Lompat ke isi

Moderasi konten

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Moderasi konten adalah proses memantau, meninjau, dan mengelola konten yang diunggah atau dibagikan oleh pengguna di platform digital. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa konten tersebut mematuhi pedoman komunitas dan peraturan hukum yang berlaku. Moderasi konten bertujuan untuk menjaga lingkungan digital yang aman dan sehat dengan menghapus atau menandai konten yang melanggar kebijakan seperti konten yang mengandung kekerasan, kebencian, pornografi, atau informasi yang menyesatkan.[1]

Moderasi konten merupakan proses penyaringan, pengawasan, dan pengendalian materi yang diunggah atau dibagikan di platform digital untuk memastikan kepatuhan terhadap pedoman komunitas, hukum, dan standar etika yang berlaku. Moderasi ini dapat dilakukan secara manual oleh manusia atau dengan bantuan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI). Menurut Gillespie (2018) dalam bukunya "Custodians of the Internet", moderasi konten berperan sebagai penjaga ekosistem online yang bertanggung jawab untuk menyeimbangkan kebebasan berekspresi dengan perlindungan terhadap pengguna dari risiko konten berbahaya.[2] [3] Moderasi konten mencakup serangkaian tindakan dan alat yang digunakan oleh platform media sosial untuk menangani konten ilegal dan menegakkan standar komunitas mereka terhadap konten buatan pengguna. Ini biasanya melibatkan penandaan oleh pengguna, pelapor tepercaya, atau filter, serta tindakan seperti penghapusan, pelabelan, penurunan peringkat, demonetisasi konten, atau penonaktifan fitur tertentu. [4]

Tantangan Moderasi Konten

Volume Konten yang Besar

Setiap hari, jutaan konten diunggah ke platform digital, yang membuat moderasi menjadi tugas yang sangat kompleks. Meta (Facebook) menyatakan bahwa mereka menangani lebih dari 3 juta laporan konten berbahaya per hari, yang memerlukan kombinasi teknologi AI dan tim moderasi manusia.

Ambiguitas Konten

Konten yang ambigu atau bersifat kontekstual sulit diklasifikasikan sebagai "berbahaya" atau "aman". Hal ini sering terjadi pada isu-isu politik atau budaya di mana interpretasi bisa berbeda di setiap wilayah.

Dampak Psikologis pada Moderator

Moderator manusia sering kali dihadapkan pada konten mengerikan seperti kekerasan, pornografi anak, atau ujaran kebencian, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mereka. Sebuah studi dari Oxford Internet Institute menunjukkan bahwa paparan konten ekstrem dapat menyebabkan trauma psikologis.

Rujukan

  1. ^ "What is Content Moderation? Find Out the Risks and Benefits". WebPurify™ Content Moderation Services (dalam bahasa Inggris). 2024-11-26. Diakses tanggal 2024-12-17. 
  2. ^ "Gillespie, T. (2018). Custodians of the Internet Platforms, Content Moderation, and the Hidden Decisions That Shape Social Media. London Yale University Press. - References - Scientific Research Publishing". www.scirp.org. Diakses tanggal 2024-12-17. 
  3. ^ "(PDF) Custodians of the internet: Platforms, content moderation, and the hidden decisions that shape social media". ResearchGate (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-17. 
  4. ^ https://www.article19.org/wp-content/uploads/2022/10/SM4P_Indonesia-country-report.pdf