Lompat ke isi

Kota Madiun

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kota Madiun
Daerah tingkat II
Lambang Kota Madiun
Motto: 
Madiun BANGKIT :Bersih, Aman, Nyaman, Gagah, Kuat, Indah, Tentram
Peta
Peta
Kota Madiun di Jawa
Kota Madiun
Kota Madiun
Peta
Kota Madiun di Indonesia
Kota Madiun
Kota Madiun
Kota Madiun (Indonesia)
Koordinat: 7°37′48″S 111°31′23″E / 7.63°S 111.5231°E / -7.63; 111.5231
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
Tanggal berdiri20 Juni 1918
Dasar hukumStaatsblad no. 326
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 3
  • Kelurahan: -
Pemerintahan
 • BupatiH. Bambang Irianto, SH.MM
Luas
 • Total30 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 • Total169,000 (2.003)
 • Kepadatan5,633/km2 (14,590/sq mi)
Demografi
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3577 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0351
Kode Kemendagri35.77 Edit nilai pada Wikidata
DAURp. -
Situs webwww.madiunkota.go.id


Kota Madiun, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 169 km sebelah Barat Kota Surabaya, atau 114 km sebelah Timur Kota Surakarta. Di Kota ini terdapat pusat industri kereta api (INKA). Madiun dikenal memiliki Lapangan Terbang Iswahyudi, yakni salah satu pangkalan utama AURI, meski sebenarnya terletak di Kabupaten Magetan. Madiun memiliki julukan Kota Gadis, Kota Brem, Kota Sepur, Kota Pecel, Kota Budaya, dan lainnya

Geografi

Secara geografis Kota Madiun terletak pada 111° BT - 112° BT dan 7° LS - 8° LS dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Madiun di sebelah utara, sebelah selatan dengan Kecamatan Geger, sebelah timur dengan Kecamatan Wungu, dan sebelah barat dengan Kabupaten Magetan. Wilayah Kota Madiun mempunyai luas 54,17 Km² terbagi menjadi 4 (empat) kecamatan yaitu Kecamatan Manguharjo, Kecamatan Taman, Kecamatan Kartoharjo, dan Kecamatan Jiwan. Dengan luas masing-masing Kecamatan Manguharjo 11,04 Km², Kecamatan Taman 12,46 Km², Kecamatan Kartoharjo 10,73 Km², dan Kecamatan Jiwan 19,94 Km². Masing-masing kecamatan tersebut terdiri atas 9 kelurahan kecuali Kecamatan Jiwan yang terdiri atas 14 kelurahan sehingga semuanya terdapat 41 kelurahan di Kota Madiun.

Kota Madiun terletak pada daratan dengan ketinggian 63 meter hingga 67 meter dari permukaan air laut. Daratan dengan ketinggian 63 meter dari permukaan air laut terletak di tengah, sedangkan daratan dengan ketinggian 67 meter dari permukaan air laut terletak di sebelah di selatan. Rentang temperatur udara antara 20 °C hingga 35 °C. Rata-rata curah hujan Kota Madiun turun dari 210 mm pada tahun 2006 menjadi 162 mm pada tahun 2007. Rata-rata curah hujan tinggi terjadi pada bulan-bulan di awal tahun dan akhir tahun, sedangkan rata-rata curah hujan rendah terjadi pada pertengahan tahun.

Madiun berada pada ketinggian 63 m dpl. Kota Madiun hampir berbatasan sepenuhnya dengan Kabupaten Madiun, serta dengan Kabupaten Magetan di sebelah Barat Daya. Kali Bengawan Madiun mengalir di kota ini, merupakan salah satu anak sungai terbesar Bengawan Solo.

Ekonomi

Pendapatan Domestik Regional Bruto 2007 tercatat sebesar Rp 995 milyar. Dengan jumlah penduduk mencapai 673 ribu jiwa, pendapatan per kapita rata-rata mencapai Rp 15,7 juta per tahun atau sekitar Rp 1,5 juta per bulan.

Kekuatan anggaran pemerintah kota madiun (APBD) pada 2007 mencapai Rp.854 milyar, di mana Rp 87 milyar untuk belanja publik. Kalau dibandingkan dengan jumlah penduduk, APBD per kapita mencapai Rp 501 ribu per tahun.

Posisinya yang cukup strategis menjadikan Madiun berada di jalur utama Surabaya-Yogyakarta. Kota ini juga menjadi persimpangan jalur menuju Ponorogo dan Pacitan ke arah selatan. Akan direncanakan oleh pemerintah Jawa Timur untuk membangun jalan tol besar dari Saradan,Kabupaten Madiun lurus ke barat daya sampai kota Madiun kemudian di teruskan dari Maospati,Magetan lurus ke Barat Laut sampai Mantingan,Ngawi untuk membangun Kota Madiun sebagai Kota Metropolitan membantu Kota Surabaya yang telah banyak pendatang. Oleh karena itu, Kota Madiun ditetapkan sebagai wilayah hinterland atau pusat ekonomi untuk daerah sekitarnya dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (Perda No 6/2007).

Selama periode 2003-2007, sektor-sektor primer mengalami penaikan dari 2,61% menjadi 3,18%. Sektor sekunder (industri) juga mengalami penaikan dari 40% menuju 59%. Sektor tersier meningkat dari 57,32% menjadi 58,45%, yang semakin menegaskan arah pertumbuhan Kota Madiun sebagai pusat perdagangan untuk daerah jawa timur.

Sebagai pusat perekonomian Jatim sebelah barat, angkutan antarkota dilayani oleh Bus dan kereta api. Angkutan bus dilayani di Terminal Purboyo dan Terminal Te'an . Madiun dilintasi jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa. Stasiun Madiun merupakan yang terbesar di kawasan Jawa Timur ke Tiga Setelah stasiun Surabaya Kota dan Malang Kota Lama sekaligus stasiun tertua ketiga juga, dan di terdapat pusat industri kereta api Indonesia (PT INKA).

Persentase penduduk miskin di Kota Madiun jauh lebih rendah dibandingkan dengan persentase penduduk miskin di Jawa Timur. Sejak terjadi penurunan persentase penduduk miskin pada tahun 2004 di Kota Madiun yaitu dari 7,9 menjadi 7,1 selanjutnya pada tahun-tahun berikutnya persentase penduduk miskin selalu mengalami penurunan seperti yang diharapkan oleh pemerintah. Tahun 2005 penduduk miskin Kota Madiun turun 2,74 persen dari tahun 2004 disaat penduduk miskin di Jawa Timur naik sebesar 3,44 persen. Kemudian turun secara sangat signifikan pada tahun 2006 menjadi 6,32 dan tahun 2007 menjadi 5,49 persen.

Pembagian Administratif

Kota Madiun terdiri atas 4 kecamatan, yaitu Kartoharjo, Manguharjo, Taman, dan Jiwan.

Sejarah

Madiun merupakan suatu wilayah yang dirintis oleh Ki Panembahan Ronggo Jumeno atau biasa disebut Ki Ageng Ronggo. Asal kata Madiun dapat diartikan dari kata "medi" (hantu) dan "ayun-ayun" (berayunan), maksudnya adalah bahwa ketika Ronggo Jumeno melakukan "Babat tanah Madiun" terjadi banyak hantu yang berkeliaran. Penjelasan kedua karena nama keris yang dimiliki oleh Ronggo Jumeno bernama keris Tundhung Medhiun. Pada mulanya bukan dinamakan Madiun, tetapi Wonosari.

Sejak awal Madiun merupakan sebuah wilayah di bawah kekuasaan Kesultanan Mataram. Dalam perjalanan sejarah Mataram, Madiun memang sangat strategis mengingat wilayahnya terletak di tengah-tengah perbatasan dengan Kerajaan Kadiri (Daha). Oleh karena itu pada masa pemerintahan Mataram banyak pemberontak-pemberontak kerajaan Mataram yang membangun basis kekuatan di Madiun. Seperti munculnya tokoh Retno Dumilah.

Beberapa peninggalan keadipatian Madiun salah satunya dapat dilihat di Kelurahan Kuncen, dimana terdapat makam Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno, Patih Wonosari selain makam para Bupati Madiun, Masjid Tertua di Madiun yaitu Masjid Nur Hidayatullah, artefak-artefak disekeliling masjid, serta sendang (tempat pemandian) keramat.

Sejak masa Hindia-Belanda, Madiun adalah suatu gemeente yang berpemerintahan sendiri (swapraja) karena komunitas Belanda yang bekerja di berbagai perkebunan dan industri tidak ingin diperintah oleh Bupati (yang adalah orang Jawa). Sebagai suatu kota swapraja, Madiun didirikan 20 Juni 1918, dengan dipimpin pertama kali oleh asisten residen Madiun. Baru sejak 1927 dipimpin oleh seorang walikota. Berikut adalah walikota Madiun sejak 1927:

  1. Mr. K. A. Schotman
  2. J.H. Boerstra
  3. Mr. L. van Dijk
  4. Mr. Ali Sastro Amidjojo
  5. Dr. Mr. R. M. Soebroto
  6. Mr. R. Soesanto Tirtoprodjo
  7. Soedibjo
  8. R. Poerbo Sisworo
  9. Soepardi
  10. R. Mochamad
  11. R. M. Soediono
  12. R. Singgih
  13. R. Moentoro
  14. R. Moestadjab
  15. R. Roeslan Wongsokoesoemo
  16. R. Soepardi
  17. Soemadi
  18. Joebagjo
  19. R. Roekito, B.A. (Pjs. Walikota)
  20. Drs. Imam Soenardji ( 1968 - 1974 )
  21. Achmad Dawaki, B.A. ( 1974 - 1979 )
  22. Drs. Marsoedi ( 1979 - 1989 )
  23. Drs. Masdra M. Jasin ( 1989 - 1994 )
  24. Drs. Bambang Pamoedjo ( 1994 - 1999 )
  25. Drs. H. Achmad Ali ( 1999 - 2004 )
  26. Kokok Raya, S.H., M.Hum. ( 2004 - 2009 )
  27. H. Bambang Irianto, SH.MM ( 2009- sekarang )

Kota Madiun dahulu merupakan pusat dari Karesidenan Madiun, yang meliputi wilayah Magetan, Ngawi, Ponorogo, dan Pacitan. Meski berada di wilayah Jawa Timur, secara budaya Madiun lebih dekat ke budaya Jawa Tengahan (Mataraman atau Solo-Yogya), karena Madiun lama berada di bawah kekuasaan Kesultanan Mataram.

Pada tahun 1948, terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh PKI di Madiun, yang dipimpin oleh Musso di dungus,Wungu,Kab Madiun yang sekarang di kenal dengan nama Monumen Kresek

Sosial Budaya

Pada 2007, jumlah penduduk Kota Madiun mengalami pertumbuhan rata-rata sebanyak 1 persen. Jumlah penduduk berdasarkan usia cukup dinamis. Usia di bawah 15 tahun, jumlah penduduk laki-laki lebih tinggi dari jumlah perempuan, tetapi untuk usia antara 15 sampai 19 lebih banyak perempuan. Demikian juga untuk usia 50 tahun ke atas, jumlah perempuan jauh lebih besar dari pada jumlah laki-laki.

Dalam periode 2003-2007, rata-rata lama sekolah di Madiun mencapai 9,5 sampai 10,32 tahun atau sampai kelas 10 (setingkat SLTP). Masih jauh dari kebutuhan SDM untuk mendukung pertumbuhan sebuah kota yang berbasis sektor jasa dan perdagangan. Namun demikian, angka tersebut jauh di atas rata-rata Propinsi Jawa Timur yang mencapai 6,5 sampai 7,06 tahun.

Madiun terkenal dengan produk unggulannya makanan brem. Salah satu makanan khas Madiun adalah Pecel Madiun, serta sambal pecel madiun. Kota Madiun juga merupakan pelestari budaya tradisional, yaitu pencak silat. Dimana merupakan salah satu kekayaan seni beladiri di Indonesia. Bentuk-bentuk pelestarian itu seperti masih adanya berbagai organisasi pencak silat yang asli Madiun seperti Setia Hati yang merupakan salah satu perguruan pencak silat tertua di Indonesia yang turut membentuk alur aliran pencak silat di Indonesia, Setia Hati Terate yang dapat dikatakan sebagai organisasi pencak silat terbesar di Indonesia yang turut membidani lahirnya IPSI ( termasuk 10 perguruan historis IPSI bersama Setia Hati Organisasi - Semarang ), Setia Hati Tattuhu Tekad, Setia Hati Tunas Muda Winongo, OCC Pangastuti, Ki Ageng Pandan Alas dan IKSPI Kera Sakti.

Lihat pula

  • Peristiwa MadiunSETIA HATI merupakan salah satu perguruan pencak silat tertua di Indonesia karena berdiri sejak tahun 1903 di Tambak Gringsing Surabaya dengan nama Sedulur Tunggal Kecer (STK). Dengan kepindahan Ki Ageng Suro ke Madiun, maka perguruan ini mulai menjadi besar di Madiun. Dari SETIA HATI ini muncul Setia Hati Terate 1922, Setia Hati Organisasi 1936, Setia Hati Tattuhu Tekad dan paling muda Setia Hati Tunas Muda Winongo 1966.

Pranala luar