Jetis, Selopampang, Temanggung
Jetis | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Tengah |
Kabupaten | Temanggung |
Kecamatan | Selopampang |
Kode Kemendagri | 33.23.15.2003 |
Luas | - |
Jumlah penduduk | 2.093 (2008) |
Kepadatan | - |
Jetis adalah desa di kecamatan Selopampang bagian timur laut, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Indonesia.
Geografi
Jetis berada pada ketinggian 1.025 m dpl dan berjarak 4 km dari ibukota kecamatan Selopampang dan 17 km dari ibukota kabupaten. Jetis mencakup daerah seluas 151,68 ha untuk lahan bukan sawah, yang dipergunakan untuk bangunan/pekarangan, ladang/tegalan/huma, perkebunan negara/rakyat, dan lain-lain.
Pembagian administratif
Desa Jetis memiliki 5 dusun yang terdiri dari 5 rukun warga (RW) dan 11 rukun tetangga (RT).
Demografi
Desa yang memiliki 551 rumah tangga ini berpenduduk 2.093 jiwa, terdiri dari 1.060 jiwa laki-laki dan 1.033 jiwa perempuan.
Penduduk usia 10 tahun ke atas bermata pencaharian sebagai petani tanaman pangan dan perkebunan. Ada juga yang bekerja di sektor bangunan.
Sumber air minum berasal dari ledeng/PDAM, dan sumur.
Pendidikan
Dalam bidang pendidikan penduduk di atas 5 tahun yang tamat perguruan tinggi/universitas berjumlah 3 orang, akademi 7 orang, SLTA/sederajat 36 orang, SLTP/ sederajat 279 orang, SD/sederajat 1.374 orang, tidak tamat SD 13 orang, belum tamat SD 145 orang dan belum/tidak sekolah 132 orang. Untuk sarana pendidikan terdapat 1 unit TK dan 2 unit SD/MI.
Kesehatan
Di bidang kesehatan, desa Jetis memiliki 4 posyandu.
Ekonomi
Pertanian
Tanaman pangan yang dikembangkan di Jetis adalah jagung dan ketela pohon. Tanaman sayuran yang dikembangkan adalah cabai. Buah-buahan yang dikembangkan adalah pisang. Sedangkan tanaman perkebunan yang dikembangkan berupa tembakau, kopi, vanili, cengkeh, jahe, dan kelapa.
Peternakan
Ternak yang dikembangkan di desa Jetis berupa sapi, kambing/domba, dan ayam buras.
Budaya
Setiap hari Jum'at Pahing di bulan Ruwah dalam kalender Jawa diselenggarakan tradisi sadranan sebagai ungkapan rasa syukur penduduk desa atas limpahan karunia dari Tuhan YME dan memperingati Nyi Nondo yang diyakini sebagai leluhur perintis desa. Upacara dibuka dengan doa bersama, lalu bekal makanan yang dibawa dari rumah dinikmati. Seusai acara, potongan nasi bucu yang dibawa penduduk dikumpulkan oleh beberapa petugas, lalu dibagi-bagikan kepada para undangan sebagai nasi berkat untuk dibawa pulang.
Tempat wisata
- Lokawisata Walitis