembaga yang akan melayani radio-radio ini? Sebagai bentuk pertanggung jawaban..."

Seseorang kemudian mengusulkan nama "68H" sebagai nama radio. Nama ini diambil dari Jl Utan Kayu 68H, Jakarta, tempat studio kecil mereka berlokasi. Nama ini disepakati, dan lahirlah Kantor Berita Radio 68H. Berita pertama dikirim pada 29 April 1999 yang kemudian menjadi hari ulang tahun KBR.

Seiring dengan meluasnya layanan, sejak 3 Mei 2014. KBR68H memutuskan mengubah nama menjadi KBR. Tanpa embel-embel 68H.Perubahan nama KBR, adalah untuk penyederhanaan. “Kalau dulu panjang KBR68H, sekarang lebih pendek KBR. Dengan begitu akan lebih mudah diingat pendengar,” kata Direktur Utama KBR, Tosca Santoso.

Perubahan nama ini diiringi dengan perubahan logo. Logo baru KBR akan menjadi lebih warna warni, menggambarkan semangat baru untuk memproduksi program yang lebih beraneka, dan melayani masyarakat yang lebih beragam. Tidak hanya produk-produk jurnalisme, tetapi juga hiburan yang menyegarkan. Misalnya: musik, olahraga, buku audio dan sejenisnya. Program baru itu, nantinya, diharap akan mendekatkan KBR dengan khalayak yang lebih muda.

“Perubahan ini menandai KBR memasuki tahap kedua perkembangannya. Setelah 15 tahun, KBR akan lebih beragam, lebih muda dan dinamis melayani publiknya,” tambah Tosca Santoso.

Penyebaran dan Produksi

Internet dan ojek

Pada awalnya KBR hanya memproduksi berita-berita pendek berdurasi 30 hingga 60 detik. Berita-berita tersebut kemudian disebarkan melalui internet. Produksi berita dan penyuntingan sudah dilakukan secara digital menggunakan komputer dan program peranti lunak pengolah suara. KBR juga melibatkan reporter radio jaringan di daerah untuk mengikuti pelatihan produksi berita radio secara digital.

Tujuh radio pertama yang menjadi jaringan KBR kemudian dilibatkan dalam latihan produksi berita secara digital, antara lain: DMWS FM Kupang, Nebula FM Palu, RPK FM Jakarta, Top FM Denpasar, Radio SPFM Makassar, Radio Prima FM Banda Aceh dan Radio Unisi FM Yogyakarta. Tujuannya agar reporter radio jaringan juga bisa memproduksi berita dari daerah. Selanjutnya berita dari daerah kemudian disunting di Jakarta dan disebarkan melalui internet.

Namun penyebaran lewat internet hanya efektif ketika program yang disebarkan masih berjumlah sedikit dengan durasi singkat. Setelah KBR memproduksi program dengan durasi lebih panjang seperti paket 30 menit Buletin Sore pada waktu itu, proses mengunduh berkas audio dari internet memakan waktu lama. Radio jaringan di Sulawesi dan Nusa Tenggara butuh waktu mengunduh berkas lebih dari delapan jam. Berita pun menjadi basi untuk ukuran standar radio.

Untuk mengatasi masalah itu, KBR sempat menggunakan jasa kurir ojek sepeda motor, terutama untuk wilayah Jakarta. KBR menyalin data paket Buletin Sore dalam kaset, lalu mengantarkannya menggunakan ojek ke radio jaringan. Di Jakarta, saat itu radio swasta yang sudah berjaringan adalah Radio Pelita Kasih. Siaran Buletin Sore akhirnya bisa mengudara pukul 16.00 WIB.

Pada suatu ketika, Radio Pelita Kasih tidak bisa mengudarakan Buletin Sore hingga pukul 18.00 WIB. Ternyata kaset program siaran tidak sampai di kantor RPK, karena kurir ojek mengalami musibah tabrakan, dan kaset rusak. Hingga saat ini Radio Pelita Kasih mengudarakan program Kabar Baru pukul 12.00 dan 14.00 WIB (Senin-Jumat) dan KBR Sore.

Selanjutnya, penyebaran produksi berita serta program KBR lainnya termasuk program Kabar Baru Senin-Jumat pukul 07.00-19.00 WIB (kecuali pukul 08.00-11.00 WIB, 13.00 WIB, 15.00 WIB dan 16.00 WIB), NHK World siaran Bahasa Indonesia, Cek Fakta, Diskusi Psikologi (DISKO) serta Perspektif Baru dilakukan menggunakan satelit dan juga bisa di dengarkan melalui siaran berbasis streaming.

Jalur satelit

Rendahnya kualitas dan kecepatan internet saat itu menghambat proses pengiriman berita dari KBR ke radio jaringan. Proses mengunduh berkas suara berita radio terus berlangsung lambat, bahkan memakan waktu hingga delapan jam. Sementara kondisi geografis Indonesia tersebar di berbagai wilayah dengan tingkat akses telepon maupun internet yang tidak merata. Karena itu satelit menjadi pilihan yang paling masuk akal.

Pada 2000, KBR mulai menerapkan teknologi satelit dalam penyebaran informasi radio. KBR mendapat kanal di saluran satelit Palapa C2 yang belum terpakai saat itu. Radio-radio yang berminat mendapatkan informasi dari KBR cukup menggunakan antena parabola dan peralatan penerima. Cara semacam ini juga dipakai radio-radio asing seperti VOA, BBC, Radio Nederland dan Deutsche Welle. Hanya saja KBR menggunakan satelit domestik.

Radio Jaringan KBR di Seluruh Indonesia

Jakarta

  1. Good Radio 94.3 FM Jakarta
  2. RPK 96.3 FM Jakarta

Tangerang

  1. LPPL Tangerang Radio (91.0 FM)
  2. Radio Harmony (98.1 FM)

Cilegon

  1. LPPL Mandiri FM (102.0 FM)

Bandung

  1. Radio Suara Indah (92.1 FM)
  2. LPPL Sonata FM (94.0 FM)
  3. Mom & Kids FM (99.2 FM)
  4. MGT Radio (101.1 FM)
  5. Radio K-Lite (107.1 FM)

Cirebon

  1. Suara Gratia Cirebon 95,9 FM
  2. Maritim 102,6 FM Cirebon

Pemalang

  1. LPPL Radio Swara Widuri (87.7 FM)

Banjarnegara

  1. Radio LPPL Suara Banjarnegara (104.4 FM)

Sragen

  1. Radio LPPL Buana Asri (94.7 FM)

Pati

  1. Radio LPPL Suara Pati (87.6 FM)

Pandeglang

  1. Krakatau Radio (93.7 FM)

Cilacap

  1. LPPL Bercahaya FM (94.3 FM)

Wonogiri

  1. LPPL Radio Giri Swara (94.0 FM)

Yogyakarta

  1. Radio Q (88.3 FM)
  2. LPPL Swara Dhaksinarga Gunungkidul (89.9 FM)
  3. Radio Retjo Buntung (99.4 FM)
  4. Radio Love Jogja (107.7 FM)

Semarang

  1. Good News FM (94.9 FM)
  2. Imelda FM (104.4 FM)

Solo

  1. Immanuel FM Solo (94.3 FM)

Surabaya

  1. Mercury FM (96.0 FM)
  2. KBR Surabaya (102.7 FM)
  3. Prima Radio Surabaya (103.8 FM)

Banyuwangi

  1. LPPL Radio Belambangan (88.1 FM)

Bojonegoro

  1. LPPL Malowopati FM (95.8 FM)

Blitar

  1. LPPL Radio Persada Kab.Blitar (87.6 FM)
  2. LPPL Radio Mahardika (95.9 FM)

Jember

  1. Radio Bintang FM (99.7 FM)
  2. Radio Surya (99.9 FM)

Madiun

  1. LPPL Suara Madiun (93.0 FM)

Ponorogo

  1. Radio Duta Nusantara (92.1 FM)
  2. Radio Gema Surya (94.2 FM)

Ngawi

  1. LPPL Suara Ngawi (90.3 FM)

Nganjuk

  1. LPPL Radio Suara Anjuk Ladang (105.3 FM)

Trenggalek

  1. LPPL Radio Praja Angkasa (88.9 FM)

Tuban

  1. LPPL Pradya Suara Tuban (94.6 FM)

Bali

  1. Global FM Bali (96.5)
  2. Elkoga FM Bali (96.9)
  3. RPKD FM Bali (92.6)

Pontianak

  1. Diah Rosanti 95.9 FM Pontianak
  2. Volare Pontianak 103.4 FM

Palangkaraya

  1. Suara Sangkakala Palangka Raya 88.4 FM
  2. RCA 101.8 FM Palangka Raya

Banjarmasin

  1. Sabilal Muhtadin 88.5 FM Banjarmasin
  2. Nusantara 102.7 FM Banjarmasin

Kandangan

  1. Gema Amandit 93.9 FM Kandangan

Tanjung Pinang

  1. LPPL Radio Suara Tabalong 95.4 FM

Samarinda

  1. Dino Samarinda 90.9 FM
  2. Radio Suara Mahakam 101.1 FM Samarinda
  3. Gema Nirwana 105.1 FM Samarinda

Boyolali

  1. LPPL Merapi FM 93.6 FM Boyolali

Malang

  1. City Guide 911 FM
  2. LPPL Kanjuruhan 97.3 FM Malang
  3. S Radio 98.2 FM Malang
  4. MFM Radio 101.3 FM

Tarakan

  1. Grass 106.2 FM Tarakan

Medan

  1. Radio Narwastu Medan (97.9 FM)
  2. Radio Aqila (102.6 FM)
  3. KIIS FM Medan (105 FM)

Padang

  1. Dhara FM Pariaman (88.8 FM)
  2. KBR Padang (90.0 FM)

Kepulauan Mentawai

  1. LPPL Sasaraina 104.4 FM Kep. Mentawai, Sumatera Barat

Kepulauan Anambas

  1. Radio Gema Anambas (106.9 FM)

Bengkulu

  1. Radio Sehati 98.8 FM Bengkulu
  2. Radio Flamboyan 105.9 FM Bengkulu

Bengkulu Utara

  1. LPPL Kharisma Bengkulu Utara (95.6 FM)

Jambi

  1. Radio Manggis Jambi (96.0 FM)
  2. Radio Diaz Jambi (98.4 FM)
  3. Radio Gibel Jambi (99.7 FM)

Palembang

  1. Radio Ismoyo Palembang (88.7 FM)
  2. Radio Momea Palembang (104.2 FM)

Lampung Selatan

  1. Radio LPPL Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan (93.0 FM)

Sijunjung

  1. Lansek Manih 93.6 FM (Program khusus)

Pringsewu

  1. LPPL Radio Pringsewu FM (107.2 FM)

Bitung

  1. Radio Gita Lestari FM Bitung (105.6)

Tomohon

  1. Radio Amigos FM Tomohon (100.8)
  2. Radio Kabar Baik FM Tomohon (100.0)
  3. Radio Charisma Wahyu Sejati FM Tomohon (89.4)
  4. Radio Kabar Baik FM Tomohon (100.0)

Manado

  1. Radio Sumber Kasih FM Manado (90.2)
  2. Radio Citra FM Manado (96.9)
  3. Radio Montini FM Manado (106.0)

Langowan

  1. Radio Victory FM Langowan (91.2)

Pineleng

  1. Radio Angkat Nafiri FM Pineleng (90.6)

Tahuna

  1. Radio Alfa FM Tahuna (93.6)
  2. Radio Shine FM Tahuna (89.2)

Gorontalo

  1. Radio BPKB Gorontalo (94.7 FM)
  2. Radio Hulontalo Gorontalo (99.9 FM)
  3. KBR Gorontalo (104.2 FM)
  4. Radio Civica Gorontalo (105.0 FM)

Makassar

  1. Fajar 89.3 FM Makassar
  2. Suara Celebes 90.9 FM Makassar
  3. RAM 92.5 FM Makassar
  4. SP Makassar 103.5 FM

Kendari

  1. KBR Kendari (99.1 FM)
  2. Radio Nebula Kendari (101.0 FM)

Ambon

  1. Radio Duta FM, Ambon (90.9 FM)
  2. Radio DMS Ambon (102.7 FM)

Jayawijaya

  1. Radio DC 4 88.5 FM
  2. Radio Wagadei 101.5 FM
  3. Radio Swara Lembah Bailem Jayawijaya 106.4 FM

Jalur streaming

Pada tahun 2014, KBR menghadirkan platform media streaming. Hal ini muncul dikarenakan KBR ingin hadir menjawab tantangan zaman dengan menghadirkan program-program terbaiknya dimanapun dan kapanpun pendengarnya berada.

Perusahaan

Pada awalnya KBR dikelola di bawah lembaga swadaya masyarakat (LSM) Institut Studi Arus Informasi (ISAI). Kantor berita KBR merupakan satu unit kegiatan LSM yang aktif untuk meningkatkan kualitas jurnalisme dan lancarnya arus informasi di Indonesia. Kegiatan operasional KBR awalnya mengandalkan bantuan dari lembaga donor seperti Media Development Loan Fund, The Asia Foundation, Open Society Institute, Free Voice, dan Kedutaan Besar Belanda.

Selanjutnya, ISAI membentuk perusahaan untuk mengelola secara mandiri KBR, karena jumlah staf KBR terus bertambah dan biaya operasional terus membengkak. Perusahaan ini diberi nama PT Media Lintas Inti Nusantara (Melin). Saham perusahaan dimiliki Koperasi Utan Kayu, Yayasan ISAI, lembaga dan individu. Komisaris Utama PT Melin dipercayakan pada Goenawan Mohammad.

Saat ini KBR berada di bawah naungan PT MLIN.

Asia Calling

Sejak 2003, KBR memproduksi program Asia Calling, yang menyajikan informasi-informasi terkini dari kawasan regional Asia dalam dwibahasa, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Hingga 2013, Asia Calling merupakan satu-satunya program radio di Indonesia yang mengangkat isu-isu kawasan, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, keberagaman budaya dan lain-lain. Sekitar 30 koresponden menyajikan liputan program-program pemerintah yang mempengaruhi kehidupan masyarakat banyak. Pada Juni 2013, Asia Calling diterjemahkan ke dalam 10 bahasa di Asia dan disiarkan di 321 stasiun radio di kawasan Asia. Laporan Asia Calling memenangkan sejumlah penghargaan jurnalistik. Pada 2009, koresponden Asia Calling di Beijing Cina, Elise Potaka memenangkan penghargaan kedua dalam Asia Pacific Environmental Journalism Award, melalui tulisannya yang berjudul "The Murky World of Coal Mining in China" (Suramnya Dunia Pertambangan Batubara di Cina).[1]

Penghargaan

Penghargaan Lembaga

  • 2023, Karya jurnalistik terbaik tentang anak AJI-UNICEF
  • 2022, Google News Initiative Innovation Challenge tingkat Asia Pasifik
  • 2022, Nomine Anugerah Dewan Pers 2022 kategori media < 100 karyawan
  • 2022, AMSI Awards 2022 kategori Inovasi Konten Audio & Video Terbaik
  • 2022, Penghargaan Lembaga Media Berpengaruh dari MAW Talk Award 2022
  • 2021, Nomine Anugerah Dewan Pers 2021 kategori Media Radio Nasional
  • 2015, Liputan Media Terbaik tentang Isu Anak AJI-UNICEF
  • 2013, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebagai radio tanggap bencana
  • 2012 Kementerian Kehutanan RI, atas usahanya mensukseskan gerakan menanam 1 milyar pohon.
  • 2009, King Baudouin Foundation International Development Prize, dari Kerajaan Belgia, atas usahanya memajukan taraf hidup masyarakat melalui penguatan demokrasi, pengembangan toleransi dan partisipasi aktif masyarakat dengan cara memproduksi dan menyebarkan informasi berkualitas lewat radio jaringan di daerah.[2]
  • 2008, Warga Pratama, BNN.
  • 2008, Danamon Award, atas usahanya membuka akses informasi untuk masyarakat Yahukimo, Papua
  • 2006, kantor berita radio dengan jaringan radio terbanyak versi Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan 435 radio.[3]
  • 2004, penghargaan dari Gateway Foundation, Jerman.
  • 2003, penghargaan dari Gateway Foundation, Jerman.
  • 2003, The Tech Museum Award, atas perannya membuka akses informasi untuk masyarakat luas, dengan menggunakan perkembangan teknologi.

Penghargaan Karya Jurnalistik

Karya-karya jurnalistik KBR banyak meraih penghargaan, baik yang diberikan lembaga Aliansi Jurnalis Independen AJI, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), lembaga-lembaga internasional, hingga ajang apresiasi jurnalistik yang diadakan kementerian, BUMN dan perusahaan swasta.

Karya-karya jurnalistik KBR banyak mengangkat laporan mendalam/investigasi tentang hukum, keadilan, kesetaraan, keadilan sosial, diskriminasi, intoleransi dan lain-lain. Laporan-laporan mendalam tersebut disiarkan dalam program "SAGA", salah satu program unggulan program KBR.

Beberapa penghargaan bergengsi yang diraih para jurnalis KBR, di antaranya:

  • Tahun 2023
    • Menang Penghargaan Karya Jurnalistik Terbaik AJI-UNICEF 2023 melalui serial Disclose: Kawin Anak".[4]
  • Tahun 2022
    • Finalis Asia Podcast Festival Awards 2022 kategori Best Narrative Storytelling & Fiction Podcast.
    • Karya jurnalistik terbaik anak AJI Indonesia-UNICEF kategori radio untuk podcast Hidup Usai Teror Season 2.
    • Nomine Portcast Award 2022 untuk podcast FOMO Sapiens (kategori Dialog Terpilih), What's Trending (kategori Dokumenter & Liputan Terpilih) serta Ada Predator di Ruang Kerja (kategori Pendatang Baru Terpilih)
  • Tahun 2021
    • Valda Kustarini, Asrul Dwi dan Zainudin Syafari (kontributor) sebagai nomine dalam Diversity Award 2021 yang diselenggarakan oleh Sejuk (Serikat Jurnalist untuk Keberagaman)
  • Tahun 2020
    • Karya jurnalistik terbaik anak AJI Indonesia-UNICEF kategori radio untuk podcast Hidup Usai Teror
  • Tahun 2018
    • Pogau Award dari Yayasan Pantau untuk Pemimpin Redaksi KBR Citra Dyah Prastuti
    • Nomine untuk Adinegoro Award untuk Ria Apriyani untuk karya berjudul Para Pelimbang Liar Ampas Emas Freeport.
  • Tahun 2017
    • Ria Apriyani, Feature, penghargaan karya terbaik konten berita lokal, AJI Indonesia
    • Rio Tuasikal, special appreciation peserta Health & Nutrition Journalist Academy (HNJA) yang diselenggarakan Sekolah Jurnalisme AJI Indonesia & Danone.
    • Naeem Sahoutara, koresponden Asia Calling di Pakistan, mendapat AGAHI Awards untuk kategori South Asia Bridge Initiative (Inisiatif Jembatan Asia Selatan) untuk karya jurnalistik berjudul “Saving Sri Lanka’s critically endangered elephants”. AGAHI Awards adalah penghargaan jurnalisme pertama di Pakistan yang mengakui jurnalis terbaik.
  • Tahun 2016
    • Wydia Angga, 3 terbaik karya jurnalistik AJI, kategori radio dengan judul “Koperasi Sejahtera”, Oktober 2016
    • Ade Irmansyah, 3 terbaik karya jurnalistik AJI, kategori radio dengan judul “Gerakan pulang ke desa”, Oktober 2016
    • Eli Kamilah, juara 1 kategori radio MH Thamrin Award, dengan judul “Ketika Disabilitas Menguji Transportasi Publik Ibu Kota”, September 2016
  • Tahun 2015
    • Aisyah Khairunnisa dan Erwin Djamilgo memenangkan Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2014, Kategori Radio atas karya berjudul “Di Balik Polemik Hitung Cepat RRI”
    • Aisyah Khairunnisa memenangkan Anugerah Jurnalistik Inovasi HPN 2015, Kategori Siber atas karya berjudul “ Menanti Thukul Pulang” disiarkan di www.portalkbr.com pada 27 Agustus 2014
  • Tahun 2014
    • Nur Azizah meraih penghargaan Anugerah Jurnalistik Pertamina untuk feature radio dengan judul karya “Perempuan Berdaya karena Biogas Tinja.” http://www.pertamina.com/news-room/info-pertamina/pengumuman/pemenang-anugerah-jurnalistik-pertamina-2014/
    • Jurnalis Sutami peserta Fellowship Advancing Civic Engagement & Leadership Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta (14 Nov-6 Desember)
    • Pebriansyah Ariefana menerima fellowship “Better Journalism for Better Environment” yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia dan WWF Indonesia.
    • Rumondang Nainggolan meraih penghargaan jurnalistik Adinegoro 2013 lewat karya “Pengabdi Negara yang Terbuang”, diserahkan pada Februari 2014 saat Hari Pers Nasional Bengkulu.
    • Eveylin Falanta menerima fellowship liputan kesehatan dari LSM kesehatan Forum Peduli Kesehatan Rakyat dan PINDAI, mengupas praktik sindikat obat http://Blogfpkr.wordpress.com
    • Taufik Wijaya meraih Diversity Award 2014 dari Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (Sejuk)
    • Sindu Dharmawan meraih fellowship liputan anti-korupsi dari PPMN , menulis tentang dana bansos Kemenakertrans
  • Tahun 2013
    • Quinawaty Pasaribu meraih Juara 1 Kategori Media Radio, Anugerah Pewarta Wisata Indonesia (APWI) 2013 dengan judul karya “Wisata Religi Makam Gus Dur”
    • Rumondang Nainggolan meraih juara 1 Anugerah Jurnalistik Pertamina 2013 kategori feature radio dengan karya “Biogas dari Desa Areng”
    • Yudi Rachman meraih juara 2 Anugerah Jurnalistik Pertamina 2013 kategori feature radio dengan karya “Krisis BBM”.
    • Irvan Imamsyah menyabet pemenang utama ICCTF Media Award 2013 untuk media yang memberikan perhatian soal isu perubahan iklim dengan karya “Mekarjaya, dari Desa Pembalak ke Pelestari Lingkungan” serta meraih kesempatan meliput Konferensi Para Pihak terkait perubahan iklim, COP-19 di Warsawa, Polandia http://www.portalkbr.com/berita/saga/2898071_4216.html
    • Pebriansyah Ariefana meraih fellowship SEJUK – IJTI Liputan Keberagaman 2013 dengan karya feature berjudul  “Sekolah anak-anak Ahmadiyah di Cianjur”
    • Gungun Gunawan menjadi pemenang ke-4 feature soal lingkungan “Kerusakan Lingkungan Ancam Nusakambangan”, Juni 2013 (pemanasan global/dampak mitigasi bencana) yang diselenggarakan SIEJ
    • Novaeny Wulandari, pemenang kategori media radio “Liputan Media Terbaik tentang Isu Anak 2013” AJI-Unicef. Karya feature “Aku Dijual Ibu”, siar 13 Maret 2013.
    • Yudha Satriawan, Dimas Rizki, Indra Nasution, M. Irham, Nur Azizah, Nurika Manan, Rumondang Nainggolan menjadi nomine untuk penghargaan AJI-UNICEF Liputan Media Terbaik tentang Isu Anak 2013
    • Yudi Rachman meraih Juara I kategori Radio dalam Apresiasi Jurnalistik Jakarta, yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen AJI Jakarta. Laporannya berjudul berjudul "Bidan Bergaji Rp 15 Ribu".[5]
    • Damar Fery Radiyan meraih fellowship liputan keadilan pangan dan perubahan iklim di Papua, dari AJI Jakarta-Oxfam dengan liputan berjudul “Panen Ubi Wamena”
    • Irvan Imamsyah meraih penghargaan Anugerah Adinegoro 2012, untuk laporan berjudul "Petaka Tambang Pasir di Tasik Selatan." [6]
    • Taufik Wijaya menjadi finalis untuk penghargaan Adinegoro Award untuk karya “Menanti Terang di Bumi Dipasena, Lampung”
    • Yudi Rachman meraih Juara II kategori Radio dalam Apresiasi Jurnalistik Pertamina 2013 untuk laporan berjudul "Salah Siapa Gas Bersubsidi Langka?"
  • 2012
    • Erick Permana meraih Juara I kategori Radio, penghargaan MH Thamrin Award (PWI Award), dengan laporan berjudul "Rugi Triliunan Rupiah Akibat Macet. Solusinya?"
    • KBR menyapu bersih penghargaan Jusuf Ronodipuro Award 2012 dalam ajang Indonesia Radio Award 2012. Nur Azizah meraih juara I dengan laporan berjudul “Birahi di Balik Jubah Habib". Mellie Cyntia meraih juara II dengan laporan berjudul "Keadilan untuk Perempuan Penyintas". Muhammad Irham meraih juara III dengan laporan berjudul "Sekolah Memaksaku Beragama".[7]
    • Quinawaty Pasaribu meraih penghargaan I Apresiasi Jurnalis Jakarta 2012 dari Aliansi Jurnalis Independen AJI Jakarta, dengan laporan berjudul "Restorasi Hutan Jambi."
    • Yudi Rachman meraih juara II Kategori Radio, dalam Penghargaan Jurnalistik Akses Keadilan dan HAM, dari UNDP dan Bappenas, dengan laporannya berjudul "Buruh Menantang Ajal."
    • Ikhsan Raharjo, meraih penghargaan Juara I kategori Radio, dalam Penghargaan ILO-AJI Jakarta, bertema Pekerja Anak dan Pendidikan. Laporan yang menang berjudul "Kisah Anak Perut Bumi."
    • Quinawaty Pasaribu meraih juara I dalam Jurnalis Award untuk Perlindungan Buruh Migran, dengan laporan berjudul "Surat Bodong TKI". Guruh Dwi Rianto meraih juara III, dengan mengangkat cerita "Buruh Migran Rentan Tertular HIV/AIDS".
  • 2011
    • Taufik Wijaya meraih penghargaan Anugerah Adinegoro 2011 dengan laporan berjudul "Suap di Penjara".[4]
    • Liza Desylanhi meraih penghargaan Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak, dari AJI-UNICEF, dengan laporan berjudul "Anak-anak Cisalada dalam Trauma", sebuah liputan tentang anak-anak Ahmadiyah di Kampung Cisalada, Bogor, Jawa Barat.
    • KBR meraih juara I dan II penghargaan Jusuf Ronodipuro Award 2011 untuk kategori Feature Jurnalistik, dalam ajang Indonesia Radio Award 2011. Laporan berjudul "Siksa Tahanan Politik di Balik Jeruji Besi" karya Radot Gurning/Muhammad Irham meraih juara I. Sedangkan laporan Johanna Purba berjudul "Orang Amadiyah di Lombok: Warga Negara yang Tidak Diakui Negara" meraih juara II. Juara III diraih jurnalis Green Radio (Grup KBR), Eka Fikriyah dengan laporan berjudul "Racun Aki di Darah Anak Curug".[8]
  • 2010
    • Shinta Ardhany meraih penghargaan Karya Jurnalistik Terbaik Anak, AJI-UNICEF dengan laporan yang mengangkat kisah "Kawin Paksa Sumba Tengah".
    • Heriyanto meraih juara I penghargaan Jusuf Ronodipuro Award, dalam ajang Indonesia Radio Award 2010, dengan laporan berjudul "Semunying Melawan". Laporan itu mengangkat kisah perlawan masyarakat Semunying Jaya terhadap aksi pembabatan hutan adat suku Dayak di Kalimantan Selatan.
  • 2009
    • Kontributor Asia Calling KBR di Cina, Elise Potaka meraih penghargaan juara dua, dari Forum Wartawan Lingkungan se-Asia Pasifik, APEFJ.[9]
    • KBR menyapu bersih penghargaan Jusuf Ronodipuro Award 2009, dalam ajang Indonesia Radio Award 2009. Erna Dwi Lidiawati meraih juara I dengan laporan berjudul "Menelusuri Jejak Penyelundup Eboni". Tatik Yuniati meraih juara II dengan laporan berjudul "Limbah Exxon di Aceh Utara". Vivi Zabkie meraih juara III dengan laporan berjudul "Tak Aman di Kantor Polisi".
    • Vivi Zabkie meraih penghargaan juara I dalam Peghargaan Jurnalisme untuk Akses terhadap Keadilan, yang diselenggaran Badan PBB untuk Program Pembangunan UNDP, dengan laporan berjudul "Tak Aman di Kantor Polisi".
    • Irvan Imamsyah meraih juara I Apresiasi Jurnalis Jakarta, yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen AJI Jakarta, dengan laporan berjudul "Privatisasi Mata Air Sukabumi".
    • Anugerah Jurnalistik Pertanian, Arin Swandari, karya Berkelompok Mencari Solusi.


  • 2008
    • Andreas Ronny meraih penghargaan juara I Penghargaan Jurnalistik untuk Liputan Isu Perburuhan, yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen AJI Indonesia, dengan laporan berjudul "Buruh Ambil Alih Pabrik". Irvan Imamsyah meraih juara II dengan laporannya berjudul "Nestapa di Terminal 4 TKI".
    • KBR meraih seluruh penghargaan untuk kategori radio di ajang Karya Jurnalistik Terbaik Anak, yang diselenggarakan AJI-UNICEF. Rachmat Jayadi meraih juara I melalui laporannya berjudul "Anak-anak Transito" yang mengangkat kisah anak-anak pengungsi Ahmadiyah di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Yudha Satriawan meraih juara II dengan mengangkat cerita berjudul "Dolanan Anak Tersingkir", dan Mustakim meraih juara III melalui laporan berjudul "Sekolah Inklusif Buat Semua".
    • Rebecca Henschke meraih juara I kategori Radio, dalam Apresiasi Jurnalis Jakarta, yang diselenggarakan AJI Jakarta, dengan laporannya berjudul "Pembakaran Masjid Ancam Kebebasan Beragama di Indonesia"
    • Monique Rijkers meraih juara I Penghargaan Jurnalistik untuk Liputan Isu Perburuhan AJI Indonesia-ACILS-FES.
  • 2007
    • Tiga jurnalis KBR meraih penghargaan Karya Jurnalistik Terbaik Anak kategori Radio, yang diselenggarakan AJI Indonesia-UNICEF. Fariansyah meraih juara I dengan liputan berjudul "TK Seribu Perak". Sri Lestari memperoleh juara II untuk laporannya berjudul "Perdagangan Anak di Indramayu", dan Suryawijayanti merai juara III untuk karyanya berjudul "Perbudakan Anak di Sumba."
    • Rebecca Henscke meraih juara I Apresiasi Jurnalis Jakarta, untuk kategori Radio, yang diselenggarakan AJI Jakarta melalui tulisannya berjudul "Indonesia Smokes Out the Lungs of The World" dan "Bio-diesel Fuels Conflict in Central Kalimantan".[10]
  • 2005
    • Nita Rosita meraih juara II, ajang The Friedrich-Naumann-Stiftung Radio Award, melalui laporannya berjudul "Direct Local Election".
  • 2004
    • Ayu Purwaningsih meraih juara kategori Radio, dalam Tolerance Prize Southeast Asia International Federation of Journalists, dengan laporannya berjudul "Indonesian Migrant Worker, The Neglected Foreign Exchange Heroes"
    • Pers Pertamina Award, Kategori Radio, Arin Swandari.
  • 2003
    • Ayu Purwaningsih meraih juara kategori Radio, dalam Tolerance Prize Southeast Asia International Federation of Journalists dengan laporan berjudul "Racial Riots in May 1998: Four Years Gone By and Forgotten"
    • Dewi Safitri & Fuad Baktiar meraih juara I kategori talkshow radio, The Friedrich-Naumann-Stiftung Radio Award, melalui program "Dari Bilik Suara" Episode "Perempuan dalam Parlemen".
  • 2002
    • KBR meraih juara II dan III, di ajang The Friedrich-Naumann-Stiftung Radio Award, melalui dua karya yaitu talkshow radio "Regional Autonomy" serta liputan berjudul "Our Member in Parliament".[11]

Referensi

Pranala luar