Mononykus
Mononykus | |
---|---|
Reconstructed skeleton | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Superordo: | |
Ordo: | |
Subordo: | |
Famili: | |
Genus: | Mononykus Perle et al., 1993
|
Species | |
| |
Sinonim | |
Mononychus Perle et al., 1993 (non Schueppel, 1824: preoccupied) |
Mononykus
Mononykus adalah pemburu gesit yang berlari diatas kakinya yang panjang, kuat, memangsa kadal, serangga dan mamalia kecil yang akan di tangkap dengan paruhnya.
Wujud Mononykus adalah percampuran antara seekor dinosaurus dan seekor burung. Ia juga memiliki dua ‘tangan’ pendek yang membingungkan para ahli, karena tidak dapat menyimpulkan kegunaan dari kedua ‘tangan’ tersebut. Para ahli saat ini berpendapat bahwa Mononykus telah berevolusi dari seekor burung yang dapat terbang, namun beradaptasi pada kehidupannya dimana kaki mirip burung unta untuk berlari mengejar mangsanya lebih banyak digunakan dibandingkan dengan sayapnya. Seiring dengan berjalannya waktu sayapnya telah berubah menjadi ‘tangan’ yang tajam.
Info Dino
Panjang : Sekitar 1 meter dari ujung paruhnya hingga ujung ekornya
Makanan : Mungkin serangga, kadal dan mamalia kecil, dan mungkin sedikit tumbuhan tertentu
mononykus
Empat contoh tidak lengkap dari kerangka Mononykus telah ditemukan, di daerah Bugin Tsav di Gurun Gobi di selatan Mongolia. Tulang belulangnya terkubur dalam pasir, mengindikasikan bahwa mereka mati karena badai pasir atau bukit pasir yang runtuh.
Fakta Lain
Pada saat ini para ahli menempatkan Mononykus pada keluarga generasi pertama dari burung yang dapat terbang yang disebut Alvarezsauridae, yang terdiri dari contoh lain yang mirip dari akhir zaman Cretaceous di Argentina. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa Mononykus hidup dalam liang, namun walaupun ‘tangan’nya nampaknya cukup cocok untuk menggali, kakinya yang panjang tidak cocok untuk menggali terowongan. Contoh Mononykus pertama ditemukan di tahun 1923 oleh ekpedisi yang dipimpin oleh pemburu fosil dari Amerika Roy Chapman Andrews. Namun tulang tersebut dibiarkan tidak bernama dan tidak di pelajari di Museum Sejarah Alam Amerika di New York hingga tahun 1993, pada saat anggota dari ekspedisi Amerika yang lain menemukan lagi tiga contoh lainnya.