Ahmad Bustomi
Informasi pribadi | |||
---|---|---|---|
Nama lengkap | Ahmad Bustomi | ||
Tanggal lahir | 13 Juli 1985 | ||
Tempat lahir | Jombang, Indonesia | ||
Tinggi | 167 m (547 ft 11 in) | ||
Posisi bermain | Midfielder | ||
Informasi klub | |||
Klub saat ini | Arema Indonesia | ||
Nomor | 19 | ||
Karier junior | |||
2002 2003 |
SSB Unibraw 82 Persema Malang U-18 Persema Malang U-18 | ||
Karier senior* | |||
Tahun | Tim | Tampil (Gol) | |
2004 2005-2008 2008-2009 2009-2010 2010- |
Persikoba Batu Persema Malang Arema Indonesia Arema Indonesia Arema Indonesia |
? (?) ? (?) 18 (0) 40 (1) 7 (0) | |
Tim nasional‡ | |||
2006-2007 2010- |
Indonesia U-23 Indonesia |
11 (0) ? (?) | |
* Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik dan akurat per 19 November 2010 ‡ Penampilan dan gol di tim nasional akurat per 30 Desember 2010 |
Ahmad Bustomi (lahir 13 Juni 1985) adalah seorang pemain sepak bola Indonesia. Saat ini dia bermain untuk Arema Indonesia di Liga Super Indonesia, sebelum di Arema ia bermain untuk Persema Malang dan Persikoba Batu yang juga salah satu tim dari daerah di Malang Raya. Saat memperkuat Persema, nama Tomi masuk dalam skuad Timnas U-23 Asian Games, SEA Games, dan Pra Olimpiade yang sempat berlatih ke Belanda dan Argentina. Dalam buku program “Garuda Merah Garuda Putih” Bustomi mengaku banyak belajar dari Danurwindo, mantan pelatihnya di Persema Malang.[1] Saat ia menjadi penggawa Tim nasional sepak bola indonesia di ajang Piala AFF 2010 asuhan Alfred Riedl. Dia biasa berposisi sebagai Midfielder. Tentang pemain idolanya, Tomi menyebut satu nama, Bima Sakti Tukiman. Kita tahu, Bima Sakti pernah jadi gelandang Timnas pada era Kurniawan Dwi Yulianto dkk. Dia terkenal memiliki tendangan kencang dan akurat. Tomi bersahabat dengan Bima kala keduanya bermain di Persema.
Kehidupan pribadi
Ahmad Bustomi dilahirkan dari pasangan Jumari dan Sarmiati pada 13 Juli 1985 di Jombang. Hanya saja, 40 hari setelah dilahirkan, Tomi diboyong oleh kedua orang tuanya ke Malang. Selanjutnya, Jumari beserta keluarganya mengadu nasib ke Jakarta. Bertahun-tahun mengadu nasib, Jumari akhirnya kembali ke kampung halamannya di daerah Karangploso, Malang. "Saat kembali dari Jakarta, Tomi masih duduk di kelas V SD. Kemudian menantu saya, Jumari, mendirikan bengkel untuk menopang ekonominya," kata Atikah (nenek Ahmad Bustomi) mengenang perjalanan cucunya itu.
Nah, saat berada di kota dingin itulah Bustomi menekuni permainan si kulit bundar tersebut.[2] Satu kenangan yang tak pernah dilupakan bagi kedua orang tuanya, Jumari dan Sumiati adalah saat menjual perhiasan untuk bisa membelikan sepatu baru bagi sang anak ketika akan masuk dalam seleksi Persema Malang. "Pada saat itu sepatu bolanya sobek dan tidak bisa dipakai. Mau beli tak punya uang. Terpaksa saya jual anting-anting seberat 1 gram dan laku 100 ribu. Uang itu untuk membeli sepatu bola," aku Sumiati.[3] Tomi merupakan pribadi yang dikenal santun, religius, dan bersahaja. Tidak heran ketika waktu beranjak Maghrib, dia mohon diri untuk menunaikan salat seraya kemudian berjanji (dan menepatinya!!) untuk bertemu kembali setelah makan malam. [4] Ia menikah dengan Fina Dian Sari teman semasa SMP yang kini bekerja sebagai asisten apoteker di RSSA (Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar) Malang.[5]
Karir
Klub
Cimot atau Tomi nama panggilan sehari-hari Bustomi, mulai mengenal sepakbola waktu ia masih duduk di bangku SD. Ia pun mendaftar di SSB Unibraw 82, sebuah SSB yang dibawah naungan Universitas Brawijaya. Di suatu turnamen pemandu bakat melihat potensi besar pada Tomi remaja akhirnya ia terjaring dalam seleksi, dan masuk dalam tim Persema Jr U-18. Dua musim pun ia jalani bersama Persema Jr di Kompetisi Liga Remaja Piala Soeratin U-18, di Persema U-18 ia dipercaya sebagai Kapten kesebelesan. Tahun 2004 awal mula ia mengawali sebagai pemain profesional, setelah ia menjadi bagian dari tim Persikoba Batu. 2005 ia memperkuat tim Persema Malang bersama Pitono dan Abdi Gusti pemain seangkatan di Persema U-18 yang saat itu diarsiteki oleh Danurwindo. Musim 2008 ia menyebrang ke tim se-kota Arema Malang, dan di musim kompetisi 2009-2010 membawa Arema Indonesia menjadi juara Liga Super Indonesia dan runner up Piala Indonesia.
Timnas
Tomi masuk dalam skuad Timnas U-23 Asian Games, SEA Games, dan Pra Olimpiade yang sempat berlatih ke Belanda dan Argentina. Di Belanda diasuh oleh Foppe de Haan dan Bambang Nurdiansyah serta Ivan Kolev di Argentina.[6] Di Timnas U-23 ia jalani pada tahun 2006 hingga 2007. Debutnya bersama Tim nasional sepak bola Indonesia ketika timnas Indonesia berhadapan dengan Uruguay 8 Oktober 2010 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.
Referensi
- ^ http://www.ongisnade.co.id/2010/08/11/player-review-ahmad-bustomi/
- ^ http://www.beritajatim.com/detailnews.php/5/Olahraga/2010-12-21/87531/Nenek_Bustomi_Ibarat_Pemain_ke-12_Timnas
- ^ http://www.detiksport.com/sepakbola/read/2010/12/22/161038/1530897/76/bustomi-yang-sempat-putus-asa?b99110370
- ^ http://olahraga.kompasiana.com/bola/2010/12/22/belajar-dari-ahmad-bustomi/
- ^ http://www.sumutcyber.com/?open=view&newsid=15204&catid=7
- ^ http://akuabi.multiply.com/journal/item/109/25_Pemain_Timnas_U-23_Bersiap_Ke_Argentina