Lompat ke isi

Elang brontok

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 24 Oktober 2024 23.55 oleh MITGATVM (bicara | kontrib) (Kerabat dan catatan lain)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Elang brontok
Anak jenis S. c. limnaeetus
Carita, Pandeglang, Banten
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Accipitriformes
Famili: Accipitridae
Genus: Nisaetus
Spesies:
N. cirrhatus
Nama binomial
Nisaetus cirrhatus
Sinonim

Spizaetus cirrhatus

Elang brontok adalah sejenis burung pemangsa anggota suku Accipitridae. Dinamai demikian kemungkinan karena warnanya yang berbercak-bercak (pada bentuk yang berwarna terang). Namanya dalam bahasa Inggris adalah Changeable Hawk-eagle karena warnanya yang sangat bervariasi dan berubah-ubah, sedangkan nama ilmiah lawasnya ialah Spizaetus cirrhatus.

Elang brontok berbiak di wilayah yang luas, mulai dari kawasan Asia selatan di India dan Sri Lanka, tepi tenggara Himalaya, terus ke timur dan selatan melintasi Asia Tenggara hingga ke Indonesia dan Filipina.

Identifikasi

[sunting | sunting sumber]

Burung elang yang berukuran sedang sampai besar, dengan panjang tubuh diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor sekitar 60-72 cm dengan rentang sayang sekitar 127–138 cm dan berat tubuh sekitar 1.2 to 1.9 kg. Bersifat polimorfik, memiliki beberapa bentuk (morph) bulu sebagai berikut:[1]

  • Bentuk normal/terang: berwarna coklat di sebelah atas, putih di sisi bawah tubuh dan ekor yang coklat kemerahan, dengan garis-garis hitam melintang pada sayap dan ekor yang tampak jelas ketika terbang. Terdapat coret-coret membujur berwarna hitam di leher dan bercak-bercak kecoklatan di dada.
  • Bentuk gelap: seluruh tubuh cokelat kehitaman, dengan garis ekor terminal lebih gelap. Saat terbang garis sayap terlihat kontras dengan bulu terbang yang lebih pucat dan berpalang.

Ras-ras tertentu memiliki jambul panjang yang tersusun dari empat helai bulu di belakang kepalanya, sedangkan ras yang lainnya sama sekali atau nyaris tidak berjambul. Betina serupa dengan yang jantan, hanya bertubuh agak besar; burung yang muda dengan kepala yang berwarna lebih pucat dan pola warna yang lebih samar.

Sayap yang panjang, terbentang mendatar tatkala terbang, dengan ujung (susunan bulu primer) yang tampak membulat, dikombinasikan dengan ekor yang panjang dan pola warna di atas, membedakannya dengan jenis elang lainnya.

Terdapat pula bentuk yang gelap (hitam) dan yang lebih terang daripada bentuk normal. Bentuk yang gelap berwarna coklat gelap seluruhnya, dengan garis hitam pada ujung ekor yang cukup kontras dengan bagian lain dari ekor. Bentuk gelap ini ketika terbang hampir serupa dengan elang hitam (Ictinaetus malayensis), dengan sedikit perbedaan pada bentuk sayap.

Elang ini memiliki bunyi-bunyi khas:[2]

  • Keras nyaring, berkepanjangan

yiiip-yip-yip-yip-yip …yiip-yip-yip-yip

  • Bernada meninggi

kwip-kwip-kwip-kwii

  • ..atau teriakan menembus

klii-liiiuw

Ekologi dan kebiasaan

[sunting | sunting sumber]

Elang brontok hanya berpasangan di musim berkembangbiak. Setelah musim berkembangbiak berakhir, elang brontok ditemukan menjelajah sendirian.[butuh rujukan] Daerah jelajah elang brontok meliputi daerah dengan hutan-hutan terbuka.[3] Elang brontok juga ditemukan menjelajah di sabana dan padang rumput. Burung ini menyukai berburu di tempat terbuka dan menyerang mangsanya yang berupa reptil, burung atau mamalia kecil dari tempatnya bertengger di pohon kering atau dari udara. Tidak jarang burung ini merampok kawanan ayam di pedesaan.[butuh rujukan]

Elang Brontok memangsa ayam penduduk di Tanjung Jabung Timur, Jambi

Di Indonesia, burung ini didapati di Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

Sarangnya berukuran besar, dibuat dari ranting-ranting pohon dan dedaunan di pohon yang tinggi. Telur satu butir (jarang dua) berwarna putih dengan bintik kemerah-merahan. Di Jawa, elang brontok bersarang antara bulan April sampai sekitar Agustus atau Oktober.

Anak jenis

[sunting | sunting sumber]
Menurut John Gould, Birds of Asia

Anak-anak jenis elang brontok terbagi ke dalam dua kelompok, yakni kelompok yang memiliki jambul dengan yang tak ada (atau yang tak begitu tampak) jambulnya. Dikenal pula bentuk gelap (hitam) di sebagian wilayah sebarannya.[4]

Elang brontok di Kebun Binatang Osaka, Jepang

Kelompok berjambul

  • Spizaetus cirrhatus cirrhatus
Menyebar di India mulai dari lembah Sungai Gangga ke selatan.
Berjambul; tanpa bentuk gelap.
  • Spizaetus cirrhatus ceylanensis
Menyebar di Sri Lanka.
Lebih kecil dari ras India di atas, berjambul. Tampaknya juga tak memiliki bentuk gelap.

Kelompok tak berjambul

  • Spizaetus cirrhatus floris
Menyebar di Sumbawa dan Flores.
Sisi bawah tubuh kurang berpola, yang nyaris putih polos. Tak memiliki bentuk gelap.
  • Spizaetus cirrhatus limnaeetus
Nepal, India timur laut, terus melalui Burma dan Semenanjung Malaya sampai ke Garis Wallace hingga Filipina.
Hampir serupa dengan ras India, namun tanpa jambul panjang. Bentuk gelap berwarna coklat, dengan pangkal ekor yang tampak lebih terang daripada ujungnya.
  • Spizaetus cirrhatus andamanensis
Kepulauan Andaman
Serupa dengan S. c. limnaeetus. Agaknya tak memiliki bentuk gelap.
  • Spizaetus cirrhatus vanheurni
Pulau Simeulue.
Serupa dengan S. c. limnaeetus. Agaknya juga tak memiliki bentuk gelap.

Status konservasi

[sunting | sunting sumber]

Elang brontok dilindungi oleh undang-undang RI.[5] Sedangkan menurut IUCN, burung ini berstatus LC (least concern, berisiko rendah).[6]

Kerabat dan catatan lain

[sunting | sunting sumber]

Elang brontok masih berkerabat dekat dengan elang Jawa (Spizaetus bartelsi), elang gunung (Spizaetus alboniger) dan elang Wallace (Spizaetus nanus).

Konon, elang brontok juga menginspirasi pemberian nama virus komputer Brontok dan Rontokbro [7]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Eaton, James A. (Conservationist),; Brickle, Nicholas,; Rheindt, Frank E.,; Allen, Richard,; Arlott, Norman,; Burn, Hilary,; Byers, Clive,; Cox, John,; Elliott, Martin,. Birds of the Indonesian Archipelago : greater Sundas and Wallacea (edisi ke-First edition: November 2016). Barcelona, Spain. ISBN 9788494189265. OCLC 965193483. 
  2. ^ MacKinnon, J. 1993. Panduan lapangan pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali. Gadjah Mada University Press. Jogyakarta. ISBN 979-420-150-2. Hal. 103-104.
  3. ^ Budiman, M. Asyief Khasan (2017). Burung-Burung di Kawasan Konservasi Pulai Gading JOB Pertamina - Talisman Jambi Merang Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan. Jakarta Selatan: PT Indocarbon Nusantara. hlm. 12. ISBN 978-602-50308-0-2. 
  4. ^ Gamauf, Anita; Gjershaug, Jan-Ove; Røv, Nils; Kvaløy, Kirsti & Haring, Elisabeth (2005): Species or subspecies? The dilemma of taxonomic ranking of some South-East Asian hawk-eagles (genus Spizaetus). Bird Conservation International 15(1): 99–117.
  5. ^ Noerdjito, M. dan I. Maryanto. 2001. Jenis-jenis Hayati yang Dilindungi Perundang-undangan Indonesia. Cet-2. Puslit Biologi LIPI. Bogor. ISBN 979-579-043-9. Hal. 47.
  6. ^ BirdLife International. 2004. Spizaetus cirrhatus. In: IUCN 2007. 2007 IUCN Red List of Threatened Species.. Diakses 25/12/2007.
  7. ^ Rontokbro menyerbu Indonesia[pranala nonaktif permanen], artikel pada Vaksin.com.

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]
  • Grimmett, Richard; Inskipp, Carol, Inskipp, Tim & Byers, Clive (1999): Birds of India, Pakistan, Nepal, Bangladesh, Bhutan, Sri Lanka, and the Maldives. Princeton University Press, Princeton, N.J.. ISBN 0-691-04910-6

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]